Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia mewaspadai Kejadian Luar Biasa (KLB) Flu Burung Clade Baru 2.3.4.4b, meski saat ini risiko infeksi pada manusia masih rendah. Lantas, gejala apa yang perlu dicurigai Flu Burung? Sebab, gejalanya mirip dengan influenza.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Siti Nadia Tarmizi mengakui gejala Flu Burung Clade Baru 2.3.4.4b memang mirip influenza. Namun, ada perbedaan dalam riwayat kontak.
Baca Juga
Perbedaannya adalah pasien yang dicurigai atau positif Flu Burung mempunyai riwayat kontak dengan unggas dan orang sakit yang telah terkontak dengan virus H5N1.
Advertisement
"Gejala umum mirip gejala influenza seperti demam, batuk, nyeri tenggorokan, pilek, sesak napas, dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko, misalnya unggas sakit atau orang sakitnya," terang Nadia saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Sabtu, 25 Februari 2023.
Kewaspadaan Indonesia dilatarbelakangi mutasi virus H5N1 yang cepat dan konsisten pada mamalia, sehingga virus memiliki kecenderungan zoonosis dan berpotensi menyebar ke manusia.
Aturan di atas tertuang dalam Surat Edaran (SE) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b, yang ditetapkan pada 24 Februari 2023.
Jenis Virus Flu Burung yang Paling Umum
Sebagaimana informasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat (AS), United States Department of Agriculture (USDA) secara terbuka mengunggah urutan genetik dari beberapa virus flu burung H5N1 yang baru terdeteksi yang ditemukan pada unggas dan unggas liar di AS.
Virus tersebut berasal dari Clade 2.3.4.4b, yang merupakan virus flu burung H5N1 paling umum di seluruh dunia saat ini. Membandingkan informasi tentang virus yang lebih baru ini dengan virus flu burung H5N1 yang beredar sebelumnya, membantu menginformasikan penilaian risiko kesehatan manusia.
CDC telah membandingkan sifat virus flu burung H5N1 saat ini dengan virus flu burung H5N1 sebelumnya dan telah menemukan bahwa virus flu burung H5N1 saat ini yang terdeteksi di AS selama akhir 2021 dan 2022 berbeda dari virus flu burung H5N1 sebelumnya.
Sejauh ini, virus flu burung H5N1 saat ini mengalami mutasi yang dikaitkan dengan virus yang menyebar dengan mudah di antara unggas, lebih mudah menginfeksi manusia, dan menyebabkan penyakit parah pada manusia.
Sejak Desember 2021, kurang dari 10 kasus H5N1 pada manusia telah dilaporkan secara global. Penyakit pada manusia dari semua infeksi virus flu burung berkisar pada tingkat keparahan dari tanpa gejala atau penyakit ringan sampai penyakit berat yang mengakibatkan kematian.
Jumlah total kasus untuk semua infeksi manusia dengan virus H5N1 yang dilaporkan sejak 1997 tersedia. Kasus-kasus ini tidak mengubah penilaian risiko manusia kepada masyarakat umum, yang menurut CDC rendah.
Advertisement
Infeksi Virus H5N1 pada Manusia
Virus Avian Influenza Tipe A (virus Flu Burung) biasanya tidak menginfeksi manusia, tetapi beberapa kasus infeksi manusia termasuk yang jarang terjadi. Penyakit pada manusia akibat infeksi virus Flu Burung berkisar pada tingkat keparahan dari tanpa gejala atau penyakit ringan.
Misalnya, infeksi mata, gejala saluran pernapasan atas hingga penyakit berat, yakni pneumonia yang mengakibatkan kematian. Infeksi manusia dengan virus Flu Burung paling sering terjadi setelah kontak yang dekat atau lama tanpa perlindungan, yaitu tidak mengenakan sarung tangan atau pelindung pernapasan atau pelindung mata dengan unggas yang terinfeksi atau tempat yang disentuh unggas sakit atau air liur, lendir, dan kotorannya.
Infeksi manusia dengan virus Flu Burung dapat terjadi ketika virus masuk ke mata, hidung atau mulut seseorang, atau terhirup, dikutip dari laman CDC berjudul, Current U.S. Bird Flu Situation in Humans.
Ini dapat terjadi ketika virus ada di udara -- dalam tetesan atau mungkin debu -- dan seseorang menghirupnya atau mungkin ketika seseorang menyentuh sesuatu yang mengandung virus dan kemudian menyentuh mulut, mata, atau hidungnya.
Penyebaran virus Flu Burung dari satu orang yang terinfeksi ke kontak dekat sangat jarang terjadi, dan bila sudah terjadi belum menyebabkan penyebaran terus menerus antar manusia. Enam subtipe hemagglutinin (HA) utama dari virus flu burung telah menginfeksi manusia hingga menyebabkan penyakit pernapasan akut (virus H3, H5, H6, H7, H9, dan H10).
Di antaranya, virus H5N1 dan H7N9 telah menyebabkan sebagian besar infeksi pada manusia.