Sukses

Meski Muncul Kasus Flu Burung H5N1, Enggak Perlu Berhenti Makan Ayam

Pertanyaan soal keamanan mengonsumsi ayam muncul setiap ditemukannya kasus flu burung baru H5N1

Liputan6.com, Jakarta - Flu burung H5N1 atau Clade 2.3.4.4b menjadi topik perbincangan usai ditemukannya kasus baru pada manusia di Kamboja dan China. Kemunculan kasus flu burung baru ini akhirnya membawa pertanyaan terkait konsumsi ayam dan unggas lainnya.

Pertanyaan soal keamanan mengonsumsi ayam memang umumnya muncul setiap ditemukannya kasus flu burung baru. Lantas, bagaimana pendapat dokter terkait konsumsi ayam di tengah munculnya kasus flu burung H5N1?

Makan Ayam Tetap Aman di Tengah Munculnya Flu Burung H5N1

Menurut Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan MSc SpP(K), masyarakat tak perlu panik karena flu burung baru. Apalagi sampai menghindari makan ayam dan produk unggas lainnya.

Erlina mengungkapkan bahwa konsumsi ayam dan produk unggas lainnya tetap diperbolehkan dan aman di tengah kemunculan flu burung Clade. Namun, pastikan semuanya sudah dimasak dengan baik hingga matang sepenuhnya sebelum dikonsumsi.

"Tetaplah mengonsumsi ayam, telur, dan produk unggas lainnya asalkan sudah dimasak dan matang. Jadi, jangan sampai mengatakan jangan konsumsi ayam dan lain-lain. Itu salah banget," kata Erlina dalam webinar Kewaspadaan Penyakit Flu Burung H5N1 bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDIP) belum lama ini.

"Jadi enggak perlu ya (berhenti makan ayam). Saya suka sekali ayam. Ayam bakar, ayam goreng, rendang ayam. Repot kalau harus enggak makan ayam," dia menambahkan.

Jangan Takut Makan Ayam Meski Muncul Flu Burung Clade 2.3.4.4b

Bahkan, Erlina menyarankan untuk silahkan mampir ke restoran manapun yang menjual ayam dan mengonsumsinya. Selagi dimasak dengan matang, makan ayam tetap sah-sah saja.  

"Jadi boleh saja, enggak perlu harus enggak makan. Silahkan makan ayam, mampir ke restoran macam-macam, yang penting produk tersebut dimasak dengan matang," kata Erlina.

2 dari 4 halaman

Kenapa Konsumsi Ayam Tetap Aman?

Lebih lanjut Erlina pun menjelaskan mengapa konsumsi ayam bisa tetap aman di situasi munculnya flu burung H5N1. Pasalnya, menurut Erlina, virus biasanya akan mati bila sudah terkena suhu panas saat proses pemasakan.

Sehingga, tidak masalah jika tetap dikonsumsi sebagaimana adanya.

"Virus ini akan mati pada suhu di atas 59 derajat celcius. Masaklah dengan matang. Enggak masalah semua produk ayam dan unggas," ujar Erlina.

Soroti Kasus Stunting

Belum lagi, Erlina menambahkan, Indonesia sedang berperang melawan stunting dan konsumsi protein hewani salah satunya dari ayam dan produk unggas lain menjadi sangat penting.

"Kita ini ada masalah dengan stunting. Justru pemerintah sedang menggalakkan untuk makan banyak protein termasuk protein yang berasal dari unggas seperti ayam dan lain-lain," kata Erlina.

"Jadi jangan sampai ada imbauan untuk tidak mengonsumsi ayam dan unggas. Silahkan tetap konsumsi. Kalau perlu diperbanyak, yang penting matang," dia menegaskan.

3 dari 4 halaman

Masyarakat Hanya Perlu Waspada, Bukan Panik

Erlina mengungkapkan bahwa meskipun muncul kasus flu burung H5N1 pada manusia, masyarakat sebaiknya tak perlu untuk panik. Hanya perlu tetap waspada.

"Pertama yang penting waspada, namun tidak panik. Kita sudah cukup lelah dengan COVID-19. Jangan kita panik lagi dengan ini ya (flu burung H5N1)," kata Erlina.

"Lalu, tentu saja. Kita cegah kontak langsung dengan unggas sakit dan mati. Kalau ternyata memang terpaksa berkontak, segera cuci tangan dengan sabun dan disinfektan."

Erlina menambahkan, jika Anda baru saja melakukan kontak langsung dengan unggas apapun, maka hindari untuk menyentuh wajah. Saat membersihkan kandang atau kontak dengan unggas pun, sebaiknya gunakan sarung tangan.

"Jangan sebelum mencuci tangan, menyentuh wajah atau kucek-kucek mata," ujar Erlina. Pakai sarung tangan jangan lupa. Ini termasuk pada saat mengolah unggas. Jadi, ibu-ibu yang mengolah unggas untuk dimakan, pakai sarung tangan ya," kata Erlina.

4 dari 4 halaman

Kelompok yang Dianggap Berisiko Tinggi

Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Eks Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama. Menurutnya, memang ada kelompok yang dianggap berisiko tinggi.

Kelompok itu tentunya orang-orang yang harus kontak langsung dengan unggas.

"Risiko lebih tinggi tentu yang kontak langsung dengan unggas itu. Sejauh ini memang berbagai jenis unggas. Utamanya ayam dan bebek," ujar Tjandra.

Namun tetap, pendapat Tjandra selaras dengan Erlina bahwa makan ayam di kondisi saat ini masih diperbolehkan dan aman-aman saja.

"Tentu saja makan ayam sepenuhnya aman-aman saja sekarang ini," pungkasnya.