Liputan6.com, Jakarta Para relawan RS Darurat COVID-19 atau RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta akhirnya harus kembali ke daerah masing-masing. Mereka pamit pulang seiring dengan resmi berakhirnya operasional seluruh tower RSDC Wisma Atlet pada 31 Maret 2023.
Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Guntoro menuturkan, selepas tanggal 31 Maret 2023, tidak ada lagi dukungan logistik sehingga relawan harus pulang ke tempat asalnya. Sarana dan prasarana di RSDC juga disetop.
Baca Juga
Buntut Tersisihkan dari Agenda Natal Kerajaan, Pangeran Andrew Mogok Urus Anjing Corgi Warisan Mendiang Ratu Elizabeth II
6 Potret Terbaru Evi Masamba Tengah Diet Ekstra, Sudah Bisa Pakai Baju Size S
Timnas Indonesia Kalah di Stadion Manahan, Vietnam Justru Cetak Banyak Gol dalam Laga Terakhir Grup B Piala AFF 2024
"Mereka kan harus kembali (ke daerah masing-masing) begitu. Karena tidak ada perpanjangan lagi (operasional RSDC Wisma Atlet)," kata Guntoro usai acara Penutupan RSDC Wisma Atlet Kemayoran di RSDC Wisma Atlet Jakarta pada Jumat, 31 Maret 2023.
Advertisement
"Setelah hari ini (31 Maret 2023) memang tidak ada lagi dukungan logisik gitu ya untuk mereka. Sarana dan prasarana sudah disetop begitu."
Penghormatan kepada Relawan
Demi menghormati seluruh relawan yang bertugas di RSDC Wisma Atlet, Guntoro menyampaikan, pihaknya menggelar resmi penutupan RSDC Wisma Atlet. Para relawan diundang dan diberikan apresiasi serta penghargaan.
"Jadi hari inilah makanya, kami adakan acara ini, penghormatan kami terhadap mereka (relawan)," imbuhnya.
Sejak RSDC Wisma Atlet berdiri pada Maret 2020, tercatat sebanyak 16.000 relawan dari berbagai profesi yang mengabdi merawat pasien COVID. Relawan ini berasal dari beragam daerah di Indonesia.
Banyak Bertemu Nakes dari Berbagai Daerah
Riska Amelia adalah satu dari ribuan relawan RSDC Wisma Atlet Kemayoran yang ikut mengabdikan diri. Ia hadir dalam acara penutupan RSDC Wisma Atlet kemarin, Jumat (31/3/2023).
Cerita haru bergulir, Riska terkenang tatkala bertugas menangani pasien COVID-19. Baginya, RSDC Wisma Atlet merupakan tempat pertemuan banyak teman tenaga kesehatan (nakes) dari berbagai daerah.
"Di sini adalah (tempat) saya bertemu orang-orang yang berbeda latar belakang, budaya yang luar biasa beragam dari Sabang sampai Merauke," tuturnya dalam siaran Liputan6 SCTV.
"Ini banyak sekali nakes yang ada di sini. Lalu jadi punya banyak relasi dan teman-teman. Terus banyak juga yang berpengalaman."
Kehilangan Teman-teman Nakes yang Gugur
Rasa duka turut menyelimuti Riska. Sepanjang penanganan COVID-19 di RSDC Wisma Atlet, ia harus kehilangan beberapa rekan sejawat yang gugur akibat COVID.
Masa-masa merawat pasien COVID pun di kelilingi relawan dan nakes yang jauh dari keluarga masing-masing. Semua kondisi itu dilalui Riska dan rekan-rekan relawan bersama-sama, saling menguatkan.
"Waktu itu juga kami kehilangan beberapa teman kami yang sudah gugur meninggalkan kami juga jauh dari keluarga," tutup Riska.
Advertisement
Nakes Pertama RSDC Wisma Atlet yang Gugur
Kilas balik dua tahun silam, Liza Putrie Noviana AMK, tenaga kesehatan RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta meninggal dunia setelah berjuang melawan keganasan virus Corona. Perempuan kelahiran Surakarta, 8 November 1987 itu menjadi nakes pertama RSDC Wisma Atlet yang gugur akibat COVID-19.
Prosesi pelepasan jenazah Liza Putrie Noviana telah dilakukan pada Kamis malam, 24 Juni 2021 di halaman Tower I Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat.
Upacara penghormatan dan pelepasan jenazah nakes pertama Wisma Atlet yang meninggal karena COVID-19 dipimpim Panglima Daerah Militer Jakarta Raya (Pangdam Jaya), Mayjen TNI Mulyo Aji.
Selain diisi dengan kegiatan salat jenazah, prosesi menyalakan lilin dilakukan sebagai simbol duka.
Pangdam Jaya mengungkapkan, bahwa Liza merupakan tenaga kesehatan pertama di RSDC Wisma Atlet yang gugur akibat COVID-19.
"Meninggalkan seorang suami dan dua orang anak," ujar Mulyo Aji.
Kronologi Meninggalnya Liza Putrie Noviana
Mulyo Aji menyampaikan, Liza telah masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSDC Wisma Atlet sejak Kamis, 3 Juni 2021. Namun, kondisinya terus memburuk ditunjukkan dengan turunnya angka saturasi oksigen, demam, sesak napas, dan batuk berdahak.
Mendiang Liza juga dirawat di ruangan HCU dan ICU, serta menggunakan ventilator. Ia sempat dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Persahabatan pada Selasa, 8 Juni 2021 hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Kamis, 24 Juni 2021.
Usai acara penghormatan, jenazah Liza pun dibawa menggunakan ambulans untuk dimakamkan kemungkinan di daerah tempat tinggalnya di Cilacap, Jawa Tengah.