Sukses

Keajaiban Jelang Bulan Ramadhan, Kesadaran Masyarakat untuk Minum Air Putih Saat Buka Puasa Meningkat Drastis

Enam dari 10 masyarakat Indonesia berniat untuk minum air putih lebih banyak saat buka puasa dan sahur di bulan Ramadhan

Liputan6.com, Jakarta - Tim Peneliti dan Ketua Health Collaborative Center (HCC), Dr Ray Wagiu Basrowi MKK mengungkap sebuah fakta menggembirakan menjelang bulan Ramadhan.

Penelitian survei dari HCC menunjukkan bahwa indeks keinginan berperilaku makan berkelanjutan (sustainable eating intention index) jelang puasa pada tahun ini cenderung rendah.

Studi Sustainable Eating Intention Index yang dilakukan pada 2.531 responden menunjukkan 58 persen masyarakat Indonesia sadar dan berniat untuk minum air putih lebih banyak saat buka puasa dan sahur.

Lebih Suka Minum Air Putih Ketimbang Minuman Manis Saat Buka Puasa atau Sahur

Responden mengaku berniat untuk meminum lebih banyak air putih atau air mineral, serta cenderung tidak ingin minum air sumber gula.

"Enam dari 10 responden ternyata berniat untuk makan lebih bervariasi dan minum air mineral lebih banyak,” ungkap Ray pada media briefing yang diselenggarakan oleh HCC pada Senin (20/03).

Buka Puasa Tidak Lagi Identik dengan Minuman atau Makanan Manis

Menurut Ray, ini merupakan sebuah perubahan yang signifikan. Sebelumnya, saat buka puasa identik dengan makanan atau minuman manis.

"Mungkin kemarin orang-orang masih bilang bahwa ber-buka puasa identik dengan minuman manis. Ternyata, mereka sadar bahwa banyak minuman manis atau minuman bergula itu tidak sustainable. Kenapa? Karena selain aspek kesehatan, proses produksi minuman manis itu tidak berkelanjutan," katanya.

"Enam dari 10 responden ternyata berniat untuk makan lebih bervariasi dan minum air mineral lebih banyak. Ini luar biasa, karena makanan yang bervariasi merupakan salah satu kunci untuk pangan berkelanjutan," dia menjelaskan.

2 dari 4 halaman

Anjuran Minum Air Putih Saat Bulan Puasa Ramadhan

Setelah berpuasa, lanjut Ray, yang dibutuhkan sistem pencernaan dari mulut sampai usus adalah hidrasi. Bukan gula, garam, lemak, ataupun minyak. Sumber hidrasi utama adalah sumber air putih yang bersih atau air mineral.

"Itu sebabnya, ketika membatalkan puasa yang dianjurkan oleh kalangan kedokteran adalah hidrasi dengan air. Bukan dengan air yang mengandung gula atau soda, tetapi air putih yang sumbernya baik," kata Ray.

Menurut Ray, hal ini dapat membantu menjaga metabolisme dan kesiapan sistem pencernaan untuk mencerna pangan dan makanan lain yang akan dikonsumsi selanjutnya. 

"Ketika puasa, suasana keseimbangan tubuh terganggu. Sekitar 12 hingga 14 jam enggak minum itu berarti produksi asam dan basa tidak seimbang. Satu-satunya cara untuk mengembalikan keseimbangan adalah air putih. Baru setelahnya baru boleh mengonsumsi makanan atau minuman apapun," ujarnya.

3 dari 4 halaman

Maksimalkan Waktu Sahur dan Buka Puasa Selama Bulan Ramadhan

Jumlah air putih yang dibutuhkan oleh orang dewasa adalah dua liter per hari. Bagaimana cara memenuhi jumlah tersebut saat sedang berpuasa?

Dalam keadaan tidak berpuasa, orang wajib minimal dua liter air per hari. Saat berpuasa, berarti kita hanya punya golden period dari buka puasa sampai sahur.

"Yang dianjurkan adalah saat berbuka puasa, minum dua gelas air putih dan jangan konsumsi minuman gula dulu. Kemudian pada sahur, akhiri dengan minum dua gelas," ujarnya.

"Empat gelas sisanya bisa diminum sebelum tarawih, sesudah tarawih, sebelum tidur minum, dan saat baru bangun sahur satu gelas lagi. Dapat empat gelas kan," dia menambahkan.

Intinya, dibutuhkan delapan gelas untuk mencukup dua liter. Namun, Ray mengingatkan untuk tidak mengonsumsi sekaligus.

4 dari 4 halaman

Sadar untuk Konsumsi Makanan Bervariasi Saat Jam Makan di Bulan Ramadhan

Tak hanya berniat untuk minum air putih, responden juga sadar untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi.

"Makanan yang bervariasi merupakan salah satu kunci untuk pangan berkelanjutan. Apabila hanya berfokus satu jenis makanan saja, misalnya daging, dia tidak akan menerima asupan makanan lain," kata Ray.

Ray, menambahkan, selain itu, apabila jenis satu makanan ini memiliki jejak karbon yang tinggi, maka setiap hari dia akan menyumbang jejak karbon yang tinggi untuk bangsa ini.

"Kita bisa dengan percaya diri bilang bahwa pada puasa tahun ini,  enam dari 10 orang Indonesia bilang bahwa mereka ingin makan bervariasi dan konsumsi sayur serta buah. Ini sangat luar biasa," katanya.

Hal ini dapat membantu meningkatkan kadar serat pada tubuh dari buah dan sayur.