Liputan6.com, Wellington - Mungkin tidak pernah terlintas dalam benak politisi di negara lain untuk membantu para anak muda yang patah hati. Namun, itulah yang dilakukan pemerintah Selandia Baru dalam kampanye terbarunya.
Selandia Baru mengalokasikan anggaran sebesar 6,4 juta dolar Selandia Baru atau lebih dari Rp60 miliar untuk kampanye Love Better yang bisa digunakan selama tiga tahun mendatang.
Baca Juga
Kampanye Love Better secara resmi diluncurkan oleh Wakil Menteri Pembangunan Sosial dan Ketenagakerjaan Selandia Baru, Priyanca Radhakrishnan. Tujuannya untuk membantu anak muda melalui masa sulit usai patah hati akibat putus cinta atau lainnya.
Advertisement
"Lebih dari 1.200 anak muda memberi tahu kami bahwa mereka butuh dukungan untuk menghadapi pengalaman awal dari cinta dan sakit hati, dan putus cinta teridentifikasi sebagai tantangan yang umum," ujar Priyanca mengutip keterangan pers dalam situs resmi pemerintah Selandia Baru, Selasa (28/3/2023).
"Kami tahu bahwa perpisahan itu menyakitkan. Kami ingin mendukung anak muda untuk mengatasi rasa sakit itu dan mengetahui bahwa ada jalan keluar lain tanpa merugikan diri sendiri atau orang lain," dia menambahkan.
Kampanye 'Patah Hati' Dianggap Bisa Jadi Bekal di Masa Depan
Priyanca mengungkapkan bahwa upaya satu ini diharapkan bisa memberikan dampak positif untuk anak muda soal bagaimana mereka nantinya menjalin hubungan, bukan hanya saat ini, melainkan juga di masa depan.
"Dengan mendukung anak muda melalui pengalaman formatif ini, kami dapat memberikan dampak positif bagi cara mereka menjalin hubungan di masa depan," kata Priyanca.
Anak Muda Bisa Berbagi Pengalaman Putus Cinta hingga Patah Hati yang Dirasakan
Lebih lanjut Priyanca mengungkapkan bahwa Love Better bisa menjadi wadah bagi anak muda untuk merasakan perasaan sebagaimana adanya.
Dari sana, mereka bisa berbagi kisah nyata mereka sendiri untuk membantu anak muda lain yang mengalami pengalaman serupa.
"Ini adalah cara otentik untuk menginspirasi orang lain untuk membangun kekuatan, harga diri, dan ketahanan mereka sendiri," ujar Priyanca.
Menurut Priyanca, hal semacam ini belum pernah dilakukan di pemerintah mana pun. Sehingga itu menjadi ide pemerintah Selandia Baru sekaligus untuk memutus rantai permasalahan terkait percintaan ke depannya.
"Pendekatan ini belum pernah diuji coba oleh pemerintah mana pun di seluruh dunia. Selandia Baru memiliki statistik keluarga dan kekerasan seksual yang memalukan dan kami membutuhkan pendekatan inovatif untuk memutus siklus tersebut," kata Priyanca.
Advertisement
Dampak Putus Cinta yang Disoroti dengan Serius Pemerintah Selandia Baru
Mengutip laman Mashable, berdasarkan hasil survei di Selandia Baru, 68 dari para partisipan mengaku putus cinta membuat mereka menghadapi konsekuensi seperti depresi, perilaku seksual berisiko, kekerasan, kecemburuan, hingga penguntitan.
Sehingga, kampanye Love Better dibuat untuk membina hubungan yang aman dan setara membantu kaum muda menavigasi wacana seputar hubungan dan harapan mereka sendiri.
Dengan begitu, diharapkan para anak muda di Selandia Baru bisa mengidentifikasi dan menghindari pelecehan, yang pada akhirnya bisa belajar memiliki hubungan dan mencintai dengan lebih baik.
Diketahui, pendekatan lewat Love Better ini dikembangkan bersama kaum muda, pakar kesehatan mental, dan pejabat pemerintah.
Bantu Kaum Muda di Selandia Baru Pahami Hubungan yang Sehat
Merespons hal itu, Menteri Pencegahan Kekerasan Keluarga dan Kekerasan Seksual Selandia Baru, Marama Davidson pun menyambut baik kampanye Love Better yang inovatif tersebut.
Menurutnya, kampanye ini bisa turut membantu para anak muda untuk bicara tentang emosi yang sulit dari sebuah hubungan dan perpisahan.
"Kampanye ini sejalan dengan pekerjaan yang sudah dilakukan untuk mendukung kaum muda dengan batasan dan sikap yang sehat terhadap hubungan," kata Marama.
Sebelumnya, Selandia Baru memiliki Te Aorerekura, sebuah strategi yang dilakukan kementerian untuk berupaya menghapus kekerasan dan memperkuat pencegahan.
Advertisement