Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Papua mengatakan sudah menemukan tersangka pembunuh dokter Mawartih Susanty alias dokter Mawar. Tersangka pelaku pembunuhan dokter Mawar berinisial KW bekerja sebagai cleaning service di tempat dokter spesialis paru itu mengabdi yakni RSUD Nabire, Papua Tengah.Â
KW, tersangka pembunuh dokter Mawar, mengaku sakit hati karena honor bekerja saat pandemi COVID-19 dipotong.
Baca Juga
"Dari hasil pemeriksaan KW mengaku bila dirinya yang melakukan pembunuhan karena sakit hati akibat honor COVID-19 dipotong," kata Kapolda Irjen Pol Fakhiri di Jayapura, Rabu (29/3/2023) mengutip Antara.
Advertisement
Fakhiri mengatakan saat ini penyidik terus mendalami kasus ini. Termasuk mencoba mengungkap kemungkinan ada tersangka lain yang terlibat dalam kasus pembunuhan dokter Mawar pada pekan kedua Maret lalu itu.Â
Sisa Air Liur Jadi Petunjuk Menelusuri Pembunuh Dokter Mawar
Fakhiri mengungkapkan, hasil otopsi berupa jejak air liur di tubuh korban yang menjadi titik terang mencari pembunuh dokter spesialis paru satu-satunya di Nabire itu.
Polisi kemudian melakukan pemeriksaan ulang terhadap para saksi yang diduga terlibat dalam kasus tersebut dan terungkap dan menjurus ke KW. Tercatat ada 68 saksi yang dimintai keterangan penyidik di Polres Nabire.
Penyidik juga sudah menemukan handphone (HP) yang disembunyikan tersangka di salah satu ruang di RSUD Nabire.
Dokter Mawar Ditemukan Meninggal di Rumah Dinas RSUD Nabire
Dokter Mawar ditemukan meninggal dunia dalam keadaan mulut berbusa di rumah dinasnya di Kompleks RSUD Nabire, Provinsi Papua Tengah pada Kamis, 9 Maret 2023. Semasa hidup, dokter Mawar sudah bertugas di Nabire sejak 5 tahun lalu.
Salah satu kenalan dokter Mawar, yakni dokter RA Adaninggar atau dokter Ning mengungkapkan lewat unggahan di akun Instagram bahwa dokter Mawar kerap mengeluhkan keamanan di sekitar rumah dinas. Hal ini disampaikan Ning kala mendengar kabar duka meninggalnya dokter Mawar.
"Beberapa bulan terakhir juga beliau sempat mengeluhkan masalah keamanan di daerah sekitar rumah dinas tapi belum mendapatkan tanggapan serius karena memang belum ada kejadian yang merugikan saat itu. Kasus ini pun sepertinya akan sulit diungkap karena beliau tinggal sendiri di rumah dinas," tulis Ning di akun Instagramnya.
Sebagai simbol duka, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengimbau anggotanya untuk mengenakan pita hitam di lengan kanan selama tiga hari.
"Penggunaan pita hitam di lengan kanan ini dimulai sejak pemakaman almarhumah dokter Mawartih pada Senin, 13 Maret 2023 hingga Rabu, 15 Maret 2023," kata Sekretaris Jendral PB IDI, Ulul Albab dalam keterangan tertulis yang diterima Senin, 13 Maret 2023.Â
Imbauan PB IDI dikeluarkan lewat surat edaran pada Senin, 13 Maret 2023 pagi yang ditujukan ditujukan kepada Ketua IDI Cabang, Ketua IDI Wilayah, Ketua Perhimpunan, Ketua Keseminatan.
Advertisement
Sosok Dokter Mawar di Kalangan Kawan Sejawat
Ketua IDI Cabang Nabire, Oktovianus Saranga mengatakan semasa hidup dokter Mawar sosok yang ramah dan ringan membantu orang lain.
"Beliau banyak berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan edukasi yang diadakan oleh IDI maupun pemerintah setempat. Beliau juga dikenal ramah dan selalu menolong orang," kata Oktovianus.
IDI Cabang Nabire siap membantu penyelidikan kematian dokter Mawar. Terlebih lagi, dari informasi yang beredar disebutkan dokter berinisial M di Nabire, Papua tewas dalam kondisi mulut berbusa di rumah dinasnya.
"IDI Nabire siap membantu penyelidikan penyebab meninggalnya beliau," tambah Oktovianus.
Menkes Budi Melayat ke Rumah Duka Dokter Mawar
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin turut melayat ke rumah duka. Budi menyampaikan rasa dukanya atas nama pribadi maupun pemerintah kepada pihak keluarga dokter Mawar.
Menurut Budi, dokter Mawar merupakan sosok tenaga kesehatan yang penuh dedikasi, cinta, dan tanggung jawab atas profesinya.
"Dokter Mawar adalah anggota keluarga Kemenkes karena beliau mendapatkan beasiswa untuk mengambil dokter spesialisnya di Universitas Airlangga selama empat tahun," ujar Menkes Budi di rumah duka dokter Mawar yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (13/3/2023).
Terkait kematian dokter Mawar, Menkes Budi Gunadi Sadikin pun memastikan bahwa proses penelusuran terkait meninggalnya dokter Mawar akan dilakukan secara transparan, terbuka, dan tidak ada yang akan ditutup-tutupi.
"Jaminan dari saya masalah ini akan dibuka secara transparan karena itu juga yang diminta oleh pihak keluarga. Tapi tentunya ini butuh proses sesuai aturan," kata Menkes Budi.
Advertisement