Liputan6.com, Jakarta Kemunculan satu anak positif polio di Purwakarta, Jawa Barat menjadi 'alarm' bersama untuk menyegerakan imunisasi anak, khususnya imunisasi polio. Penegasan ini disampaikan oleh Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso.
Padahal, menurut Piprim, penyakit polio termasuk salah satu penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Kemunculan polio di Kabupaten Purwakarta turut menandakan Indonesia masih dalam situasi PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi).
Baca Juga
"Kasus polio di Purwakarta ya, artinya bahwa kita dalam situasi kritis darurat terhadap PD3I, penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," kata Piprim kepada Health Liputan6.com usai acara Dialog Interaktif Kesehatan: Sirup Obat Aman Untuk Anak di Royal Hotel Kuningan, Jakarta pada Selasa, 21 Maret 2023.
Advertisement
"Polio yang termasuk PD3I akan muncul ketika cakupan imunisasi sangat rendah, artinya ya kantong-kantong yang polionya sangat rendah itu ada bahkan di dekat kita gitu kan. Purwakarta kan enggak jauh dari Jakarta."
Cara Paling Gampang adalah Imunisasi
Menilik kondisi di atas, Piprim menyerukan agar upaya imunisasi lengkap anak perlu digencarkan.
"Oleh karena itu, saya kira, ayo ini backup call ini, alarm buat kita semua. Ayo bangun, ini (polio) penyakit yang dulunya udah terkendali itu udah pada bermunculan," imbuhnya.
"Ayo, kita berbuat sesuatu, yang paling murah dan paling gampang adalah vaksinasi."
Upaya Imunisasi Lengkap Anak Belum Pulih Gegara Pandemi COVID-19
Kembali ditegaskan oleh Piprim Basarah Yanuarso, imunisasi lengkap anak dinilai masih belum pulih. Apalagi semenjak ada pandemi COVID-19, imunisasi anak menjadi terkendala.
Dengan demikian, butuh upaya yang lebih gencar untuk menyerukan pentingnya imunisasi anak agar PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) tidak muncul dan merebak di Indonesia.
"Imunisasi belum pulih ya, masih belum pulih. Butuh effort kita semua termasuk media ya jangan nyebarin hoaks," ucap Piprim.
Seharusnya Tidak Boleh Ada Lagi Polio
Secara terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penyakit polio seharusnya tidak boleh muncul lagi. Terlebih lagi Indonesia sudah eradikasi polio sejak tahun 2014.
Pada waktu itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, Indonesia sudah bebas polio atau eradikasi.
"Kasus polio kan harusnya enggak boleh ada kasus. Kalau polio ini sejak eradikasi, kita enggak boleh ada kasus lagi yang konfirmasi," ucapnya usai acara 'Pemberian Penghargaan Penanganan COVID-19' di Gedung Kementerian Keuangan RI Jakarta pada Senin, 20 Maret 2023.
Advertisement
Pentingnya Imunisasi Cegah Polio
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso sebelumnya geram dengan ibu-ibu yang menghalang-halangi anaknya untuk disuntik vaksin polio. Sebab, jika seorang anak sudah terkena polio, maka anak itu bisa lumpuh seumur hidup.
"Kalau polio, lumpuh seumur hidup. Anak itu susah mau jadi pemain bola. Ya kan? Susah jadi atlet sprinter. Kita bisa bayangkan, bagaimana sedihnya seorang anak yang lumpuh seperti itu," ujar Piprim di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Minggu (20/11/2022).
"Jadi, jadi orangtua enggak boleh egois. Karena perilaku orang tua yang menghalang-halangi anaknya vaksin itu yang jadi korban anaknya. Dia merusak masa depan anaknya."
Orangtua Diharapkan Tak Galau Berikan Vaksin pada Anak
Piprim berharap para orangtua tidak galau, apakah memberikan buah hatinya vaksin atau tidak. Seharusnya, yang perlu lebih dikhawatirkan adalah penyakit.
"Ini kita kan enggak boleh gagal fokus. Enggak boleh keliru memilih prioritas hidup. Masa kita lebih galau sama vaksinnya, padahal efek sampingnya mungkin hanya demam sedikit, itu pun enggak semua demam, mungkin agak bengkak-bengkak, merah-merah sedikit," tuturnya.
Piprim meminta para orangtua harus menjadi sosok yang bijaksana dan cerdas. Ia berharap masyarakat mau melakukan imunisasi demi mencegah penyakit polio.
"Supaya mereka concern dengan penyakitnya dan mereka mau melakukan vaksinasi," imbuhnya.