Sukses

Muncul 1 Kasus Polio di Purwakarta, Ketua IDAI Beri Solusi Pencegahan Paling Murah: Vaksinasi

Temuan kasus polio di Purwakarta membuat pemerintah harus menggelar kembali Bulan Imunisasi Anak Nasional

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menilai Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dinilai perlu digelar kembali usai temuan kasus polio di Purwakarta, Jawa Barat. Upaya ini demi meningkatkan cakupan imunisasi lengkap termasuk imunisasi polio.

Ketua IDAI, Piprim Basarah Yanuarso, mengatakan, pembicaraan mengenai bulan imunisasi anak nasional dipegang oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Selain BIAN, penemuan kasus polio di Kabupaten Purwakarta juga dapat pula dilakukan Sub PIN Polio.

Pin Polio adalah Pekan Imunisasi Nasional dengan pemberian imunisasi tambahan polio kepada kelompok sasaran imunisasi guna mendapatkan imunisasi polio. Pelaksanaan PIN Polio berdasarkan hasil evaluasi program dan kajian epidemiologi, khususnya di daerah yang ada temuan kasus polio.

"Saya kira nanti itu (BIAN) dibicarakan sama Kementerian Kesehatan dan saya kira seharusnya kalau mulai ada (kasus polio), perlu lah BIAN," ujar Piprim kepada Health Liputan6.com usai acara Dialog Interaktif Kesehatan: Sirup Obat Aman Untuk Anak di Royal Hotel Kuningan, Jakarta pada Selasa, 21 Maret 2023.

"Atau PIN gitu. Kan ada PIN ya yang polio tetes itu. Saya kira itu nanti Kemenkes dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) yang lebih kompeten terhadap vaksinasi di sana (Purwakarta)," dia menambahkan.

Satu Kasus Positif Polio di Purwakarta

Berdasarkan informasi dari Kemenkes, dilaporkan temuan satu kasus polio di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Sebagai tindak lanjut, terdapat 20 anak yang sedang dalam pemeriksaan sampel.

Kedua puluh anak di Purwakarta tersebut diambil sampel tinja untuk mengetahui apakah mereka positif polio atau tidak. Hal ini merupakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) terhadap 20 anak yang kontak erat dengan satu kasus positif polio tersebut.

2 dari 3 halaman

Ada Polio, Segerakan Imunisasi Anak

Piprim Basarah Yanuarso menegaskan bahwa dengan adanya kasus polio pada anak di Purwakarta menjadi 'alarm' bersama untuk menyegerakan imunisasi anak, khususnya imunisasi polio.

Padahal, menurut Piprim, penyakit polio termasuk salah satu penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi.

Kemunculan polio di Kabupaten Purwakarta turut menandakan Indonesia masih dalam situasi PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi).

"Kasus polio di Purwakarta ya, artinya bahwa kita dalam situasi kritis darurat terhadap PD3I, penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi," kata dia.

"Polio yang termasuk PD3I akan muncul ketika cakupan imunisasi sangat rendah, artinya ya kantong-kantong yang polionya sangat rendah itu ada bahkan di dekat kita gitu kan. Purwakarta kan enggak jauh dari Jakarta," Piprim menambahkan.

Cara Paling Murah Cegah Polio adalah Imunisasi

Menilik kondisi di atas, Piprim menyerukan agar upaya imunisasi lengkap anak perlu digencarkan.

"Oleh karena itu, saya kira, ayo ini backup call ini, alarm buat kita semua. Ayo bangun, ini (polio) penyakit yang dulunya udah terkendali itu udah pada bermunculan," katanya.

"Ayo, kita berbuat sesuatu, yang paling murah dan paling gampang adalah vaksinasi," dia menambahkan.

3 dari 3 halaman

Imunisasi Anak Sesegera Mungkin

Munculnya kasus polio di Purwakarta bukanlah pertama kalinya terjadi. Temuan kasus polio sempat merebak di Aceh pada November 2022.

Pada waktu itu, Aceh menyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio yang berujung digelarnya Sub PIN Polio dalam bentuk vaksin tetes.

IDAI juga lantas memberi anjuran atau rekomendasi kepada orangtua sebagai langkah untuk mencegah, mengatasi, serta memutus rantai penyebaran polio. Anjuran utama adalah imunisasi anak sesegera mungkin.

Sesegera mungkin melengkapi imunisasi anak-anak sesuai usia, sesuai panduan buku KIA terbaru dan berkonsultasi kepada petugas kesehatan. Ada dua jenis vaksin polio, yaitu:

  1. Bivalent oral polio vaccine (BOPV) atau vaksin tetes
  2. Inactivated polio vaccine (IPV) atau vaksin suntik.

Vaksin Beri Perlindungan dari Polio

Vaksin polio tetes memberi perlindungan anak dari virus polio tipe 1 dan 3. Vaksin ini berisi virus polio hidup yang sudah dilemahkan.

Vaksin BOPV bekerja dengan merangsang kekebalan usus dan darah untuk membentuk antibodi ketika tubuh si kecil menghadapi virus polio liar. Sementara, vaksin suntik memberi perlingdungan pada virus polio tipe 1, 2, dan 3.

Jenis vaksin polio tersebut berisi virus polio mati. Vaksin ini tidak dapat menimbulkan kekebalan di usus, tapi tetap dapat membentuk kekebalan di dalam darah.