Sukses

Separuh Populasi Global Diprediksi Alami Obesitas pada 2035, Jangan Diabaikan

Separuh populasi global diprediksi mengalami obesitas pada tahun 2035, menurut laporan terbaru.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 51 persen populasi global diperkirakan akan hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2035. Perkiraan ini berdasarkan tren kekinian yang berkembang, merujuk laporan terbaru World Obesity Atlas dari World Obesity Federation.

Laporan yang diterbitkan pada Hari Obesitas Sedunia di atas juga menunjukkan, apabila obesitas terus berkelanjutkan akan berdampak terhadap ekonomi sebesar US$4,32 triliun pada tahun 2035.

Besaran tersebut hampir 3 persen dari PDB global, terutama untuk pencegahan dan pengobatan. Angka ini setara dengan dampak finansial dari pandemi COVID-19 pada tahun 2020, dikutip dari laman World Obesity dalam artikel berjudul, Economic impact of overweight and obesity to surpass $4 trillion by 2035.

Setiap wilayah akan mengalami peningkatan dampak ekonomi pada tahun 2035. Beberapa negara seperti Amerika (Amerika Utara, Tengah, dan Selatan) menanggung biaya tertinggi sebagai bagian dari PDB (3,7 persen) dan kawasan Pasifik Barat dengan total biaya tertinggi (US$1,56 triliun).

Menilik dampak obesitas terhadap ekonomi, World Obesity Federation menyerukan rencana aksi obesitas nasional di seluruh dunia. Dalam hal ini, pentingnya mengembangkan rencana aksi nasional yang komprehensif untuk mencegah dan mengobati obesitas dan mendukung orang yang terkena penyakit tersebut.

Laporan World Obesity Atlas juga menyentil dampak perubahan iklim, pembatasan COVID-19, pandemi baru, dan polutan kimia terhadap kelebihan berat badan dan obesitas serta memperingatkan, bahwa tanpa tindakan yang ambisius dan terkoordinasi untuk mengatasi masalah sistemik, angka obesitas dapat meningkat lebih tinggi.

2 dari 4 halaman

Kenaikan Angka Obesitas Sangat Mengkhawatirkan

Louise Baur selaku President of the World Obesity Federation mengatakan, laporan World Obesity Atlas tahun 2023 menjadi peringatan yang jelas.

"Bahwa dengan gagalnya kita mengatasi obesitas hari ini, tentu berisiko menimbulkan dampak serius di masa depan. Sangat mengkhawatirkan melihat angka obesitas meningkat paling cepat di antara anak-anak dan remaja," jelas Baur.

"Pemerintah dan pembuat kebijakan di seluruh dunia perlu melakukan semua yang mereka bisa untuk menghindari biaya kesehatan, sosial, dan ekonomi yang dibebankan kepada generasi muda. Itu berarti melihat secara mendesak pada sistem dan faktor akar yang berkontribusi terhadap obesitas."

Upaya yang harus dilakukan juga adalah secara aktif melibatkan kaum muda.

"Jika kita bertindak bersama sekarang, maka kita memiliki kesempatan untuk membantu miliaran orang di masa depan," sambung Baur.

3 dari 4 halaman

Dampak Ekonomi dari Obesitas

Laporan World Obesity Atlas juga menunjukkan terdapat variasi yang mencolok dalam kesiapan pendapatan nasional dan wilayah geografis dalam penanganan obesitas.

Misalnya, peringkat kesiapan rata-rata untuk negara berpenghasilan rendah hanya 154/183 dibandingkan dengan 29/183 untuk negara berpenghasilan tinggi. Ada 10 negara paling siap dalam penanganan obesitas di Eropa, sedangkan 8 dari 10 negara paling tidak siap ada di kawasan Afrika.

Pada tahun 2035, dampak ekonomi dari kelebihan berat badan dan obesitas diperkirakan mencapai lebih dari $370 miliar per tahun di negara berpenghasilan rendah dan menengah saja.

Rachel Jackson-Leach selaku Director of Science di World Obesity Federation menekankan, jika kita tidak bertindak sekarang, kita akan melihat peningkatan yang signifikan dalam prevalensi obesitas selama dekade berikutnya.

"Peningkatan terbesar akan terlihat pada negara berpenghasilan rendah dan negara berpenghasilan menengah, yang mana sumber daya yang langka dan kurangnya kesiapan yang akan berdampak negatif paling besar bagi orang yang hidup dengan obesitas," katanya.

4 dari 4 halaman

Seruan Rencana Aksi Nasional

Seruan mendesak untuk rencana aksi nasional pun tinggi. Apalagi membahas pentingnya rencana aksi nasional dan Cakupan Kesehatan Universal (Universal Health Coverage) untuk membantu negara-negara menerapkan Rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru untuk Pencegahan dan Pengelolaan Obesitas yang diadopsi pada tahun 2022.

CEO World Obesity Federation, Johanna Ralston berkata, “Mari kita perjelas, dampak ekonomi dari obesitas bukanlah kesalahan individu yang hidup dengan penyakit tersebut. Ini adalah hasil dari kegagalan tingkat tinggi untuk menyediakan lingkungan, perawatan kesehatan, makanan, dan sistem pendukung yang kita semua butuhkan untuk hidup bahagia dan sehat."

Oleh karena itu, upaya mengatasi masalah obesitas akan sangat berharga dalam banyak hal, bagi miliaran orang.

"Kita tidak bisa lagi mengabaikan peningkatan angka obesitas. Kami berharap temuan laporan Atlas terbaru ini akan meyakinkan para pembuat kebijakan dan masyarakat sipil untuk mengambil tindakan dan membuat komitmen nyata untuk perubahan di wilayah mereka," tutup Ralston.