Liputan6.com, Jakarta Kasus obesitas ekstrem seperti bayi Kenzi asal Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu memicu pertanyaan, apakah penanganan yang dilakukan bisa mengembalikan berat badan normal seusianya? Kenzi berusia 16 bulan yang berbobot 27 kilogram sedang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menyampaikan, berat badan dalam kasus obesitas ekstrem pada anak dari pembelajaran kasus bayi Kenzi, bisa menurun tapi bisa juga tidak dapat kembali ke kondisi normal seusianya.
Baca Juga
"Apakah bisa kembali dalam kondisi berat badan normal seusianya? Ya, bisa 'iya' bisa 'enggak' ya nanti tergantung apa hasilnya (pemeriksaan)," ujar Piprim menjawab pertanyaan Health Liputan6.com saat sesi Media Briefing bertajuk, Obesitas Pada Anak dan Dampaknya, Selasa (7/3/2023).
Advertisement
"Kalau tatalaksananya optimal ya mudah-mudahan bisa ya (berat badan kembali normal)."
Piprim teringat dengan sosok Arya Permana pada tahun 2016 silam, yang mana bocah obesitas kala itu berat badan mencapai 190 kilogram. Kasus Arya dan Kenzi terbilang masuk kategori obesitas ekstrem.
"Kita tahu dulu Arya itu kan (obesitas) ekstrem. Tapi dia lihat cerita makan minumnya kan sehari 26 botol minuman manis. Jadi memang terkait erat dengan pola makannya juga memang bayi Kenzi ada sesuatu yang masih diselidiki," tuturnya.
Kemungkinan Kelainan Kromosom atau Genetik
Dari kasus bayi Kenzi sendiri, menurut Piprim Basarah Yanuarso, kemungkinan ada kelainan kromosom atau genetik. Namun, pemeriksaan lebih lanjut masih terus dibutuhkan.
Obesitas yang terjadi pada bayi Kenzi pun bukan obesitas biasa, melainkan tergolong ekstrem.
"Sepertinya ada penyakit tertentu, jadi sedang diselidiki, kita tunggu, apa hasilnya. Jadi enggak seperti obesitas biasa," ucap Piprim.
"Bayi Kenzi ini obesitasnya ekstrem banget ya. Biasanya ada sesuatu ya, entah kelainan kromosom atau genetik atau apa nanti kita tunggu hasil penyelidikan. Kan dia sedang dirawat di RSCM."
Sebelumnya, Kepala Humas BPJS Kesehatan Agustian Fardianto menyampaikan, pihaknya sudah mendengar informasi bahwa bayi Kenzi dirujuk ke RSCM. Surat rujukan ke RSCM dikeluarkan pada Jumat, 24 Februari 2023.
Rujukan ke RSCM dikeluarkan oleh RS Hermina Bekasi, tempat Kenzi melakukan pemeriksaan. Hasil pemeriksaan pun menyarankan agar bayi berusia 16 bulan yang berbobot 27 kilogram mendapatkan penanganan di RSCM.
"Kan rawatnya itu dirujuk ke RS Hermina Bekasi dan itu masih tanggungan BPJS Kesehatan, dan bahkan sudah dikeluarkan surat rujukan ke RSCM," ujar Ardi, sapaan akrabnya kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Jumat, 24 Februari 2023.
"Jadi memang ini concern nasional."
Advertisement
Bayi Kenzi Masuk Kasus Langka
Direktur RSCM Lies Dina Liastuti mengatakan, bahwa Kenzi masih diperiksa dan kasusnya merupakan kasus langka.
“Kenzi masih diperiksa, kan kasusnya langka, jadi enggak mudah untuk mencari penyebabnya,” katanya saat ditemui di RSCM Jakarta usai peresmian Gedung Kanigara, Jumat (3/3/2023).
Ia menggarisbawahi, obesitas yang dialami Kenzi bukan semata-mata karena pola makan.
“Bukan hanya karena pola makan tapi karena masalah faktor genetika, dan itu enggak banyak kan kasusnya, jadi itu sedang diambil beberapa pemeriksaan yang belum keluar,” tambah Lies.
Lebih lanjut, Lies merinci, dokter yang menangani Kenzi berasal dari beberapa divisi.
“Ada beberapa divisi, karena kan ada dokter spesialis dan dokter subppesialis. Misalnya gini, ada dokter anak, ginjal, ada dokter gizi, dari divisi penyakit langka masih berkolaborasi untuk mengetahui penyebabnya," lanjutnya.