Sukses

Berkaca dari Kondisi David Ozora, Dokter Saraf Jelaskan Soal Cedera Kepala Berat dan Proses Penanganannya

David Ozora korban penganiayaan Mario Dandy mengalami koma akibat cedera kepala yang dideritanya

Liputan6.com, Jakarta - Penganiayaan yang dilakukan anak eks pejabat pajak Mario Dandy Satriyo membuat korbannya, Cristalino David Ozora Latumahina, koma. Kini, David Ozora tengah dirawat di rumah sakit dan keadaannya semakin membaik.

Berkaca dari kasus David Ozora korban penganiayaan Mario Dandy, timbul tanya soal cedera kepala, mulai dari masa penyembuhan hingga dampak yang bisa timbul.

Dokter spesialis bedah saraf Eka Hospital BSD, Setyo Widi Nugroho, pun memberi penjelasan secara umum.

"Saya berbicara secara umum saja, tidak berbicara kasus karena yang sangat paham tentu dokter yang menanganinya," kata Setyo dalam temu media di Jakarta Pusat, Senin (13/3/2023).

Bercermin dari Kasus David Ozora, Macam-Macam Cedera Kepala

Setyo menjelaskan bahwa cedera kepala secara klinis dibagi tiga, yakni:

  1. Cedera kepala ringan
  2. Cedera kepala sedang
  3. Cedera kepala berat.

"Pada cedera berat yang pasiennya koma, sekitar 50 persen pasien biasanya tidak tertolong. 50 persen lainnya kalau survive bisa dalam kondisi berat. Hanya 25 hingga 30 persen pasien cedera kepala berat yang bisa sembuh hingga seperti keadaan semula atau normal," dia menambahkan.

Berapa Lama Pemulihan Cedera Kepala?

Cedera kepala berat memang menjadi masalah pelik dalam bedah saraf, lanjut Setyo. Pemulihannya pun tidak sebentar. Butuh waktu sekitar enam bulan perawatan untuk pasien kembali menjalani keseharian.

"Pasien membaik itu biasanya enam bulan perawatan. Dan ada lima penilaian status pasien, ada yang meninggal, berujung disabilitas parah, disabilitas sedang, disabilitas ringan, dan tanpa disabilitas," ujarnya.

2 dari 4 halaman

Pasien Cedera Kepala seperti David Ozora Korban Penganiayaan Mario Dandy Bisa Berisiko Disablitas

Risiko disabilitas pada pasien cedera kepala berat memang ada. Disabilitasnya sendiri berupa vegetative state.

"Vegetative state itu begini, kita seperti pohon, hidup tapi tidak bisa memahami lingkungan. Bisa hidup, bisa makan, minum, fungsi-fungsi dasar seperti jantung masih berfungsi tapi tidak bisa kontak dengan lingkungannya," kata Setyo.

Disabilitas parah juga ditandai dengan adanya pemahaman akan lingkungan tapi tidak bisa merespons.

"Ini beberapa kemungkinan, 75 persen dari data statistik bedah saraf menyatakan seperti itu," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Kemajuan Dua Minggu Pertama Bagi Pasien Cedera Kepala seperti David Ozora

Setyo pun menceritakan pengalamannya dalam merawat pasien. Menurut pemantauannya, jika di dua minggu pertama pasien memperlihatkan kemajuan yang cukup signifikan maka biasanya status pasien di akhir akan cukup baik.

"Ya mudah-mudahan, kita lihat ada perbaikan, kita berdoa bersama lah semoga pasien mendapat kebaikan," katanya.

Apa yang Dilihat dari Pengobatan Cedera Kepala?

Dokter yang juga bertugas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ini menggarisbawahi. Masalah utamanya bukan soal lokasi yang terkena pukulan, tapi terkait mekanismenya.

"Dalam cedera kepala itu ada yang namanya mekanisme yang disebut dengan akselerasi, diselerasi, dan rotasi. Jadi ada orang yang dipukul sampai terhentak, putar-putar, sarafnya regang, robek, dan putus," kata dia menambahkan.

4 dari 4 halaman

Penyebab Utama Cedera Kepala Seperti David Ozora

Pemukulan bukan hal utama yang sering menyebabkan cedera kepala berat. Faktor utama terjadinya cedera ini adalah kecelakaan motor.

"Yang paling banyak sebenarnya bukan dipukul, yang paling banyak itu kalau kecelakaan motor," kata Setyo.

Dia pun berpesan, jika terjadi kecelakaan motor maka penanganan pada korban tidak bisa sembarangan.

Hal utama yang perlu dilakukan adalah memastikan stabilisasi posisi korban, pastikan jalan napasnya baik.

Sebab, orang yang kecelakaan kemudian kekurangan oksigen karena jalan napasnya terhalang maka angka kematiannya meningkat dua kali lipat.

Penstabilan anggota tubuh ini termasuk meluruskan leher dengan collar neck, dalam keadaan trauma, kepala pasien tidak boleh miring. Pasien pun tidak boleh didudukkan.