Sukses

Pasca Kejadian Dokter Mawar Meninggal di Rumah Dinas, Menkes Budi Bakal Temui Panglima TNI

Menkes Budi akan berbicara ke Panglima TNI pasca peristiwa dokter Mawar meninggal di Nabire.

Liputan6.com, Jakarta - Pasca peristiwa dokter Mawar meninggal di rumah dinasnya di Nabire, Papua Tengah, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan berbicara ke Panglima TNI, Laksmana Yudo Margono. Pembicaraan itu direncanakan membahas bagaimana upaya jaminan keamanan dan keselamatan dokter juga tenaga kesehatan (nakes) di daerah sulit akses.

Dokter Mawar yang bernama lengkap dokter Mawartih Susanty SpP diketahui ditemukan meninggal dunia pada Kamis (9/3/2023) di rumah dinasnya di RSUD Nabire, Papua Tengah. Jenazah diterbangkan dari Nabire ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan untuk dimakamkan pada Senin (13/3/2023).

"Mungkin nanti saya akan ada ke Bapak Panglima (Panglima TNI) untuk bicara, bagaimana tenaga kesehatan kita melayani masyarakat Papua. Biar gimana kan mereka saudara kita," kata Budi Gunadi saat diwawancarai Health Liputan6.com usai acara 'Pemberian Penghargaan Universal Health Coverage (UHC)' di Balai Sudirman Jakarta, Selasa (14/3/2023).

"Jangan sampai gara-gara ini (kematian dokter Mawar), kemudian layanan kesehatannya tidak sampai mereka. Itu yang saya bicarakan, bagaimana negara bisa hadir melindungi dokter-dokter yang bekerja di daerah-daerah sulit seperti ini," ujarnya.

Budi Gunadi Sadikin Jamin Keamanan Dokter di Daerah Sulit

Belajar dari kasus kematian dokter Mawar di Nabire, Budi Gunadi menekankan agar jajaran pemerintah bisa menjamin keamanan dokter.

"Ini memberikan inspirasi, motivasi bagi kita jajaran Pemerintah agar bisa menjamin keamanan dokter yang bekerja di daerah-daerah yang sulit, khususnya Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Tengah. Saya juga udah bicara dengan Pak Kapolri," dia menambahkan.

2 dari 3 halaman

Pembelajaran yang Dipetik dari Peristiwa Meninggalnya Dokter Mawar di Nabire

Menkes Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan, meninggalnya dokter Mawar telah menjadi pembelajaran bagi pemerintah untuk terus meningkatkan jaminan keamanan kepada tenaga kesehatan yang bertugas.

Utamanya, di wilayah terpencil dan tertinggal. Karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menjalin komunikasi dengan Polri dan pemerintah daerah terkait hal ini.

"Saya akan berkomunikasi dengan Kapolri dan Pemerintah Daerah, bagaimana layanan kesehatan tetap berjalan dengan adil dan merata, namun harus disertai dengan jaminan keamanan yang baik untuk dokter dan tenaga kesehatan," kata Budi Gunadi saat melayat ke rumah duka mendiang dokter Mawartih Susanty di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/3/2023).

Bawa Misi Kemanusiaan

Ditegaskan kembali bahwa keberadaan tenaga kesehatan merupakan bagian dari misi kemanusiaan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Oleh karena itu, mereka harus mendapatkan jaminan keselamatan, keamanan dan kesehatan dari pihak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum," Budi Gunadi Sadikin menegaskan.

3 dari 3 halaman

Peristiwa Dokter Mawar Meninggal di Rumah Dinas Bukti Belum Ada Jaminan Keamanan Nakes

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Mohamad Adib Khumaidi mengingatkan perihal jaminan keamanan dan keselamatan terhadap dokter dan tenaga kesehatan (nakes) terutama di daerah konflik.

PB IDI sudah meminta kepada pemerintah untuk memberikan perhatian terhadap keamanan para tenaga kesehatan.

PB IDI meminta kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta seluruh aparat keamanan di daerah, khususnya di wilayah konflik untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan pada para tenaga kesehatan yang bertugas di daerah tersebut.

Jaminan Keamanan untuk Dukung Pemerataan Dokter Spesialis

Jaminan keamanan dan keselamatan nakes juga demi mendukung pemerataan dokter spesialis di daerah. Terlebih lagi, Indonesia sedang dilanda kekurangan dokter dan dokter spesialis serta pemerataan yang belum merata.

"Hal penting untuk mengatasi kendala dalam pemerataan dokter, utamanya dokter spesialis di daerah adalah belum ada jaminan keselamatan dan keamanan bagi para tenaga kesehatan yang bertugas, terutama di wilayah konflik," kata Adib melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Sabtu, 11 Maret 2023.