Sukses

Menkes Budi Pastikan Kesiapan Bioteknologi untuk Tangani Penyakit

Kesiapan dukungan bioteknologi di Indonesia terus dilakukan agar siap menangani berbagai penyakit.

Liputan6.com, Jakarta Masa depan penanganan penyakit dan obat-obatan akan mengarah berbasis bioteknologi. Penggunaan bioteknologi sudah santer diterapkan di berbagai negara maju, khususnya penanganan penyakit kronis seperti kanker.

Di Indonesia sendiri, bioteknologi menjadi salah satu pilar transformasi kesehatan yang digagas Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin. Pembahasan bioteknologi pun masuk dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesehatan.

“Kita juga akan banyak masuk ke bioteknologi kesehatan. Transplantasi yang belum rapi akan kita masukin di sana. Ini memastikan nanti ke depannya, penyakit-penyakit yang membutuhkan (penanganan) teknologi baru,” ujar Budi Gunadi saat sesi ‘Public Hearing RUU Kesehatan Bersama Dinkes Seluruh Indonesia, IDI dan PDGI’ di Gedung Kemenkes RI Jakarta, ditulis Selasa (28/3/2023).

“Saya rasa kesehatan akan lebih berbasis biotech itu kita siap. Jangan kalah oleh negara-negara maju dan ada program juga yang akan kita lakukan.”

Investasi Bioteknologi Jadi Masa Depan Bisnis Kesehatan

Pada peresmian Jababeka Medical City, Rabu (1/3/2023) di Bekasi, Jawa Barat, Budi Gunadi menekankan, investasi pelayanan kesehatan masa depan akan berbasis bioteknologi. 

Tujuannya, untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang presisi di masa depan. Menurut Menkes Budi, investasi bioteknologi menjadi masa depan bisnis di dunia, terutama di bidang kesehatan.

Salah satu wujud nyata investasi kesehatan melalui kehadiran Jababeka Medical City. Uni merupakan nyata peranan pihak swasta dalam memperkuat ketahanan kesehatan dengan menjadikan aspek kesehatan sebagai prioritas dalam pembangunan wilayah

Di lahan seluas 5.600 hektar, sejak tahun 2006 sebanyak 25 rumah sakit telah dibangun di Cikarang, lebih dari 20 hotel dan 10 pabrik farmasi dan laboratorium kesehatan, melayani lebih dari 2.000 perusahaan dari 34 negara di Kawasan Industri Jababeka dengan karyawan lebih dari satu juta orang.

2 dari 3 halaman

Jajaki Kerja Sama Bioteknologi dan Biosains

Menkes Budi Gunadi Sadikin melihat adanya potensi kerja sama yang luar biasa untuk mendukung kemajuan perkembangan bioteknologi dan biosains di Indonesia. Contohnya, rencana kerja sama bioteknologi dijajaki dengan Takeda Science Foundation.

Takeda Science Foundation merupakan yayasan pemberi beasiswa asal Jepang untuk para ilmuwan asing dan dokter medis. Dukungan terhadap perkembangan bioteknologi dan biosains di Indonesia sudah berlangsung selama 40 tahun dan telah memberi dukungan kepada 173 dokter dan ilmuwan asal Indonesia untuk menimba ilmu di Jepang. 

“Apabila kita bisa menindaklanjuti dan memperluas hubungan kerja sama antara Indonesia dengan Takeda Science Foundation, terutama di bidang bioteknologi dan biosains, ini akan sangat luar biasa,” kata Budi Gunadi saat menghadiri perayaan Hari Jadi ke-40 Takeda Science Foundation di Indonesia pada Minggu (19/2/2023) di Jakarta.

Belajar Bioteknologi dari Jepang

Ke depannya, Menkes Budi menginginkan adanya penjajakan kerja sama yang lebih dalam, salah satunya dengan mengetahui lebih jauh tentang universitas terbaik dan profesor terkemuka di Jepang. 

Kemudian mempertemukannya dengan para dokter dan ilmuwan di Indonesia sehingga dokter dan ilmuwan Indonesia bisa belajar dari Jepang.

“Saya ingin mengetahui, apa saja universitas terbaik di Jepang dan bagaimana para profesor di sana melakukan penelitian di bidang bioteknologi dan biosains. Saya ingin menghubungkan para dokter dan ilmuwan di Indonesia dengan para profesor dan universitas terbaik di Jepang, sehingga mereka dapat belajar dari Jepang,” ucap Menkes Budi.

3 dari 3 halaman

Pengembangan Genomik untuk Layanan Kesehatan

Selain Takeda Science Foundation, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi komitmen East Ventures dalam mendukung kemajuan kesehatan Indonesia.

Hal ini sejalan dengan transformasi kesehatan yang diusung Kemenkes, khususnya pada pilar transformasi teknologi kesehatan dan bioteknologi berupa pengembangan genomik. Studi genomik diharapkan mampu melahirkan kedokteran presisi untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik.

“Jadi di setiap krisis, kita bisa melihat dari sudut yang berbahaya, dan juga akan ada peluang besar bagi kita untuk maju. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melihat ini sebagai peluang bagus untuk melakukan reformasi besar-besaran,” ungkap Budi Gunadi saat peluncuran White Paper, Genomics: Leapfrogging into the Indonesian healthcare future, Kamis, (16/2/2023) di Jakarta.

“Kami telah merancang enam reformasi besar. Salah satunya adalah reformasi teknologi kesehatan, termasuk bioteknologi. Saya percaya East Ventures dapat berperan untuk melihat angin peluang selama krisis dan melompat ke era baru sistem kesehatan di Indonesia.”

Komitmen pengembangan bioteknologi diwujudkan melalui “Health Innovation Sprint Accelerator 2023 in collaboration with East Ventures.” Program ini bertujuan memajukan kualitas kesehatan melalui inovasi di bidang healthtech dan biotech di Indonesia.

Dukung Revolusi Sistem Kesehatan

Willson Cuaca selaku Co-Founder dan Managing Partner East Ventures menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Kemenkes dan mendukung teknologi genomik dalam merevolusi sistem dan infrastruktur kesehatan Indonesia.

“Populasi yang sehat adalah salah satu aset bangsa yang paling penting, dan kami berkomitmen untuk berperan secara aktif dalam mendukung pengembangan perjalanan kesehatan Indonesia,” katanya.

“Kami senang dapat terus bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kami juga yakin teknologi ini akan berperan penting dalam meningkatkan diagnosa medis, pengobatan, dan pencegahan penyakit kritis di Indonesia.”

Health Innovation Sprint Accelerator 2023 bisa diikuti oleh seluruh startup. Startup yang ada di Indonesia dapat mendaftarkan timnya untuk mendapatkan kesempatan dalam melakukan pitch ide dan produk yang inovatif kepada pemerintah, Industri kesehatan, serta akademisi. 

Startup yang terpilih akan menerima pendanaan total sebesar Rp2,5 miliar untuk memulai dan mengembangkan idenya.

Tahun 2023 merupakan tahun kedua dari program sprint accelerator yang bekerja sama dengan East Ventures, perusahaan Venture Capital (VC) yang terbuka pada seluruh sektor (sector-agnostic) dan pelopor investasi startup Indonesia.