Liputan6.com, Jakarta - Tantrum, keadaan yang kerap terjadi pada bayi atau balita ternyata juga bisa dialami oleh orang dewasa.
Keadaan tantrum merupakan bentuk perilaku buruk yang dilakukan karena adanya perasaan putus asa dan frustasi, menurut seorang pakar pengasuhan anak terkenal asal Austria, Rudolph Dreukurs.
Baca Juga
Pada orang dewasa, keadaan ini ditunjukkan dengan emosi yang meledak-ledak. Sama dengan tantrum anak, tantrum pada orang dewasa juga melibatkan pergolakan emosi yang disebabkan rasa frustrasi atau kemarahan.Â
Advertisement
Dalam beberapa kasus, ledakan bagi orang dewasa ini mungkin berhubungan dengan kondisi kesehatan mental seperti gangguan kepribadian, dilansir dari laman Psych Central.
Alasan Orang Dewasa Tantrum
Tidak mudah untuk mengetahui alasan tantrum pada orang dewasa, mengingat pengalaman dan kondisi emosional yang jauh lebih kompleks dibandingkan anak-anak
Banyak orang menganggap ledakan emosi dilakukan untuk mencari perhatian. Namun, lebih dari itu, ada berbagai kemungkinan alasan.
Terkadang, tantrum orang dewasa dapat digunakan sebagai sarana untuk memanipulasi orang lain. Selain itu, jika seseorang merasa malu atau takut, mereka dapat sengaja mengamuk. Tantrum pada orang dewasa juga dapat terjadi ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Akan tetapi, pada orang dewasa, terkadang amarah yang ditunjukkan itu tidak berasal dari emosi, tetapi kelelahan.
Orang dewasa dapat mengalami kesulitan untuk melakukan regulasi emosi jika merasa kewalahan dengan situasinya. Hal tersebut dapat menyebabkan mereka merasa sulit untuk mengungkapkan perasaan dengan cara yang sehat.
Tak hanya itu, tantrum pada orang dewasa juga bisa terjadi karena masalah kesehatan mental.
Misalnya, studi dari Sapienza University of Rome menunjukkan bahwa 20–67% orang dengan sindrom Tourette sering mengalami tantrum.
Menurut studi tersebut, mereka tidak bermaksud memanipulasi orang lain, tetapi melepaskan amarah yang terpendam.
Advertisement
Jenis-jenis Tantrum Orang Dewasa
1. Memilih untuk diam
Tak hanya dengan emosi yang meledak, orang dewasa dapat mengalami tantrum tanpa berbicara.Â
Mereka menunjukkan amarahnya dengan komunikasi nonverbal, seperti mondar-mandir, menginjak-injak lantai, dan menolak untuk berinteraksi. Meski tak diucapkan, mereka tetap berperilaku agresif.
2. Mengoceh
Ocehan yang mereka lontarkan bisa berupa mengomel, membentak, bahkan menghina orang lain.
Tak hanya itu, terkadang mereka juga melempar barang atau membanting pintu
3. Merengek
Menangis, marah, merintih, dan menggertak dapat terjadi pada jenis tantrum ini. Mereka mungkin terengah-engah, menjerit, atau bahkan juga memaki orang lain. Emosi yang meledak-ledak juga menjadi salah satu ciri tantrum ini.
Lakukan Ini Jika Orang Dewasa Tantrum di Sekitarmu
Ketika ada orang dewasa yang tantrum di sekitarmu dan situasi memungkinkan untuk memberikan bantuan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
Nilai situasinya. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah dengan memerhatikan apakah orang tersebut menangis tetapi tidak melakukan kekerasan, atau ia meledak-ledak, marah, dan mengancam.
Jangan terlibat jika mereka bertindak dan berbicara dengan tidak masuk akal. Meskipun Anda mungkin ingin membela diri sendiri atau orang lain, orang yang berada pada kondisi tersebut seringkali tidak ingin berdiskusi.
Jika harus berbicara dengan mereka, gunakan nada yang tenang. Meskipun perilaku mereka mungkin membuat kesal, ikut marah dapat memperburuk situasi.
Jangan tersinggung. Perilaku yang mereka lakukan mungkin tidak sopan dan menjengkelkan, tetapi maklumilah karena mereka tidak berada dalam kondisi kesadaran yang sehat. Mengamankan diri. Jika mereka mengancam melakukan kekerasan, tinggalkan tempat itu.
Jika orang terdekat yang mengalami tantrum ini, carilah bantuan. Jika memungkinkan, sarankan agar mereka berbicara dengan psikolog atau psikiater.
Advertisement