Liputan6.com, Jakarta - Surat Al Ikhlas adalah surat ke-112 dalam Al Quran. Surat ini berbicara mengenai tauhid dan adab bertauhid.
Terkait surat Al Ikhlas, Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, KH Mochammad Djamaluddin Ahmad menyampaikan beberapa keutamaannya.
Baca Juga
Menurutnya, surat Al Ikhlas baik dibaca saat berzikir kepada Allah SWT.
Advertisement
"Zikir lebih utama dibanding semua amal. Bahkan lebih utama dari sedekah emas. Lebih utama dari perang membunuh musuh, lalu kita dibunuh musuh," kata Kiai Djamal mengutip NU Online, Rabu (8/3/2023).
Kiai Djamal lalu berkisah, di zaman Nabi Muhammad SAW ada seorang sahabat Nabi yang selalu membaca surat Al-Ikhlas ketika hendak melakukan sesuatu. Sahabat tersebut bernama Muawiyah bin Muawiyah al-Laytsi.
Berikut lafaz dan bacaan latin surat Al Ikhlas:
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Bismillahirrahmanirrahim.
Qul huwallāhu aḥad.
Allāhuṣ-ṣamad.
Lam yalid wa lam yụlad.
Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.
Artinya:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Dan Maha Penyayang. Katakanlah Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”
Kisah Muawiyah
Muawiyah setiap keluar rumah selalu membaca surat Al-Ikhlas begitu juga saat masuk rumah.
"Sahabat Muawiyah duduk juga baca kulhu (surat al-Ikhlas), berdiri juga baca kulhu. Dalam setiap keadaan dia selalu baca kulhu," jelasnya saat pengajian rutinan di Bumi Damai Al-Muhibbin.
Ketika sahabat Muawiyah wafat, Rasulullah beserta sahabat lain datang untuk takziah (melayat). Saat itu, Nabi Muhammad SAW kaget melihat ada ribuan malaikat di sekitar Muawiyah.
Karena penasaran, Nabi pun mencari informasi tentang kebiasaan Muawiyah semasa hidupnya. Dan dari sana diketahui jika Muawiyah punya rutinan atau zikir surat Al-Ikhlas.
Advertisement
70 Ribu Malaikat
Muawiyah wafat usai perang Tabuk. Saat itu Muawiyah hendak berangkat perang, akan tetapi karena menderita demam sangat tinggi, akhirnya Nabi menahannya untuk tetap di Madinah.
Dalam perjalanan pulang menuju Madinah ada kabar Muawiyah telah meninggal dunia.
"Ketika Muawiyah wafat, Nabi Muhammad SAW melihat ada 70 ribu malaikat yang ikut berkumpul mendoakan. Sampai-sampai menutupi cahaya matahari dan terlihat redup," tambah Kiai Djamal.
Pentingnya Zikir
Kiai Djamal mengatakan, dari kisah sahabat Muawiyah ini dapat diambil simpulan tentang pentingnya setiap individu memiliki zikir yang diamalkan setiap hari.
Zikir tersebut terserah setiap orang. Selama itu dalam kategori kalimat baik. Bisa juga diambil dari ayat Al-Quran dan hadits.
Kisah tentang Muawiyah radiyallahu anhu diriwayatkan oleh beberapa ulama hadits seperti Imam Bayhaqi dalam kitab Sunan-nya dan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Musnad yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik radiyallahu anhu.
"Semoga Allah memberi kita kemampuan untuk zikir dalam setiap keadaan," tandasnya.
Advertisement