Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan dan perkembangan pada dua tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan periode emas yang dapat memengaruhi kualitas hidup Si Kecil di masa depan. Sejalan dengan hal tersebut, anak membutuhkan nutrisi yang cukup dan berkualitas untuk mengoptimalkan proses tumbuh kembang.
Dokter anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) DR Dr Lanny Christine Gultom SpA(K) menjelaskan pentingnya menjaga proses tumbuh dan kembang anak sejak dini agar terhindar dari malanutrisi.
Baca Juga
"Malanutrisi atau gangguan gizi bisa berupa kelebihan, kekurangan gizi, dan kekurangan zat gizi mikro. Ini harus diwaspadai karena dapat menghambat tumbuh kembang anak," kata Lanny.
Advertisement
"Seringkali terjadi kekurangan zat gizi mikro dan ini tidak disadari oleh para orang tua, sehingga dikenal sebagai hidden hunger. Kondisi saat anak tidak mendapat asupan vitamin dan mineral penting dalam jumlah cukup, seperti zat besi, zink, kalsium, vitamin A, B, C dan D," Lanny menambahkan.
Hal ini Lannya sampaikan dalam webinar yang diselenggarakan Indofood Nutrition bersama Klikdokter, Ikatan Bidan Indonesia, dan BKKBN belum lama ini.
Zat Gizi Mikro Cegah Anemia pada Anak
Dijelaskan Lanny, kekurangan zat gizi mikro dapat menyebabkan tumbuh kembang anak tidak optimal, anemia, kecerdasan menurun, anak mudah sakit, penyakit mata, hingga stunting.
Menurut Lanny, kebutuhan zat gizi mikro dapat dipenuhi melalui makanan pendamping air susu ibu (MPASI) buatan rumah tangga, atau komersial.
Namun, pemenuhan zat gizi mikro dengan menggunakan MPASI buatan rumah tangga menjadi tantangan bagi para ibu karena harus menekankan pemilihan bahan makanan yang merupakan sumber zat gizi mikro yang dibutuhkan dan memperhatikan kemampuan bayiuntuk menghabiskan makanan yang diberikan (akseptabilitas).
Â
MPASI
Sementara itu, MPASI komersial yang difortifikasi dan mendapat ijin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) harus mengandung zat gizi makro dan mikro sesuai kebutuhan harian bayi berdasarkan Peraturan BPOM No 1 Tahun 2018 mengenai Pengawasan Pangan Olahan Untuk Keperluan Gizi Khusus.
Pada penelitian di Indonesia, kelompok bayi berumur antara enam hingga 24 bulan yang mendapat ASI eksklusif selama enam bulan dan mengonsumsi MPASI buatan rumah tangga memiliki kadar hemoglobin, besi serum, dan feritin yang lebih rendah.
Serta berisiko lebih tinggi mengalami stunting dan wasting dibandingkan kelompok bayi berusia enam hingga 24 bulan yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan dan mengonsumsi MPASI komersial yang difortifikasi.
Dalam kesempatan itu, dokter gizi dr Putri Sakti MGizi SpGK AIFO-K menyampaikan bahwa ada banyak bahan makanan kaya nutrisi yang dapat diolah menjadi MPASI di antaranya hati ayam, hati sapi, daging sapi, wortel, ikan, telur dan kurma.
"Kurma yang familiar di Indonesia mengandung banyak vitamin dan mineral seperti vitamin B kompleks yang diperlukan untuk pembentukan energi dan jaringan tubuh," katanya.
Â
Advertisement
MPASI Buatan Rumah
MPASI buatan rumah tentu saja menjadi pilihan terbaik, tapi ibu harus tahu cara mengolahnya sehingga asupan vitamin dan mineralnya tidak berkurang.
Dikatakan Putri, ibu juga harus memahami bahwa untuk memenuhi kebutuhan gizi harian bayi dibutuhkan makanan dalamjumlah yang relatif banyak.
"Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan zat besi harian bayi sebesar 11 mg diperlukan 85 g hati ayam atau 385 g daging sapi. Tentunya jumlah ini terlalu banyak untuk dikonsumsi mengingat lambung bayi masih kecil dan akan menyebabkan kelebihan asupan protein, sehingga MPASI fortifikasi yang telah diperkaya zat besi bisa menjadi alternatif," ujarnya.
Putri juga menambahkan,"Guna memperkaya asupan nutrisi adik bayi, ibu dapat memadukan MPASI buatan sendiri di rumah dengan MPASI fortifikasi."
Â
MPASI Olahan
Menyadari dampak serius hidden hunger dan masih kurang beragamnya konsumsi makanan balita di Indonesia, SUN MPASI fortifikasi produksi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk menghadirkan bubur bayi dengan varian rasa baru 'KURMA & SUSU' sebagai upaya pemenuhan nutrisi bayi
"SUN yang sudah dikenal lama oleh para ibu dan sebagai pemimpin pasar bubur bayi terfortifikasi di Indonesia, semakin mempertegas kepeduliannya dalam pencegahan kekurangan zat gizi mikro sejak MPASI pertama dengan meluncurkan produk baru SUN bubur 'Kurma dan Susu' – dibuat dengan kebaikan kurma asli yang aman karena tidak mengandung pengawet," kata Brand Manager SUN, Sri Lestari.
Advertisement