Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadhan merupakan kesempatan emas bagi umat Muslim untuk mengumpulkan pahala. Bukan hanya ibadah-ibadah besar, tidur seseorang yang sedang puasa dianggap sebagai ibadah dan akan mendapat pahala.
Namun, dalam berpuasa, tak jarang tubuh mengalami banyak gangguan. Besar kemungkinan gangguan tersebut mengurangi kesakralan kita dalam menjalankan ibadah di bulan suci ini.
Baca Juga
Dokter dan penulis buku, Gia Pratama Putra, menjelaskan apa saja gangguan kesehatan yang paling sering datang di bulan puasa dan cara mengatasinya.
Advertisement
Menurut Gia, memang ada beberapa hal yang sering terjadi saat berpuasa. Namun, jika mengetahui 5 hal ini, kita tahu cara mempersiapkannya agar tidak terjadi.
Berikut lima masalah kesehatan yang rentan terjadi saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan:
- Dehidrasi
- Asam lambung
- Tekanan darah rendah
- sembelit
- Radang tenggorokan
Mari bahas pertama-tama dari dehidrasi. Gia menyampaukan hal ini terjadi lantaran kekurangan cairan
“Yang pertama adalah dehidrasi, kita kekurangan minum. Ciri pertama dari dehidrasi ringan itu sakit kepala. Jadi, kalau teman-teman sakit kepala saat puasa, nggak usah minum obat. Coba minum saat buka, pasti sakit kepalanya hilang,” jelas Gia pada press conference Betadine: Jangan Berhenti, Sedia Kebaikan dengan Betadine di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
Gia kemudian memberikan solusi sederhana atas masalah ini. Anda hanya perlu untuk memenuhi kebutuhan air saat sahur dan berbuka puasa.
“Kebutuhan air setiap orang berbeda-beda. Cara hitung kebutuhan air itu gampang, tinggal 40 cc dikali dengan berat badan Anda. Kalau sudah terpenuhi, mudah-mudahan nggak bakal dehidrasi,”
“Begitupun dengan tekanan darah rendah dan sembelit. Itu sama-sama karena kekurangan cairan,” katanya.
Asam Lambung dan Radang Tenggorokan
Selain dehidrasi, tekanan darah rendah, dan sembelit, ternyata radang tenggorokan dan asam lambung juga menduduki posisi lima besar gangguan kesehatan saat berpuasa.
Saat berpuasa, kondisi lambung kosong dalam waktu yang lama sehingga asam lambung naik.
Asam lambung bergejolak dari lambung yang kosong menuju area lain, sehingga menimbulkan gejala yang tak nyaman. Namun, Gia mengungkap bahwa biasanya hal ini banyak terjadi hanya pada awal bulan puasa.
“Lucunya, angka kejadian asam lambung menurun jauh setelah memasuki pertengahan bulan puasa, karena tubuhnya juga sudah beradaptasi,” tutur Gia.
Advertisement
Atasi Radang Tenggorokan dengan Bersihkan Gigi
Gia mengungkap rumus risiko radang tenggorokan, yakni bakteri, sisa makanan, dan waktu.
“Ada bakteri di mulut, nggak gosok gigi dan ada sisa makanan di mulut, ditambah faktor waktu. Sekitar 7 jam sangat cukup untuk bakteri berkembang biak. Dia punya energi dari sisa makanan untuk berkembang biak dengan cara membelah diri,” jelas Gia.
Ia kemudian memberi tahu solusi sederhana untuk mencegah radang tenggorokan terjadi.
“Gimana cara biar tenggorokan nggak sakit? Ya, jangan kasih 3 hal itu. Bersihkan gigi dengan gosok gigi dan kumur-kumur. Dengan begitu, nggak ada bakterinya. Jadi aman.”
Berkumur dengan Metode Gargling
Setelah menggosok gigi, Gia menyarankan tahap pembersihan berikutnya yakni berkumur.
Banyak orang berpikir bahwa berkumur biasa saja sudah membersihkan seluruh bagian mulut. Padahal, untuk hasil yang maksimal, dibutuhkan metode khusus dalam berkumur yakni metode gargling.
Yang dimaksud dengan berkumur biasa adalah mengocok cairan di area mulut. Sedangkan, gargling adalah mengocok air di pangkal tenggorokan sambil menengadahkan kepala 45 derajat.
“Untuk melakukan gargling, gunakan 3T, yakni tuang cairan gargle, teguk dan tahan cairan di kerongkongan, kemudian tengadahkan kepala sejauh 45 derajat dan hembuskan nafas selama 30 detik,” katanya.
Advertisement