Liputan6.com, Jakarta - Ketika mengadopsi atau memelihara anak kucing tentu kita ingin kondisi kucing tersebut sepenuhnya sehat. Sayangnya, realitanya tak selalu begitu.
Banyak pecinta hewan mengambil kucing yang sudah jelas sakit, dengan niat untuk merawatnya kembali hingga sehat. Tak jarang pula, awalnya kucing terlihat sehat, tetapi ternyata mengalami masalah kesehatan beberapa hari atau minggu kemudian.
Baca Juga
Ada beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak kucing. Berikut empat penyakit kucing yang paling umum menurut PetMD.
Advertisement
Infeksi Saluran Pernapasan
Infeksi saluran pernapasan atas merupakan salah satu penyakit yang paling umum didiagnosis oleh dokter hewan pada anak kucing.
Gejala utama penyakit ini adalah bersin, mata berair, hidung berair, dan kehilangan nafsu makan.
Infeksi saluran pernapasan atas sangat mudah menular dan menyebar dari satu anak kucing ke anak kucing lainnya. Kucing dewasa juga dapat terinfeksi, terutama jika mereka stres atau tinggal di dekat satu sama lain. Namun, biasanya gejala paling parah muncul pada anak kucing.
Biasanya, anak kucing sembuh dari penyakit ini setelah 1-2 minggu dengan perawatan yang baik (istirahat, mendorong mereka untuk makan dan minum, membersihkan lendir dari mata dan hidung dengan kain lap hangat, dll.)
Jika anak kucing Anda berhenti makan atau gejalanya tidak membaik, konsultasikan dengan dokter hewan Anda.
Kutu Telinga
Kutu telinga juga sangat umum terjadi baik pada anak kucing maupun kucing dewasa. Dsn, parasit ini mudah menular ke kucing lain.
Tanda paling umum dari infestasi kutu telinga adalah keluarnya cairan hitam atau coklat di telinga yang terlihat mirip dengan bubuk kopi. Telinga anak kucing biasanya juga gatal, dan mungkin ada luka dan peradangan di sekitar kepala dan leher apabila anak kucing terus menggaruk.
Untuk mengatasi penyakit ini, dapat membeli obat kutu telinga yang dijual secara bebas. Jangan lupa untuk ikuti petunjuk dengan cermat.
Untuk menghilangkan kutu telinga sepenuhnya, pastikan bahwa semua hewan peliharaan Anda menerima perawatan yang sama agar tidak menular dari satu ke yang lainnya.
Advertisement
Diare
Diare pada anak kucing bisa disebabkan oleh banyak hal. Dalam beberapa kasus, stres karena adanya perubahan besar dalam kehidupan anak kucing bisa menjadi penyebab.
Mulai dari dipisahkan dari ibu dan saudara kandung, pindah ke rumah baru, dan bertemu orang baru, semuanya merupakan stres bagi anak kucing.
Selain itu, perubahan pola makan juga bisa menyebabkan diare. Jika alasannya adalah faktor-faktor seperti ini, biasanya diare hanya akan berlangsung singkat.
Namun, diare juga bisa menjadi tanda penyakit serius pada anak kucing. Parasit usus, infeksi bakteri dan virus, gangguan kekebalan, dan lain-lain semua bisa menjadi penyebabnya, melansir PetMD.
Biasanya, anak kucing tidak bisa menahan efek dari diare dengan baik. Oleh karena itu, jika diare sangat parah atau berlangsung lebih dari dua hari, segeralah periksa ke dokter hewan.
Parasit Usus
Parasit usus sangat umum terjadi pada anak kucing. Tak jarang penyakit ini membutuhkan pemeriksaan feses dan pemberian obat cacing secara rutin.
Cacing gelang dan cacing kait merupakan parasit usus yang paling sering ditemukan pada kucing. Banyak anak kucing terkena cacing ini setelah lahir, baik dari susu ibunya maupun dari kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi.
Parasit lain seperti cacing pita, Coccidia, dan Giardia juga terkadang ditemukan.
Untuk mendiagnosis cacing usus, dokter hewan akan memeriksa sampel tinja kucing Anda, kemudian meresepkan obat cacing yang cocok dengan penyakit kucing Anda.
Advertisement