Liputan6.com, Jakarta - Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan RI melarang adanya klub motor gede (moge) milik pegawai kantor pajak. Ini merupakan buntut dari penganiayaan yang dilakukan anak eks pejabat pajak Mario Dandy Satriyo yang membawa sebuah peraturan baru.
Sebab, moge dikaitkan dengan gaya hidup mewah. Serta, hobi dan gaya hidup mengendarai moge menimbulkan persepsi negatif dan kecurigaan di masyarakat terkait sumbernya.
Baca Juga
Belum lagi, beberapa waktu lalu viral video pejabat pajak eselon III Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Selatan II sekaligus ayah Mario Dandy, Rafael Alun Trisambodo jalan-jalan naik moge.
Advertisement
Itulah yang kemudian membuat Sri Mulyani akhirnya memutuskan pembubaran klub moge pegawai pajak, Belasting Rijder. Di samping itu, suami Sri Mulyani sendiri ternyata memiliki moge.
Suami Sri Mulyani Punya Moge Seharga Rp150 Juta
Uniknya, moge milik suami Sri Mulyani tidak pernah boleh dinaiki. Pernyataan itu keluar dari mulut Sri Mulyani langsung saat berbincang di acara Kick Andy.
"Suami saya membeli (moge) itu, berapa itu nilainya, Rp150 juta waktu itu. Ada satu," ujar Sri Mulyani menjawab pertanyaan Andy F Noya ditulis Selasa (7/3/2023).
"Itu identik dengan kemewahan," kata Andy F Noya.
"Iya, pasti (moge identik dengan kemewahan). Makanya saya bilang sama suami saya, 'Boleh beli tapi enggak boleh naik.' Dia enggak pernah naik moge itu semenjak beli. Jadi ditaruh," jawab Sri Mulyani.
"Suami Anda menderita sekali punya istri seperti Anda ya," ledek Andy F Noya.
"Hmm, kita sudah berapa tahun ya menikah dari 1988. Kayaknya dia happy-happy saja, karena dia tahu banget konsekuensinya menjadi suaminya seorang Sri Mulyani," ujar Menkeu Sri Mulyani.
Sri Mulyani Copot Jabatan Ayah Mario Dandy, Rafael Alun Trisambodo
Dalam kesempatan berbeda, tindak kekerasan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo turut berujung pada pencopotan jabatan sang ayah, Rafael Alun Trisambodo. Harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo turut diperiksa.
Rafael Alun Trisambodo sebelumnya diketahui bekerja sebagai pejabat pajak eselon III Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Selatan II. Pencopotan jabatan itupun disampaikan langsung oleh Sri Mulyani.
"Saya sudah instruksikan kepada Inspektorat Jenderal untuk melakukan pemeriksaan harta kekayaan dan dalam hal ini kewajaran dari harta dari saudara RAT," ujar Sri Mulyani melalui konferensi pers, Jumat, 24 Februari 2023.
"Pada tanggal 23 Februari lalu, Inspektorat Jenderal telah melakukan pemeriksaan pada yang bersangkutan. Di dalam rangka untuk Kementerian Keuangan mampu melakukan pemeriksaan, maka mulai hari ini saudara RAT saya minta untuk dicopot dari tugas dan jabatannya," tambahnya.
Advertisement
Kekerasan Jadi Hal yang Tidak Bisa Dimaafkan Menkeu Sri Mulyani
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa kekejian dan kekerasan merupakan hal yang tidak bisa dimaafkan. Ia berharap kejadian seperti ini menjadi yang terakhir.
"Saya berharap, kekejian dan kekerasan yang terjadi ini adalah kekejian dan kekerasan yang terakhir. Tidak bisa dimaafkan, tidak bisa dibiarkan."
Seperti diketahui, Mario Dandy anak pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo melakukan kekerasan kepada Cristalino David Ozora Latumahina hingga koma. Selama ini, Mario Dandy Satriyo juga terkenal suka memamerkan harta kekayaan.
Pihak kepolisian sendiri masih mendalami kasus ini. Namun, Mario Dandy sudah ditetapkan sebagai tersangka, begitupun dengan Shane Lukas. Sementara AG dinyatakan sebagai pelaku atau anak berhadapan dengan hukum.
Sri Mulyani Minta Maaf pada Keluarga David
Sebelumnya, Sri Mulyani turut menyampaikan permohonan maaf yang kesekian kalinya untuk David Ozora selaku korban dan keluarganya. Ia memastikan akan terus mengawal kasus tersebut.
"Saya akan terus memonitor perkembangan dari penanganan kasus RAT, dan saya ingin menyampaikan sekali lagi, simpati, doa kami, dan permohonan maaf kami kepada keluarga saudara David. Kita semuanya akan terus memperbaiki dan menjaga Indonesia," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa dirinya percaya mayoritas pegawai Kementerian Keuangan termasuk Direktorat Jenderal Pajak sudah bekerja sungguh-sungguh dan profesional selama ini.
"Mayoritas dari mereka bekerja sungguh-sungguh, jujur, dan profesional. Mereka inilah yang harus menjaga institusinya. Jangan sampai satu tinta merusak seluruh susu sebelanga," ujar Sri Mulyani.
"Pengkhianatan yang dilakukan siapapun di dalam Kementerian Keuangan adalah pengkhianatan pada seluruh jajaran Kementerian Keuangan yang sudah bekerja baik, jujur, dan profesional. Oleh karena itu, mereka adalah musuh kita bersama."
Advertisement