Liputan6.com, Jakarta - Seorang ahli bedah bernama Neil Hopper merupakan salah satu dari sekian orang yang harus kehilangan kakinya karena mengalami sepsis.
Alih-alih berduka, dokter asal Wales, Inggris Raya, tersebut merasa bersyukur karena kakinya telah diamputasi, sebab kehilangan kaki membuatnya lebih memaknai kehidupan.
Baca Juga
Dilansir dari laman BBC, konsultan Neil juga mengatakan bahwa Neil tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan hal lain selama ia bekerja sebagai dokter bedah, meskipun prioritasnya adalah keluarga kecilnya.
Advertisement
"Hidupku lebih menarik karena apa yang terjadi padaku," ungkap pria berusia 46 tahun tersebut.
Pada tahun 2019, Neil sedang dalam perjalanan berkemah keluarga ketika dia dan putrinya mulai merasa tidak sehat. Ketika mereka kembali ke rumah, putrinya dapat pulih dengan cepat, sedangkan Neil tidak kunjung pulih.
Berdasarkan laman BBC, Neil mengaku bahwa hal terakhir yang dia ingat adalah tidur lebih awal setelah istri dan anak-anaknya pergi mengunjunginya.
Esok paginya, ia dibangunkan oleh telepon dari istrinya, Rachel. Saat itu, Rachel menelepon seorang teman yang dapat datang ke rumah mereka dan memanggil ambulans.
Saat itulah Neil diberitahu bahwa ia menderita sepsis.
"Aku bisa melihat jari-jari kakiku membiru sehingga pada saat itu aku tahu apa yang akan terjadi kepadaku," katanya.
Baginya, perubahan peran yang menjadikannya kini seorang pasien dan bukan dokter seperti biasanya merupakan hal yang tak pernah disangka.
Mengenal Sepsis
Berdasarkan penjelasan Klikdokter, sepsis merupakan suatu kondisi yang jarang terjadi, tetapi memiliki potensi bahaya yang cukup besar. Kondisi ini dapat muncul akibat adanya peradangan yang disebabkan oleh infeksi.
Adapun keparahan sepsis cukup signifikan, sehingga dapat mengakibatkan kegagalan fungsi organ-organ penting seperti paru-paru dan ginjal.
Sepsis dapat terjadi ketika tubuh merespons infeksi dengan serius. Beberapa jenis infeksi yang sering menyebabkan sepsis, yakni pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi kulit, dan gangguan pencernaan.
Sementara itu, dilansir dari laman Klikdokter, beberapa jenis bakteri yang paling sering terlibat dalam infeksi yang menyebabkan sepsis adalah Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan beberapa jenis Streptococcus.
Penyakit ini dapat terjadi kepada siapa pun, meskipun beberapa orang memiliki risiko yang lebih tinggi, seperti kepada orang dengan sistem imun tubuh yang terganggu, orang yang menjalani terapi autoimun, penderita diabetes, dan kondisi lainnya.
Advertisement
Pengalaman Neil Menjalani Operasi
Bagi Neil, alat-alat listrik yang digunakan pada tubuhnya terasa ‘menjijikkan dan menjengkelkan’, apalagi dengan kebingungan yang ia alami pascaoperasi.
"Aku melakukan cukup banyak amputasi, satu hal yang terus berputar di pikiranku adalah alat-alat listrik tersebut,” jelasnya.
Hidup tanpa kaki yang sempurna membuatnya merasakan hal-hal baru, seperti terasa bisa menggoyangkan jari kakinya dan bisa merasakan jari kakinya bergesekan walaupun kakinya telah diamputasi.
"Jika angin dingin melewati pahaku, aku bisa merasakan angin dingin di kakiku. Ini sangat aneh,” tuturnya seperti dilansir oleh BBC.
Kebingungan sempat menghampiri Neil setelah menjadi pasien sepsis yang diamputasi.
"Apakah aku akan kembali bekerja? Apakah aku akan menjadi ayah yang sama bagi anak-anak? Apakah aku dapat melakukan hal-hal yang biasa aku lakukan? Itu sangat memukulku,” tuturnya.
Neil menjelaskan, setelah ia mengobrol dengan dokter bedah dan perawat, ia memutuskan bahwa kehilangan kakinya akan memberikannya hasil yang paling baik. Ia juga masih percaya bahwa itu adalah pilihan yang tepat.
"Aku tidak menyesal. Aku pikir aku akan berakhir dalam situasi yang sama [dengan amputasi], tetapi itu akan memakan waktu bertahun-tahun," tutur dokter bedah tersebut.
Pengobatan Sepsis
Pengobatan Sepsis
Dilansir dari laman Klikdokter, penanganan sepsis sangat bergantung pada sumber infeksi dan kondisi pasien. Ada beberapa jenis pengobatan yang dapat diberikan, di antaranya:
- Antibiotik diberikan apabila infeksi disebabkan oleh bakteri.
- Mengatasi sumber infeksi, seperti melakukan drainase pada pus/nanah, melakukan tindakan pembedahan, dan sebagainya.
- Menjaga aliran darah dan oksigen ke organ tetap baik, dengan memberikan oksigen, cairan saline melalui infus, dan obat-obatan untuk menjaga tekanan darah.
- Memberikan insulin untuk menstabilkan kadar gula dalam darah.
- Tindakan cuci darah diperlukan jika sepsis menyebabkan terganggunya fungsi ginjal atau terjadi gagal ginjal. Tindakan ini bertujuan untuk menggantikan fungsi ginjal dalam menyaring limbah berbahaya dalam darah serta mengatur keseimbangan garam dan cairan.
Advertisement