Liputan6.com, Jakarta Tulang belakang merupakan salah satu struktur utama penopang tubuh yang harus diperhatikan kondisinya karena berpengaruh pada postur tubuh. Ya, tulang belakang menjadi penyangga kepala, bahu, dan tubuh manusia agar mampu berdiri tegak, duduk, berjalan, dan bergerak.Â
Ketika terjadi masalah pada postur tubuh, artinya ada gangguan pada tulang belakang, pinggang, maupun kaki. Jika hal tersebut terjadi, tentunya dapat mengganggu kenyamanan beraktivitas dan menjadi masalah kesehatan. Nah, dalam pemeriksaan kondisi tulang, dokter biasanya akan melakukan tes melalui pemeriksaan pencitraan atau imaging test, seperti sinar-X dan CT Scan.
Baca Juga
Jenis pemeriksaan tersebut membutuhkan paparan radiasi yang terkadang bisa saja membahayakan pasien jika tidak dipertimbangkan dengan benar. Namun kini, pemeriksaan tulang bisa dilakukan dengan aman menggunakan EOS 3D atau metode EOS Imaging (pemeriksaan pencitraan EOS) yang merupakan inovasi terbaru dalam dunia kedokteran.
Advertisement
Dr. dr. Luthfi Gatam, Sp.OT (K) Spine selaku Chairman dari Gatam Institute Orthopaedic and Spine Center Eka Hospital Group menjelaskan, EOS Imaging merupakan sebuah metode pemeriksaan radiografi yang dirancang menghasilkan gambar sangat jelas dalam bentuk 3D, serta dapat mengurangi paparan radiasi yang diterima oleh pasien pada saat pemeriksaan.
"Meski menggunakan dosis radiasi yang rendah, namun penggunaan metode EOS Imaging tidak akan mengurangi kualitas serta detail gambar yang dihasilkan," ujar dr Luthfi.
Pemeriksaan tersebut berguna untuk proses screening pasien yang memiliki masalah pada tulang, terutama tulang belakang, pinggang, dan kaki. Dia juga memastikan, bagaimana pemeriksaan dengan EOS Imaging dapat membantu banyak pasien untuk menangani permasalahan tulang agar menjadi lebih aman.
"Pemeriksaan dengan EOS 3D sangat cocok dilakukan, karena paparan radiasi yang diberikan lebih rendah dibandingkan dengan pemeriksaan radiografi umum lainnya. Penggunaan EOS dapat memberikan gambaran jelas dari struktur tulang pasien pada setiap sudut, sehingga kami para dokter di Eka Hospital, dapat menentukan tindakan yang tepat untuk menangani permasalahan tulang anda dengan teknologi yang sudah tersedia di Eka Hospital," katanya.Â
Dr. Luthfi juga menjelaskan, fungsi EOS Imaging dapat mendukung para ahli bedah ortopedi untuk merencanakan pra bedah mereka sebelum melaksanakan operasi. Ini dikarenakan arena metode EOS Imaging dapat mengambil dan menampilkan struktur anatomi pasien dalam ukuran, volume, panjang dan sudut yang sebenarnya sesuai dengan ukuran aslinya.
Bukan hanya itu saja, mesin EOS 3D juga dapat menghasilkan gambar posisi berdiri tegak pasien dalam bentuk 3D untuk memberikan gambaran yang lebih jelas. Hasil 3D tersebut memungkinkan dokter untuk menganalisa tulang, sendi, dan ligamen dari berbagai sudut yang penting dalam mendiagnosa serta menentukan perencanaan perawatan yang harus dilakukan dokter kepada pasiennya.
Â
EOS Imaging Bisa Membuat Proses Pemeriksaan Jadi Cepat
Keunggulan EOS Imaging selain pasien terpapar radiasi yang lebih rendah, ternyata membuat proses pemeriksaan yang lebih cepat. Selain itu, bisa dilakukan pada posisi pasien berdiri dan juga hasil scan tulang tubuh yang menyeluruh dan real time.
"Meski EOS Imaging dapat dilakukan oleh semua orang, namun metode pemeriksaan ini sangat cocok bagi pasien yang rentan terkena paparan radiasi dalam jumlah tinggi, seperti anak-anak dan orang tua," ujar dr Luthfi.
Hal tersebut dikarenakan, anak-anak dan orang yang sudah tua memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah, membuat mereka akan lebih lemah terhadap paparan radiasi. Oleh karena prosesnya yang dapat dilakukan sambil berdiri, EOS Imaging cocok digunakan untuk mendiagnosa pasien dengan masalah postur untuk melihat seberapa parah perubahan postur pada tubuh, seperti Skoliosis, Kifosis, permasalahan keseimbangan, bowleg atau kaki O atau knock knee (kaki X), serta displasia pinggul.
Â
Advertisement
Prosedur di Eka Hospital
Sementara, di Eka Hospital sudah memiliki mesin EOS 3D yang diberi nama Jose. Pelaksanaan EOS Imaging di Gatam Institute Eka Hospital merupakan metode rontgen tulang canggih menyeluruh mulai dari atas hingga bawah struktur tulang Anda, dan prosesnya pun juga mudah serta tidak memakan waktu lama.
"Sebelum proses pengambilan gambar, anda akan diminta untuk mengganti baju khusus oleh petugas kesehatan. Kemudian akan masuk ke dalam mesin EOS 3D dan dokter akan melakukan scan atau pemindaian pada tubuh, hanya dalam hitungan beberapa detik. Setelah itu anda sudah bisa keluar dan mengganti baju," kata dr Luthfi.
Hasil gambar yang dihasilkan juga bisa langsung dilihat setelah proses pemeriksaan selesai dilakukan. Ini dikarenakan pemeriksaan EOS Imaging akan langsung menghasilkan gambaran 3D tubuh pasien dan tidak perlu melakukan stitching, atau menyatukan beberapa gambar dari beberapa scan untuk membentuk gambaran satu tubuh, karena hanya perlu melakukan scan sebanyak satu kali.
Pemeriksaan dengan EOS 3D juga belum lengkap dengan kecanggihan teknologi lainnya yang dapat membantu melengkapi proses penanganan masalah tulang yang Anda miliki, salah satu teknologi yang dimiliki Eka Hospital yaitu Robotic Navigation Spine Surgery.
Kehadiran Robotic Navigation Spine Surgery menjadi terobosan di dunia ortopedi dan tulang belakang, karena alat tersebut dapat menangani operasi tulang belakang dengan tingkat akurasi penempatan screws atau implan mencapai 99,9%. Dengan bantuan dari EOS 3D yang dapat memberikan gambaran jelas struktur tulang pasien, dokter dapat menggunakan Robotic Navigation Spine Surgery dan melakukan operasi tulang belakang dengan lancar.
Selain itu Eka Hospital juga dilengkapi teknologi O-arm yang dapat memberikan gambaran kondisi pasien secara real time, juga C-arm 3D yang dapat melakukan rontgen tulang pasien dari berbagai proyeksi (samping, atas, bawah, depan, belakang, dan rekonstruksi 3D). Hasilnya dapat langsung dilihat di ruang operasi.Â
ProAxis Table yaitu sebuah meja operasi yang dilengkapi dengan teknologi robot sehingga gerakannya lebih halus dan presisi, meja ini memudahkan dokter melakukan tindakan kepada pasien dan akan mempersingkat waktu di ruang operasi. Teknologi-teknologi tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dalam menangani berbagai permasalahan tulang pasien.
Â
(*)