Sukses

6 Tips Puasa Nyaman Selama Bulan Ramadhan bagi Pasien GERD dan Maag

Salah satu tips puasa yang nyaman selama bulan Ramadhan bagi pasien GERD dan maag adalah menghindari makan berlebihan saat buka maupun sahur.

Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadhan yang penuh berkah erat kaitannya dengan ibadah puasa atau menahan diri dari nafsu makan dan amarah sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Bagi sebagian orang, tak makan seharian karena puasa adalah hal yang bisa dijalani dengan baik tanpa keluhan apapun selain lapar dan haus biasa. Beda cerita dengan orang yang memiliki penyakit maag dan GERD.

Dokter spesialis penyakit dalam Eka Hospital BSD Dedy Sudrajat menjelaskan, Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah kondisi ketika asam lambung naik dari perut menuju kerongkongan (refluks asam). Sedangkan penyakit maag dalam dunia kedokteran disebut sebagai dyspepsia atau gastritis, yakni penyakit akibat peradangan di dinding lambung.

“Kondisi ini biasanya ditandai nyeri pada ulu hati. Dua gangguan kesehatan ini tentu akan mengganggu bagi orang yang akan menjalankan ibadah puasa, karena berkaitan dengan sistem cerna dan pengaturan jadwal makan yang berubah,” kata Dedy dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com, Jumat (24/3/2023).

Maka dari itu, Dedy pun memberikan tips agar pengidap maag dan GERD dapat tetap menjalankan ibadah puasa dengan nyaman.

Hindari Makan Berlebihan ketika Sahur dan Berbuka

Tips puasa nyaman yang pertama yakni menghindari makan berlebihan ketika sahur dan berbuka.

“Makanlah secara perlahan dan secukupnya (saat sahur dan buka), karena makan makanan dalam jumlah banyak dan berlebih dalam satu waktu dapat membuat lambung bekerja keras,” kata Dedy.

2 dari 4 halaman

Hindari Makanan Asam, Pedas, dan Bersantan ketika Buka Puasa

Dedy juga mengimbau agar menghindari konsumsi makanan yang mengandung asam, pedas, serta bersantan karena akan merangsang asam lambung keluar lebih banyak.

“Selain itu, kurangi juga makan makanan yang banyak mengandung gas seperti kubis atau kol, sawi, dan nangka. Serta hindari pula minuman berkafein seperti kopi, teh, dan minuman bersoda.”

Awali Buka Puasa dengan Makan Ringan

Menurut Dedy, tidak makan dan minum selama satu hari membuat perut lapar dan kosong. Ini membuat sebagian orang tak sabar untuk langsung makan besar sebagai “balas dendam” tapi itu merupakan tindakan yang salah.

“Lambung memerlukan penyesuaian terlebih dahulu secara perlahan sehingga tidak kaget. Maka dari itu saat berbuka, awali dengan konsumsi makanan ringan, setelah itu lanjutkan dengan makan besar. Setelahnya cukup konsumsi camilan ringan dan sehat seperti pisang atau biskuit,” katanya.

3 dari 4 halaman

Hindari Tidur Usai Sahur

Setelah makan sahur, sebagian orang biasanya kembali tidur. Kebiasaan tidak tepat. Mengapa?

“Setelah makan sebaiknya tidak langsung tidur, hal ini akan membuat tekanan dalam lambung meningkat, sehingga makanan dan cairan lambung bisa naik ke kerongkongan. Disarankan jika ingin tidur, 1-2 jam setelah makan sahur atau buka puasa.”

“Jika terpaksa harus tidur setelah makan, maka posisi tidur sebaiknya dalam posisi setengah duduk sehingga mengurangi kemungkinan refluks asam lambung,” ujar Dedy.

Makan Perlahan dan Tak Sambil Bicara

Dedy juga mengingatkan meski rasa lapar sudah menyerang, tapi upayakan untuk makan secara perlahan dan hindari makan sembari mengobrol.

“Makan yang terlalu cepat apalagi sambil berbicara menyebabkan banyak udara masuk ke saluran cerna dan memicu sakit maag.”

 

4 dari 4 halaman

Kendalikan Emosi dan Perhatikan Perubahan Jadwal Minum Obat

Pengendalian emosi dapat menurunkan tingkat stres dengan cara yang positif dan baik seperti istirahat sejenak jika lelah serta lakukan teknik relaksasi ataupun latihan pernapasan.

Bagi yang memiliki gangguan kesehatan maag atau GERD yang akut tentunya akan mengubah waktu dalam konsumsi obat-obatan. Hal ini bisa disiasati agar tidak kambuh dengan mengonsumsi obat pereda maag mendekati waktu imsak, sesaat setelah berbuka puasa, serta sebelum tidur.

“Dengan mengkonsumsi obat secara rutin dan memperhatikan segala makanan yang dikonsumsi beserta polanya, diharapkan puasa yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar.”

“Jangan lupa selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam guna mendapatkan pemeriksaan medis yang tepat,” pungkas Dedy.