Liputan6.com, Jakarta - Bagi Anda yang memelihara unggas di rumah atau punya peternakan, mendengar adanya temuan kasus flu burung H5N1 (Clade 2.3.4.4b) mungkin menimbulkan kekhawatiran, bahkan kepanikan tersendiri.
Pasalnya, Eks Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara, Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa dalam kondisi seperti saat ini, memang ada kelompok yang dianggap berisiko tinggi. Kelompok itu merupakan orang-orang yang harus kontak langsung dengan unggas.
Baca Juga
"Risiko lebih tinggi tentu yang kontak langsung dengan unggas itu. Sejauh ini memang berbagai jenis unggas. Utamanya ayam dan bebek," ujar Tjandra dalam webinar Kewaspadaan Penyakit Flu Burung H5N1 bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDIP) ditulis Minggu, (5/3/2023).
Advertisement
Lantas, apa yang bisa dilakukan dalam kondisi demikian?
Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K) mengungkapkan bahwa pada kelompok yang masuk kategori berisiko tinggi seperti harus kontak dengan unggas, penting untuk melakukan perlindungan dengan cara sederhana.
Seperti tetap menggunakan masker dan sarung tangan. Erlina menambahkan, penting pula untuk tidak lupa mencuci tangan terutama saat hendak menyentuh bagian wajah atau mata.
"Orang yang memang pekerjaannya harus kontak dengan unggas, pakai masker. Pakai sarung tangan, dan kemudian kalau tidak sengaja berkontak, cuci tangan pakai disinfektan dan jangan menyentuh wajah atau gosok mata sebelum tangannya di cuci," ujar Erlina.
"Itulah yang harus dilakukan, dan kalau orang-orang yang tidak harus kontak dengan unggas, jangan iseng-iseng saja kontak sama unggas," tambahnya.
Jangan Lupakan Masker dan Sarung Tangan
Serta, Erlina mengingatkan bahwa bagi siapapun yang memang memelihara ayam atau jenis unggas lainnya seperti bebek dan burung di halaman rumah, jangan lupa juga untuk tetap menggunakan masker.
"Masyarakat yang memang punya burung atau ayam di belakang rumah, kalau mau kasih makan, pakai masker. Pakai sarung tangan," kata Erlina.
Saat membersihkan kandang atau kontak dengan unggas pun, sebaiknya gunakan sarung tangan. Termasuk saat proses mengolah unggas.
"Pakai sarung tangan jangan lupa. Ini termasuk pada saat mengolah unggas. Jadi, ibu-ibu yang mengolah unggas untuk dimakan, pakai sarung tangan ya," ujar Erlina.
Advertisement
Unggas Tetap Boleh Dikonsumsi Asal Dimasak Matang
Lebih lanjut Erlina mengungkapkan bahwa konsumsi ayam dan produk unggas lainnya sendiri tetap diperbolehkan dan aman. Namun, pastikan semuanya sudah dimasak dengan baik hingga matang sepenuhnya sebelum dikonsumsi.
"Tetaplah mengonsumsi ayam, telur, dan produk unggas lainnya asalkan sudah dimasak dan matang. Jadi, jangan sampai mengatakan jangan konsumsi ayam dan lain-lain. Itu salah banget," kata Erlina.
"Jadi enggak perlu ya (berhenti makan ayam). Saya suka sekali ayam. Ayam bakar, ayam goreng, rendang ayam. Repot kalau harus enggak makan ayam," tambahnya.
Bahkan, Erlina menyarankan untuk silahkan mampir ke restoran manapun yang menjual ayam dan mengonsumsinya. Selagi dimasak dengan matang, makan ayam tetap sah-sah saja.
"Jadi boleh saja, enggak perlu harus enggak makan. Silahkan makan ayam, mampir ke restoran macam-macam, yang penting produk tersebut dimasak dengan matang," kata Erlina.
Jika Ada Unggas yang Mati Tiba-Tiba
Dalam kesempatan yang sama, Tjandra mengungkapkan bahwa masyarakat tidak perlu langsung panik jika menemukan ada unggas yang mati. Mengingat belum tentu kematian unggas di lingkungan sekitar itu disebabkan oleh flu burung H5N1.
"Kalau ada ayam yang mati di satu tempat, maka turunlah bersama-sama petugas kesehatan hewan dan petugas puskesmas. Belum tentu itu karena flu burung. Turunlah dulu bersama-sama (untuk mencari tahu)," ujar Tjandra.
Tjandra menambahkan, saat menemukan ada unggas yang mati tiba-tiba, maka hindari untuk menyentuhnya atau menguburnya. Sedangkan jika memang ada seseorang yang dicurigai mengalami flu burung, Tjandra menyarankan untuk mencari tahu itu bersama petugas puskesmas apakah memang ada keterkaitan penularan dari unggas.
"Kalau ada orang yang sakit dicurigai flu burung, mudah-mudahan jangan ada, maka turunlah petugas puskesmas dan kesehatan hewan untuk melihat apakah ada kemungkinan penularan dari unggas. Itu yang kita lakukan," pungkasnya.
Advertisement