Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu lalu sempat marak pemberitaan bayi obesitas bernama Muhammad Kenzi Alfaro asal Kabupaten Bekasi. Kenzi akhirnya menjalani perawatan di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Belajar dari kasus ini, apakah anak obesitas di daerah sudah terdata semua?
Esti Widiastuti dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan pencatatan pelaporan yang terintegrasi terkait data anak obesitas.
Baca Juga
Kemenkes mengembangkan sistem pelaporan menggunakan aplikasi bernama ASIK (Aplikasi Sehat Indonesiaku). Sebenarnya, aplikasi ASIK untuk peningkatan layanan kesehatan dalam membantu para tenaga kesehatan untuk pencatatan imunisasi anak di Indonesia secara digital.
Advertisement
Namun, dalam implementasinya, aplikasi ASIK mencatat riwayat kesehatan anak seperti berat badan. Sehingga bila anak kelebihan berat badan dan stunting dapat diketahui lebih cepat perkembangannya.
"Pelaporan data dari anak obesitas, tentunya sesuai dengan arahan Menteri Kesehatan, untuk pencatatan dan pelaporan, kami memang sedang melakukan pengembangan-pengembangan," terang Esti menjawab pertanyaan Health Liputan6.com saat sesi Press Briefing: Peringatan Hari Obesitas Sedunia 2023, Senin (6/3/2023).
"Dan terkait dengan data ini, kami di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan mengembangkan laporan melalui ASIK."
Perkuat Sistem Data
Adanya pelaporan data menggunakan sistem ASIK (Aplikasi Sehat Indonesiaku) akan terpantau oleh kader dan tenaga kesehatan. Apabila terdapat kasus serupa bayi obesitas seperti Kenzi, maka akan segera ditangani dan dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Jadi dengan adanya format laporan yang bisa dilakukan mulai dari kader, kemudian juga tenaga kesehatan tentunya akan memperkuat sistem data epidemologis pada peristiwa yang berdasarkan berbasis bukti," Esti Widiastuti menerangkan.
"Sehingga nantinya juga kalau ada kasus-kasus seperti anak, bayi Kenzi di Bekasi itu, ini (data) menjadi basis kita untuk melakukan tindak lanjut lebih baik lagi."
Aplikasi ASIK diluncurkan pada Mei 2022. Aplikasi ini bisa diakses secara tanpa internet (offline) untuk mempermudah tenaga kesehatan melakukan pendataan di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).
Aplikasi ASIK diluncurkan Kemenkes saat acara Kick Off Gerakan Kesehatan Lansia.
Advertisement
Catat Riwayat Penyakit Tak Menular
Pada saat peluncuran Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK), Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, aplikasi ini dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan untuk merekam hasil pemeriksaan kesehatan pasien.
ASIK turut mencatat riwayat individu deteksi dini penyakit tidak menular secara digital yang saat ini berjalan untuk usia produktif di atas 15 tahun hingga usia lanjut.
Pencatatan hasil deteksi dini individual oleh tenaga kesehatan, kader Posyandu/Posbindu, caregiver melalui SehatIndonesiaKu (ASIK) dan secara mandiri (self-assessment) terkait status risiko melalui pengembangan tahap berikutnya dari PeduliLindungi -- kini bernama SATUSEHAT Mobile.
Keduanya akan saling terintegrasi dan melengkapi agar monitoring oleh fasilitas layanan kesehatan primer lebih mudah, status risiko masyarakat dapat segera diketahui secara real-time.
Kemudian pemberian obat hingga rekomendasi untuk tindakan medis lanjutan kepada fasilitas kesehatan rujukan dapat dilakukan seefisien mungkin.
“Kedua aplikasi ini akan saling terintegrasi nantinya. Aplikasi ASIK akan merekam hasil pemeriksaan kesehatan pasien, yang nantinya bisa diakses oleh pasien pada aplikasi PeduliLindungi,” kata Menkes Budi, Jumat (3/6/2022).