Sukses

Ayah Samuel Rizal Disebut Alami Divertikulitis Sebelum Meninggal Dunia, Penyakit Apa Itu?

Sebelum meninggal, ayah Samuel Rizal mengidap penyakit divertikulitis. Apa itu divertikulitis, penyebabnya, dan gejalanya?

Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka datang dari keluarga aktor dan pebasket Indonesia Samuel Rizal. Ayah Samuel Rizal,  Syachriel Arifin, meninggal dunia pada Jumat, (24/3/2023) malam. 

Syachriel Arifin meninggal dalam usia 78 tahun. Sebelum meninggal dunia, diketahui ayah Samuel Rizal sempat mendapat perawatan di RS St. Carolus, Jakarta.

Di akun media sosial pribadinya, pemain film Eiffel… I’m In Love itu mengunggah ulang ucapan duka cita dari kerabat dan teman-temannya.

Salah satu ucapan belasungkawa datang dari artis Titi Kamal. Titi turut mendoakan ayah rekannya itu. 

“Turut berduka cita atas kepergian ayahanda @samuelrizal1. Semoga masuk surga & keluarga diberikan ketabahan,” tulis Titi Kamal di Instastory akun Instagram pribadinya.

Tak hanya ucapan duka cita, Samuel Rizal juga mendapat banyak kiriman karangan bunga dari kerabat dan teman artis-artis Indonesia. Salah satunya diberikan oleh artis Marcella Zalianty.

Jenazah Ayah Samuel Rizal Dikremasi

Alih-alih dikebumikan, jenazah ayah Samuel Rizal dikremasi. Sebelum dikremasi, Samuel menuturkan, jenazah ayahnya terkasih telah lebih dulu disemayamkan di GPIB Effatha, Jakarta Selatan.

Aktor yang akrab dipanggil Sammy tersebut mengungkap, ayahnya meninggal dunia karena sakit divertikulitis. Menurutnya, sang ayah sudah mengidap penyakit tersebut sejak satu tahun lalu.

“(Sakit) divertikulitis,” ungkapnya kepada rekan media pada Senin (27/3/2023) kemarin.

Adapun penyakit tersebut belum sering didengar masyarakat awam. Apa itu divertikulitis, penyebabnya, dan gejalanya?

2 dari 4 halaman

Mengenal Penyakit Divertikulitis

Divertikulitis, atau yang disebut juga dengan radang divertikula, merupakan infeksi yang tejadi pada kantung-kantung di sepanjang saluran pencernaan, khususnya di usus besar, melansir laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. 

Divertikula bukanlah jaringan organ yang telah ada sejak lahir, melainkan kantung-kantung yang baru terbentuk karena sejumlah faktor.

Umumnya divertikula terbentuk ketika individu berusia 40 tahun ke atas. Hal ini bisa disebabkan oleh dinding usus yang sudah melemah seiring bertambah tua.

Selain itu, kantung-kantung ini juga bisa tumbuh pada orang-orang yang jarang mengonsumsi sayur dan buah.

3 dari 4 halaman

Penyebab Divertikulitis

Sayangnya, penyebab penyakit divertikulitis belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, pola makan rendah serat, konstipasi, dan obesitas diduga berkaitan dengan terbentuknya divertikula.

Selain itu, kondisi ini diduga dapat terjadi akibat feses atau makanan yang tidak tercerna dengan baik.

Kemudian, penyumbatan tersebut membuat divertikula membengkak. Hal ini menyebabkan robekan-robekan kecil pada dinding usus besar. 

Akhirnya, robekan tersebut memungkinkan bakteri dari usus besar masuk ke divertikula. Hal itulah yang kemudian diduga menjadi penyebab divertikulitis.

Tak hanya itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko diagnosis divertikulitis, yaitu usia, faktor genetik, obat-obatan tertentu, diet rendah serat, merokok, dan kurang olahraga.

4 dari 4 halaman

Gejala Divertikulitis

Beberapa gejala divertikulitis dapat timbul secara tiba-tiba atau bertahap dalam beberapa hari.

Adapun gejala-gejala divertikulitis antara lain sebagai berikut.

  1. Nyeri pada perut yang bertambah parah setelah makan atau ketika bergerak. 
  2. Sembelit, diare, atau keduanya.
  3. Perut sering kembung atau perut terasa dipenuhi gas.
  4. Tinja atau feses mengandung darah, lendir, atau keduanya.
  5. Demam berkelanjutan.
  6. Nyeri perut yang semakin parah dan berkelanjutan.
  7. Mual dan muntah.
  8. Pendarahan pada dubur.

Divertikulitis yang akut dapat membuat pasien mengalami serangan infeksi yang lebih dan pembengkakan yang parah. Pada divertikulitis kronis, peradangan dan infeksi bisa membaik, tetapi tidak pernah hilang sepenuhnya. 

Seiring berjalannya waktu, peradangan dapat menyebabkan obstruksi usus, yang dapat menyebabkan sembelit, tinja encer, diare, kembung, dan sakit perut. 

Jika sumbatan berlanjut, sakit perut dan nyeri tekan akan meningkat. Akhirnya, pasien bisa merasa mual dan muntah.