Liputan6.com, Jakarta Kasus flu burung Clade 2.3.4.4b atau H5N1 pada manusia mengalami penambahan. Kali ini, kasusnya terdeteksi di China timur pada seorang wanita berusia 53 tahun.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan kasus terbaru itu datang dari wanita yang berada di provinsi Jiangsu, China Timur. Menurut laporan, pasien mengalami gejala sejak 31 Januari 2023 usai terpapar unggas.
Baca Juga
Tak lama tepatnya pada bulan Februari, pasien dinyatakan positif dan kondisinya untuk saat ini belum diketahui pasti, mengutip laman BNO News, Jumat (3/3/2023).
Advertisement
Varian flu burung H5N1 yang muncul pada akhir 2021 lalu menyebabkan munculnya kasus di beberapa negara, yang bahkan belum pernah melaporkan kasus flu burung sebelumnya. Sejak saat itu, lebih dari 200 juta burung telah dimusnahkan di sebagian besar Eropa dan Amerika Serikat.
Penyebaran global virus flu burung sendiri dianggap telah menimbulkan kekhawatiran soal kemungkinan varian baru di masa depan yang bisa menyebabkan penularan dari manusia ke manusia.
"Situasi global H5N1 mengkhawatirkan mengingat meluasnya penyebaran virus pada burung di seluruh dunia dan meningkatnya laporan kasus pada mamalia, termasuk pada manusia," ujar pejabat WHO, Dr Sylvie Briand.
"WHO mengambil risiko dari virus ini dengan serius dan mendesak kewaspadaan yang lebih tinggi dari semua negara," tambahnya.
Sebelum laporan China, Kamboja telah melaporkan adanya kematian pada seorang gadis berusia 11 tahun karena flu burung H5N1. Kasus itu bermula saat ayam dan bebek di rumahnya mati mendadak.
Pernyataan WHO Soal Flu Burung H5N1
Dalam kesempatan berbeda, WHO menyampaikan keprihatinan terkait kasus flu burung H5N1 yang mengalami peningkatan dan menyebabkan kematian.
“Situasi saat ini menyoroti risiko bahwa flu burung H5N1 dapat menjadi lebih mudah beradaptasi dengan mamalia dan menyebar ke manusia dan hewan lain,” tulis WHO dalam pernyataannya pada Senin, 13 Februari 2023.
Konsumsi Ayam Saat Wabah Flu Burung H5N1
Berdasarkan rekomendasi United States Department of Agriculture, flu burung tidak dapat menular karena memakan unggas seperti ayam, dan telurnya.
Hal tersebut dikarenakan ayam dan telur yang disiapkan dan dimasak dengan benar akan tetap aman untuk dikonsumsi. Selain pengolahannya yang harus tepat, memasak ayam yang tepat dapat memberikan perlindungan dari virus dan bakteri apapun, termasuk flu burung.
Selain itu, disarankan pula untuk memastikan agar ayam atau unggas lainnya yang terinfeksi tidak masuk dalam rantai makanan untuk menghindari wabah.
Advertisement
Rekomendasi Cara Mengolah Ayam dan Telur
Mengutip laman Times of India, ada praktik mengolah ayam dan telur di tengah wabah flu burung yang direkomendasikan. Langkah ini dianjurkan agar masyarakat bisa memasak dengan cara yang higienis sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran.
Salah satunya yang dianjurkan adalah menghindari konsumsi telur eceran yang dijual di sekitar tempat wabah flu burung terjadi. Pastikan kuning telurnya keras dan pastikan telurnya layak untuk dikonsumsi.
Selain itu, memasak daging, telur ayam, maupun bebek harus dilakukan pada suhu di atas 70 derajat celcius untuk membunuh virus flu burung H5N1. Pastikan daging atau telur dimasak dengan benar.
Pastikan pula tangan dicuci dengan menyeluruh dan bersih menggunakan air hangat atau mengalir setidaknya selama 20 detik setelah mengolah telur atau ayam.