Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi mengatakan bahwa puasa Ramadhan tidak akan menghalangi aktivitas harian.
“Pada prinsipnya puasa tidak akan menghalangi kita untuk beraktivitas, tetap kita harus beraktivitas,” kata Adib saat ditemui di Kantor Dewan Masjid, Jakarta, Jumat 24 Maret 2023.
Baca Juga
Mengingat cukup banyak pula aktivitas yang dilakukan di malam hari selama Ramadhan, maka istirahat yang cukup perlu diperhatikan.
Advertisement
“Ada beberapa ibadah yang kita lakukan malam hari, setelah sholat tarawih kita lakukan salat malam, salat tahajud, dan lain sebagainya, maka kita harus bisa mengelola istirahat yang cukup,” imbau Adib.
“Istirahat yang cukup itu jadi satu bagian kita untuk benar-benar bisa mendapatkan sehat yang sebenarnya pada saat menjalankan puasa,” tambahnya.
Tetap Bisa Berolahraga
Selama puasa, aktivitas olahraga juga tetap bisa dilakukan. Terutama di dua waktu yang dianjurkan. Yakni olahraga kecil selepas subuh atau menjelang buka puasa.
“Jadi, jangan berolahraga di siang hari. Olahraga tetap kita lakukan dalam periode waktu setelah sahur atau menjelang berbuka.”
Hal penting lainnya yang perlu dijaga selama Ramadhan adalah asupan gizi seimbang. Puasa sendiri baik untuk kesehatan karena berkaitan dengan pengontrolan hormon insulin.
“Gizi yang seimbang, pengaturan perut istilahnya. Puasa itu 12 jam, kalau secara hormonal 12 jam itu akan ada kebutuhan ilmiah untuk mengontrol hormon insulin. Di situlah kita bisa mengelola gizi dan metabolisme sehingga tidak mudah kolesterol, gula (diabetes), dan sebagainya.”
Syarat Capai Puasa Sehat
Agar puasa berjalan lancar dan menyehatkan, maka ada syarat yang perlu dilakukan. Yakni, menjaga asupan makan cukup dan tidak berlebihan.
“Gula dan kolesterol bisa terkontrol dengan baik saat kita puasa, tapi dengan syarat tidak menjadikan buka puasa sebagai pembalasan. Kita makan biasa, tidak ditumpuk dalam satu waktu,” kata Adib.
Menjaga Kebersihan
Selanjutnya, hal yang tak kalah penting dilakukan saat Ramadhan adalah menjaga kebersihan. Menurut Adib, semua penyakit bisa dicegah jika masyarakat hidup bersih.
“Salah satunya adalah dengan mencuci tangan pakai sabun, satu kebiasaan yang masih banyak belum diperhatikan. Dengan kita mencuci tangan, bisa dikatakan kita mencegah 90 persen penyakit menular,” kata Adib.
“Ini yang kita tularkan kepada masyarakat untuk membiasakan diri kita mencuci tangan pakai sabun. Apalagi saat ini kita dihadapkan dengan bulan puasa serta musim pancaroba, kadang hujan dan kadang panas, sehingga membawa risiko penyakit-penyakit menular,” tambahnya.
Advertisement
Soal Konsumsi Oralit Saat Sahur dan Buka
Adib juga sempat memberi tanggapan soal konsumsi oralit saat sahur dan buka yang diisukan dapat cegah dehidrasi selama puasa.
“Cairan oralit itu kan mengganti cairan tubuh yang hilang, puasa itu bukan berarti ada cairan tubuh kita yang hilang,” kata Adib.
Pastikan saat berbuka dan sahur minum dengan air yang cukup, lanjut Adib.
“Minum yang cukup saat buka, saat sahur. Jangan diasumsikan dengan minum oralit seolah kita kekurangan cairan. Karena saat puasa, tidak berarti kita akan kekurangan cairan kalau kita minum dan makan sesuai saat sahur dan buka,” tuturnya.
Ia juga mengimbau untuk tidak khawatir akan kekurangan cairan karena menjalankan puasa.
“Jadi tidak perlu ada kekhawatiran kita puasa akan kekurangan cairan," tuturnya.
Oralit Bukan Suatu Kewajiban
Bila masyarakat ingin menambahkan minum oralit selain air putih, Adib pun tak melarang.
"Tapi kalaupun ada oralit ini sah-sah saja enggak ada masalah. Artinya boleh dan bagus," tutur Adib.
Meski begitu, ia menegaskan bahwa bukan berarti minum oralit saat puasa itu suatu kewajiban. Pastikan saja agar tubuh terhidrasi dengan minum cukup air.
"Bukan berarti sebuah kebutuhan dan bahwa harus minum oralit.”
Advertisement