Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin menargetkan akan memasang layanan cath lab atau kateterisasi jantung di 514 kabupaten/kota di Indonesia. Sayangnya, pemasangan cath lab terkendala dengan ketiadaan dokter spesialis intervensi di banyak daerah.
Padahal, penyakit jantung termasuk pembunuh paling banyak di Indonesia dengan angka kematian tertinggi. Cath lab dibutuhkan untuk menentukan diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah, yang selanjutnya dilakukan Intervensi Non Bedah sesuai indikasi secara invasif melalui pembuluh darah dengan menggunakan kateter atau elektroda.
Baca Juga
“Saya mau pasang cath lab itu di 514 kabupaten/kota, bisa saja setahun selesai. Tapi masa enggak ada dokter spesialis intervensinya. Itu kan jadi masalah tuh,” tutur Budi Gunadi saat acara 'Public Hearing RUU Kesehatan Bersama dengan Organisasi Profesi' yang diikuti Health Liputan6.com di Gedung Kementerian Kesehatan RI Jakarta, ditulis Minggu (19/3/2023).
Advertisement
“Nah, itu saya mau beresin semuanya layanan rujukan biar didesain dan diplanning (direncanakan) dengan baik kapasitasnya sesuai dengan penyakit yang paling banyak bikin menderita masyarakat kita.”
Minim RS yang Bisa Pasang Ring Jantung
Budi Gunadi juga menargetkan semua kabupaten/kota bisa pasang ring jantung. Pasien akan dianjurkan untuk melakukan pasang ring jantung ketika arteri koroner dipenuhi banyak plak, sehingga menghalangi aliran pembuluh darah.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kolesterol dan zat lain yang menempel pada dinding arteri.
“Saya minta semua kabupaten/kota harus bisa pasang ring. Dari 514 kabupaten/kota, saya tanya berapa yang bisa pasang ring? 44 kabupaten/kota, enggak sampai 10 persen,” bebernya.
“Bayangkan, layanan rujukan rumah sakit gitu hanya less 10 percent of our hospital (kurang dari 10 persen rumah sakit) yang bisa memberikan layanan jantung untuk penyakit yang pembunuh paling besar di Indonesia.“
Hanya 28 Provinsi yang Ada Layanan Cath Lab
Menkes Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menargetkan layanan kateterisasi atau cath lab dapat terpenuhi di 207 kabupaten/kota di 34 provinsi. Hal ini disampaikan pada rapat kerja pengurus pusat Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) periode 2022 - 2025 di Surabaya, Jawa Timur pada Kamis (7/7/2022).
Ia menggambarkan salah satu penyakit yang paling banyak di Indonesia adalah jantung. Alat medis yang dibutuhkan untuk pengobatan jantung adalah layanan kateterisasi jantung (cath lab).
“Yang bisa melakukan layanan cath lab hanya di 28 provinsi dari 34 provinsi. Provinsi yang belum bisa melakukan layanan cath lab kateterisasi antara lain Bangka Belitung, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat,” kata Budi Gunadi melalui pernyataan resmi.
Dengan demikian, Budi Gunadi menargetkan layanan cath lab bisa dipenuhi di semua provinsi dan setengah dari seluruh kabupaten/kota.
“Jadi jantung harus bisa dilakukan di 34 provinsi dan 207 kabupaten/kota mampu melakukan layanan cath lab dan bedah jantung terbuka,” sambungnya.
Harus Diiringi Pemenuhan Dokter Spesialis
Selain pemenuhan alat medis seperti cath lab, Menkes Budi Gunadi menekankan harus diiringi dengan pemenuhan dokter spesialis.
“Namun, yang kurang adalah dokter spesialisnya. Teman-teman AIPKI bisa bantu memenuhi SDM nya,” tuturnya.
Posisi dokter spesialis berada di pelayanan sekunder yang menerima rujukan dari pelayanan primer.
“Layanan rujukan yang penting buat saya adalah masyarakat bisa terlayani. Penyakit yang paling banyak di kita adalah di antaranya, jantung, stroke, kanker, dan ginjal,” lanjut Budi Gunadi.
Pemenuhan dokter spesialis dapat dilakukan melalui desain program Academic Health System (AHC). Dalam AHC, ada 4 level strategi, yakni mahasiswa, dosen, wahana yaitu RS Pendidikan, dan pengampuan prodi atau fakultas kedokteran.
Advertisement
Kurangi Kematian Jantung Bawaan Bayi Baru Lahir
Perkembangan terkini, pelayanan kateterisasi dan radiologi intervensi (Cath Lab) bayi dan anak Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional (PKIAN) RS Anak dan Bunda Harapan Kita diresmikan Menkes Budi Gunadi Sadikin pada Kamis (29/12/2022).
Melalui layanan ini diharapkan dapat mengurangi Kematian Penyakit Jantung Bawaan pada Bayi Baru Lahir.
Penyakit jantung bawaan merupakan penyebab kematian tersering dari seluruh kelainan bawaan. Terjadi sekitar 8 dari 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian terjadi dalam 6 bulan pertama kehidupan, dan 80 persen kematian terjadi pada usia 1 tahun.
“Sekitar 12.500 sampai 15.000 bayi baru lahir kena penyakit jantung bawaan kelainan jantung bawaan. Sementara kapasitas operasi baru 1.600 maksimal setahun,” ujar Budi Gunadi.
“Jadi ini adalah salah satu upaya untuk mencegah anak-anak kita meninggal karena tidak bisa tertangani karena tidak ada alat dan dokter spesialisnya.”
Layanan Cath Lab sendiri saat ini sedang disiapkan di 514 kabupaten/kota dan diprioritaskan untuk pemasangan ring jantung. Ini karena penyakit jantung menjadi penyebab kematian paling tinggi di Indonesia dengan beban pembiayaan paling tinggi.
Lebih dari 200.000 orang meninggal tiap tahun dengan biaya lebih dari Rp9 triliun. Pemasangan cath lab merupakan bagian dari transformasi kesehatan khususnya pada pilar kedua, yaitu transformasi layanan kesehatan rujukan.
Cath Lab Bisa untuk Bayi Usia 7 Hari
Direktur PKIAN RSAB Ockti Palupi Rahayuningtyas mengatakan, dengan operasionalnya layanan Cathlab, maka perawatan bayi baru lahir dengan jantung bawaan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) dapat dipangkas dari yang sebelumnya membutuhkan waktu perawatan selama dua bulan, menjadi hanya 10 hari.
“Dengan adanya cath lab, bayi lahir bisa langsung dilakukan kateterisasi pada usia bayi 7 hari, sehingga outcome lebih baik dan cepat. Waktu Perawatan di NICU juga lebih singkat,” katanya.
Layanan Cath Lab mulai beroperasi pada Januari 2023 setelah mendapatkan izin Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
“Ke depannya, cath lab akan dikembangkan untuk radiologi intervensi anak untuk prosedur diagnostik dan terapi minimal invasif dengan dibantu modalitas NICU lain seperti USG CT Scan, MRI,” lanjut Ockti.