Sukses

Campak Merebak di Papua Tengah, Kemenkes: Segera Imunisasi MR

Imunisasi Measles Rubella (MR) diminta dilakukan dengan adanya kasus campak di Papua Tengah.

Liputan6.com, Jakarta Menindaklanjuti kasus campak yang merebak di Provinsi Papua Tengah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) meminta untuk segera melakukan imunisasi Measles Rubella (MR). Upaya ini demi menekan penyebaran virus campak agar tak meluas.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menyampaikan, pelaksanaan imunisasi MR di Papua Tengah dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN).

Kedua, dapat dilakukan Outbreak Response Immunization (ORI). ORI merupakan salah satu upaya penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) suatu penyakit dengan pemberian imunisasi.

Strategi pemberian imunisasi pada ORI untuk mencapai kekebalan individu dan komunitas hingga sebersar 90-95 persen.

"Segera lakukan vaksinasi MR dengan melakukan Sub PIN ataupun Outbreak Response Immunization (ORI)," ujar Nadia dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Minggu, 5 Maret 2023.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan, data per 3 Maret 2023, total kasus campak yang dilaporkan sebanyak 397 orang tersebar di 7 kabupaten Papua Tengah.

Ketujuh kabupaten di Papua Tengah yang mengalami kenaikan kasus campak antara lain, Nabire, Paniai, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya, dan Deiyai.

2 dari 3 halaman

Imunisasi MR Jadi Cara Ampuh

Maxi Rein Rondonuwu mengingatkan, bahwa imunisasi Measles Rubella (MR) masih menjadi cara yang ampuh untuk mencegah dua penyakit sekaligus, yakni campak dan rubella.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu mendatangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan imunisasi MR.

Adapun kenaikan kasus campak di Provinsi Papua Tengah disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi MR untuk anak-anak di tahun 2022.

Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi MR 1 hanya 64,1 persen, kemudian turun menjadi 48,6 persen pada imunisasi MR 2.

“Temuan kami di lapangan, 87 persen Kasus yang telah dilaporkan belum pernah mendapatkan imunisasi MR. Ini terjadi di hampir semua kelompok umur, bahkan status imunisasinya sebagian besar nol (zero),” terang Dirjen Maxi.

Kondisi demikian menjadikan Provinsi Papua Tengah masuk dalam kategori berisiko untuk penularan campak rubella.

3 dari 3 halaman

Pemberian Vaksin MR pada Anak

Berkaitan pemberian vaksin Measles Rubella (MR), vaksin ini berguna untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus campak dan rubella (campak jerman). Kedua jenis penyakit ini mudah menular melalui percikan liur penderita dan bisa masuk ke saluran napas. 

Mengutip laman KlikDokter, baik campak maupun rubella dapat menyebabkan komplikasi serius seperti radang otak, kebutaan, gizi buruk, sampai kematian. Oleh karena itu, vaksin MR diwajibkan supaya anak terhindar dari penyakit tersebut.  

Vaksin MR bisa mulai diberikan ketika anak menginjak usia 9 bulan hingga kurang dari 15 bulan. Karena vaksin ini masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin, maka vaksin MR diberikan secara berkala.

Pemberian vaksin MR mulai dari 9 bulan, 18 bulan, serta ketika anak kelas 1 SD. Vaksin MR tergolong aman dan tidak memberikan efek samping yang berbahaya bagi anak-anak.

Sama dengan vaksin lainnya, efek samping vaksin MR tergolong ringan, misal ruam merah, bengkak, demam ringan atau nyeri di tempat suntikan setelah imunisasi. Efek samping ini termasuk reaksi yang normal dan biasanya akan hilang dalam kurun 2-3 hari.