Liputan6.com, Jakarta - Nasib malang menimpa pedangdut Lilis Karlina. Anaknya yang berinisial RD (15) ditangkap pihak Satuan Reserse Narkoba Polres Purwakarta, Jawa Barat, di rumahnya pada Minggu (12/3)
Anak Lilis Karlina yang masih kelas 3 SMP diduga sebagai pengedar narkoba. Tidak tanggung-tanggung, RD yang tergolong masih bocah ingusan merekrut pria dewasa berinisial I (26) sebagai kurir.
Baca Juga
5 Cara Mengonsumsi Alpukat untuk Menurunkan Kolesterol dan Mendapatkan 3 Manfaat untuk Jantung Anda
Rombongan Presiden Prabowo Beri Jalan Ambulans, Banjir Pujian dan Sesuai Aturan Prioritas Kendaraan
Timnas Indonesia Gagal ke Semifinal Piala AFF 2024, Erick Thohir: PSSI Akan Evaluasi, Terutama Pelatih
Kapolres Purwakarta, AKBP Edwar Zulkarnaen menjelaskan bahwa I menjadi perantara penjualan narkoba milik anak Lilis Karlina. Hal ini terungkap saat proses penangkapan RD, polisi mengamankan dua paket narkoba jenis sabu.
Advertisement
"Jadi, anak usia 15 tahun mengendalikan narkoba dengan menjadikan laki-laki dewasa sebagai kaki tangan peredaran narkoba. Ini miris buat kita," kata Edwar.
RD Anak Lilis Karlina Membeli Ribuan Psikotropika Secara Ilegal Lalu Menjualnya
Tidak hanya itu, saat Satres Narkoba Purwakarta menangkap RD anak Lilis Karlina di Kawasan Ciwareng, Jawa Barat, ditemukan ribuan butir psikotropika. Obat terlarang ini dibeli RD secara ilegal melalui daring (online), berikut daftarnya:
- 925 butir obat Hexymer
- 740 butir obat Tramadol
- 200 butir obat Trihexyphenidyl
"Tersangka membeli sejumlah obat-obat yang tidak memiliki izin edar secara online," kata Edwar.
Obat terlarang itu kemudian dijual kembali secara online maupun langsung kepada pembeli.
RD Diduga Jadi Pengedar Narkoba, Memang Berapa Harga Sabu?
Dihubungi terpisah, Ahli Bidang Adiksi dan Rehablitiasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia, dr Danardi Sosrosumihardjo SpKJ(K) menyinggung berapa harga ganja atau berapa harga sabu yang membuat orang tergiur untuk jadi pengedar atau sekadar kurir narkoba.
"Mahal sekali," katanya.
Â
Harga 1 Gram Sabu, Ganja, Heroin Bervariasi Tergantung Jenis
Saat ditanya kisaran harga narkoba seperti ganja, sabu, atau heroin, Danardi, mengatakan, narkotika atau psikotropika tergantung jenisnya,"Seperti ganja relatif murah.".
Berbeda dengan heroin atau sabu. Harga sabu dan heroin bisa mahal lantaran proses pembuatannya yang disebut Danardi lebih sulit.
"Kalau ganja, kan, ada tanaman, potong, pakai (sederhananya begitu). Kalau membuat heroin atau sabu, kan ada proses," katanya.
"Satu itu proses, lalu bahan dasarnya mahal, dan risiko tertangkapnya tinggi, jadi, harganya pun naik," ujarnya.
Harga 1 gram sabu atau harga 1 gram heroin, lanjut Danardi, bisa berpluktuasi. Normalnya, di kisaran Rp1 hingga Rp2 juta. Tergantung musimnya.
"Kalau musimnya lagi sulit, bisa sampai Rp2 juta. Mahal sekali," katanya.
Â
Advertisement
Anak atau Remaja Jadi Pengedar Narkoba Sudah Ada Sejak Lama
Sebelumnya, Danardi menjawab perihal anak atau remaja yang jadi pengedar narkoba, seperti yang diduga terjadi pada RD anak Lilis Karlina.
"Sebenarnya, yang kayak begini sudah ada sejak dulu. Kalau ditanya apakah ini berarti 'darurat', tidak juga karena tidak ada suatu pluktuasi. Tidak ada situasi yang sifatnya (dari pengamatan saya ya) mengalami lonjakan tinggi. Ada terus dari dulu," katanya kepada Health Liputan6.com saat dihubungi melalui telepon pada Selasa, 14 Maret 2023.
"Tidak ada kenaikan yang tiba-tiba. Satu, dua, tiga, ada. Dikatakan melonjak kan kalau kejadiannya dua kali lipat," Danardi menambahkan.
Â
Alasan Jadi Pengedar Narkoba Berkaca dari Kasus Anak Lilis Karlina
Danardi, mengatakan, pengedar narkoba ada juga yang statusnya tidak memakai tapi ada juga yang pakai lalu bekerja mengedarkan. Alasannya, tidak lain karena narkoba itu mahal.
"Dengan memakai sekaligus pengedar, dia akan mendapatkan uang. Misal, dia menjual lima, dia dapat satu. Artinya, dia tidak perlu keluar uang banyak untuk dapat barang tersebut. Gratis. Karena dia menjualkan," katanya.
Ada juga yang tergiur karena peluang untuk mendapatkan uang yang banyak lebih besar.
"Misal (anak yang jadi kurir). Antarkan ya barang ke sana, nanti dikasih Rp500 ribu. Anak-anak kan senang banget. Jangankan Rp500 ribu, (dibayar) Rp100 ribu saja senang dan tidak tahu bahayanya," katanya. "Karena yang dia tahu ada duitnya. Mungkin juga si kurir tidak memberitahu isinya apa.".
Advertisement