Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengatakan KLB Campak di Papua Tengah melanda tiga kabupaten/kota. Data ini dihimpun sampai tanggal 5 Maret 2023.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menyebut, laporan tiga kabupaten/kota yang alami KLB Campak sesuai dengan pelaporan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua.
Baca Juga
"Sampai dengan tanggal 5 Maret 2023, berdasarkan laporan dari Dinkes Provinsi Papua Tengah, ada tiga kabupaten/kota yang mengalami KLB di Papua Tengah, yaitu Kabupaten Nabire, Paniai, dan Mimika," ujar Nadia saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat baru-baru ini.
Advertisement
Meskipun sudah ada tiga daerah di Papua Tengah yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak, hanya Kabupaten Paniai yang mengeluarkan imbauan soal kenaikan kasus campak di daerah tersebut. Surat imbauan ini dikeluarkan oleh Bupati Paniai.
"Saat ini, baru Kabupaten Paniai yang sudah mengeluarkan surat imbauan Bupati terkait padanya peningkatan kasus campak di Kabupaten Paniai," terang Nadia.
Kasus campak di Papua Tengah telah meningkat dalam tiga bulan terakhir, menurut data Kemenkes. Pada pernyataan resmi Kemenkes, Minggu (5/3/2023), kabupaten di Papua Tengah yang mengalami kenaikan kasus campak antara lain, Nabire, Paniai, Mimika, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya, dan Deiyai.
Campak di Papua Tengah Jadi 469 Kasus
Data Kemenkes per 10 Maret 2023 juga mencatat, kasus campak di Papua Tengah melejit dalam hitungan hari yang naik menjadi 469 kasus. Sebelumnya, tercatat 397 kasus campak di Papua Tengah (data per 3 Maret 2023).
"Total suspek gejala 469 kasus, sementara yang bisa didapatkan pemeriksaan laboratoriumnya hanya 145 kasus, dan yang positif 48 campak dan 1 rubella," terang Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com, Jumat (10/3/2023).
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu sebelumnya mengungkapkan, data per 3 Maret 2023 terdapat total kasus campak yang dilaporkan sebanyak 397 orang tersebar di tujuh kabupaten Papua Tengah.
"Sekitar 48 telah terkonfirmasi lab positif campak, terbanyak di Kabupaten Mimika 25 kasus, Kabupaten Nabire 16 kasus, dan Kabupaten Paniai 7 kasus," ungkap Maxi melalui pernyataan resmi pada Minggu, 5 Maret 2023.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium yang dihimpun Kemenkes juga diperoleh 1 kasus konfirmasi rubella di Kabupaten Mimika. Kemudian dari kasus konfirmasi campak dan rubella tersebut, sebanyak 19 orang masih menjalani perawatan, sedangkan 182 orang sudah dinyatakan sembuh dan 2 orang meninggal.
"Jumlah kasus kematian tercatat 2 kasus, satu kasus berasal dari Kabupaten Nabire dan 1 kasus dari Kabupaten Paniai,” lanjut Maxi
Advertisement
Cakupan Imunisasi MR Tahun 2022 Rendah
Kenaikan kasus campak di Provinsi Papua Tengah, menurut Maxi Rein Rondonuwu, disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi Measles Rubella (MR) untuk anak-anak di tahun 2022.
Padahal, target Kemenkes pada Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahun 2022 diharapkan semua anak usia 9 bulan sampai 12 tahun menerima imunisasi MR untuk pencegahan campak dan rubella.
Berdasarkan laporan Kemenkes, cakupan imunisasi MR 1 hanya 64,1 persen, kemudian turun menjadi 48,6 persen pada Imunisasi MR 2.
“Temuan kami di lapangan, 87 persen kasus yang telah dilaporkan belum pernah mendapatkan imunisasi MR. Ini terjadi di hampir semua kelompok umur, bahkan status imunisasinya sebagian besar nol (zero),” beber Dirjen Maxi.
Tak ayal, karena cakupan imunisasi MR rendah, kondisi itu menjadikan Provinsi Papua Tengah masuk dalam kategori berisiko untuk penularan campak rubella.