Liputan6.com, Jakarta Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) berduka mendalam karena salah satu anggotanya yang merupakan satu-satunya dokter spesialis paru yang ada di Kabupaten Nabire, Papua Tengah meninggal dunia.
Dokter Mawartih Susanti atau dokter Mawar ditemukan meninggal di rumah dinasnya pada Kamis, 9 Maret 2023. Penyebab kematiannya hingga saat ini masih ditelusuri.
Baca Juga
Manfaat Kunyit untuk Mengobati Apa Saja? Ini 5 Keajaiban Kesehatannya yang Tak Terduga!
Ketika Syekh Nawawi Tunjukkan Kewaliannya di Depan Ulama Arab Gara-Gara Ular dan Belut, Karomah Wali
Miliano Jonathans, Wonderkid Belanda Keturunan Depok Resmi bergabung dengan FC Utrecht, Berpotensi Bela Timnas Indonesia
Sebagai simbol duka, PB IDI mengimbau anggotanya untuk mengenakan pita hitam di lengan kanan selama tiga hari.
Advertisement
"Penggunaan pita hitam di lengan kanan ini dimulai sejak pemakaman almarhumah dokter Mawartih pada Senin, 13 Maret 2023 hingga Rabu, 15 Maret 2023," kata Sekretaris Jendral PB IDI, Ulul Albab dalan keterangan tertulis yang diterima Senin, 13 Maret 2023.Â
Imbauan PB IDI dikeluarkan lewat surat edaran pada Senin, 13 Maret 2023 pagi yang ditujukan ditujukan kepada Ketua IDI Cabang, Ketua IDI Wilayah, Ketua Perhimpunan, Ketua Keseminatan.
Penggunaan Pita Hitam
Sebelumnya, penggunaan pita hitam pernah PB IDI imbau pada tahun 2013 sebagai bentuk dukungan terhadap dokter Ayu di Manado yang mengalami kriminalisasi.
Lalu, imbauan penggunaan pita hitam juga saat meninggalnya dokter Soeko dalam kerusuhan Wamena, Papua pada tahun 2019. Kemudian dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-76 pada tahun 2021 sebagai tanda duka cita atas tingginya kematian tenaga kesehatan dalam penanganan COVID-19.
Â
Â
Â
Pengabdian Dokter Mawar
Saat melayat ke rumah duka, Ketua Umum PB IDI, Mohamad Adib Khumaidi, mengagumi jejak pengabdian dokter Mawar semasa menjadi dokter.
Dokter Mawar lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin pada 2004. Ia lalu mengabdi sebagaihttps://www.liputan6.com/tag/dokter PTT (Pegawai Tidak Tetap) di dua tempat yaitu di Wilayah Kalimantan Tengah dan kemudian PTT di Tolikara, Papua.
Dokter Mawar kemudian melanjutkan pendidikan spesialis paru di Universitas Airlangga Surabaya. Kemudian, memilih mengabdi di Nabire hingga akhir hayat.
Saat ini, penyebab kematian dokter Mawar belum diketahui dengan pasti. Namun, PB IDI terus meminta pemerintah pusat dan daerah untuk memperhatikan keamanan tenaga kesehatan. Hal ini lantaran, masalah keamanan merupakan jadi salah satu tantangan dalam pemerataan dokter di Indonesia.
“Salah satu kendala dalam pemerataan dokter terutama dokter spesialis di daerah adalah belum ada jaminan keselamatan dan keamanan dari Pemerintah Pusat maupun Daerah bagi para tenaga kesehatan yang bertugas, terutama di wilayah terpencil dan wilayah konflik," kata Adib dalam keterangan resmi diterima Senin, 13 Maret 2023.
"Kendala pemerataan dokter spesialis di daerah terutama wilayah terpencil akan sulit diatasi apabila hal-hal seperti jaminan keamanan dan keselamatan serta akses infrastruktur tidak diperbaiki oleh pemerintah," kata Adib lagi.
Â
Advertisement
Harapan Keluarga Dokter Mawar
Keluarga almarhumah dokter Mawar mengharapkan kasus kehilangan tenaga kesehatan seperti jangan lagi terjadi. Keluarga sangat mengharapkan agar pejuang-pejuang kesehatan yang bersedia mengabdi di daerah terluar, perbatasan, terpencil dan daerah konflik benar-benar mendapat kepastian dan perlindungan keselamatan dalam bertugas.
Adib mengatakan PB IDI akan mengawal terus penyebab meninggalnya dokter Mawar. Di sisi lain, ia juga menyampaikan apresiasi untuk IDI Cabang Nabire yang sigap segera kejadian diketahui terus melakukan berkoordinasi dengan RSUD Nabire, Pemerintah Daerah (Pemda) Nabire.
Serta berterima kasih atas kerja sama yang baik antar Polda Papua dan Sulawesi Selatan serta BiddokKes (Bidang Kedokteran Dan Kesehatan) Polda Sulawesi Selatan sehingga rangkaian pemeriksaan dan autopsi berjalan lancar.
Kemenkes Cari Tahu Penyebab Dokter Mawar Meninggal
Hingga saat ini belum diketahui penyebab dokter Mawar meninggal. Terkait hal ini, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin sedang mencari tahu penyebab dokter Mawar meninggal.
Salah satu pihak yang dihubungi adalah Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua. Informasi awal perbincangan apa yang dibahas Menkes Budi dengan Dinkes Papua, masih belum disampaikan Nadia secara pasti.
"Ya ke Dinkes Papua," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), melalui pesan singkat ke Health-Liputan6.com pada Jumat, 10 Maret 2023.
Advertisement