Sukses

Berapa Target Ideal Penurunan Obesitas di RI? Kemenkes Jawab Ini

Target penurunan obesitas di Indonesia yang ideal kira-kira berapa?

Liputan6.com, Jakarta - Problem obesitas mengalami kenaikan di hampir seluruh negara yang membuat World Obesity Federation menyerukan penurunan angka berat badan berlebih tersebut. Di Indonesia, kira-kira berapa target ideal penurunan prevalensi obesitas?

Esti Widiastuti dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menjelaskan, sebenarnya prevalensi obesitas di Indonesia dinilai dalam ambang batas cukup baik.

Walau begitu, diharapkan angka obesitas di Indonesia dapat menurun lebih baik lagi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat, prevalensi kegemukan pada anak berusia 5-12 tahun sebesar 20 persen. Angka tersebut mencakup gizi lebih sebesar 10,8 persen dan obesitas 9,2 persen.

Sementara hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, secara nasional angka berat badan lebih (overweight) di Indonesia menurun jadi 3,5 persen persen. Angka overweight menunjukkan penurunan sebesar 0,3 persen bila dibandingkan dengan 2021 yang mencapai angka 3,8 persen.

"Untuk target (penurunan obesitas) sebetulnya dengan dunia pada umumnya ya bahwa paling tidak angkanya itu terus berjalan sesuai dengan prevalensi sekarang saja itu sudah baik," jelas Esti menjawab pertanyaan Health Liputan6.com saat sesi Press Briefing: Peringatan Hari Obesitas Sedunia 2023, Senin (6/3/2023).

"Apalagi kalau bisa turun akan jauh lebih baik lagi. WHO (World Health Organization) menargetkan, prevalensinya tidak bertambah naik, tapi tetap saja itu sudah cukup baik ya."

2 dari 3 halaman

Semua Pihak Ikut Andil Tangani Obesitas

Dalam penanganan obesitas di Indonesia, menurut Esti Widiastuti harus melibatkan seluruh pihak. Tidak hanya di sektor kesehatan saja.

Hal ini sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

"Lebih menyuarakan obesitas seperti dalam Inpres Germas 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Itu kan tidak hanya (sektor) kesehatan sendiri, tapi seluruh pihak turut berperan serta untuk mengatasi obesitas ini," imbuh Esti.

Ditambahkan Esti, terkait dengan target penurunan obesitas sebenarnya sudah menjadi salah satu indikator pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

"Jadi kami sangat berharap tidak hanya (sektor) kesehatan tadi, tapi juga ada peran dari ketersediaan, mungkin makanan. Kemudian juga ketersediaan dari adanya cukai sehingga membatasi atau membuat orang memilih makanan dan minuman sehat," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Upayakan Masyarakat Sehat

Pemerintah telah mengatur kandungan gula, garam, dan lemak pada produk makanan olahan maupun makanan siap saji. Hal ini salah satu cara bagaimana Pemerintah mengatasi obesitas dan menghindari komplikasi.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI Eva Susanti turut menegaskan, permasalahan obesitas ini harus melibatkan lintas sektor.

“Sudah ada Perpres tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di mana kita perlu mengupayakan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat sehat dan berdaya guna,” ucapnya.

Obesitas dapat terjadi di semua umur. Obesitas pada anak didiagnostik dengan antropometri melalui penimbangan berat badan, pengukuran panjang atau tinggi badan, lalu menghitung indeks massa tubuh dengan rumus BB/TB dalam meter.