Liputan6.com, Jakarta Alat kesehatan (alkes) yang selama ini digunakan dalam operasional RS Darurat COVID-19 atau RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta nantinya akan dihibahkan ke Rumah Sakit (RS) yang membutuhkan. Rencana hibah ini menyusul selepas resmi ditutupnya RSDC Wisma Atlet pada 31 Maret 2023.
Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Guntoro mengatakan, kemungkinan besar alat kesehatan dihibahkan kepada rumah sakit. Alat yang dihibahkan ini merupakan alat yang pengadaannya bukan hasil pinjam dari rumah sakit lain.
Baca Juga
Sejumlah alat kesehatan yang berencana dihibahkan, antara lain, peralatan ICU, tempat tidur, dan alat pendukung untuk menangani pasien lainnya.
Advertisement
"Memang kemungkinan besar akan dihibahkan. Ada beberapa peralatan ICU, termasuk tempat tidur, dan peralatan pendukung lainnya. Nanti kita atur dan data," kata Guntoro usai acara Penutupan RSDC Wisma Atlet Kemayoran di RSDC Wisma Atlet Jakarta pada Jumat, 31 Maret 2023.
Alat Kesehatan Akan Rusak bila Tak Digunakan
Rencana hibah alat kesehatan turut mempertimbangkan bahwa alat dapat rusak bila tidak digunakan dan dibiarkan telantar di Wisma Atlet.
"Alat-alat medis yang seharusnya memang alat-alat yang bisa ditempatkan di rumah sakit, kita hibahkan ke rumah sakit. Seperti alat ICU, kan enggak mungkin telantar begitu saja, itu enggak bisa, nanti rusak," jelas Guntoro.
Hibah Alat Kesehatan Harus Penuhi Syarat Tertentu
Guntoro mengakui, sudah ada beberapa rumah sakit yang meminta alat-alat kesehatan yang digunakan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta. Kendati begitu, ada syarat-syarat yang perlu dipenuhi pihak rumah sakit maupun pihak lainnya.
Namun, ia tak merinci lebih lanjut, seperti apa syarat-syarat yang dimaksud. Selanjutnya, alat kesehatan yang akan dihibahkan dilakukan pendataan dan didokumentasikan terlebih dahulu.
"Tentu ada syarat-syaratnya, mungkin enggak bisa secara detail saya jelaskan di sini. Yang jelas, semua kita lakukan sesuai aturan yang berlaku," terang Guntoro.
Pengembalian Alat Kesehatan yang Berasal dari RS Lain
Selain itu, ada pula alat kesehatan yang pengadaannya berasal dari rumah sakit lain. Alat ini segera dikembalikan. Saat ini, pihak RSDC Wisma Atlet sudah mendata asal pengadaan alat dari rumah sakit lain tersebut.
"Sudah kami list (memasukkan dalam daftar) dan kita cari informasinya, asal usulnya dari siapa. Sumbangan dari mana, apakah ini milik pemerintah, swasta dan sebagainya. Itu nanti kami atur agar kami kembalikan, kalau memang kami pinjam," tutup Guntoro.
Advertisement
BUMN Suplai Alat Kesehatan dan Obat-obatan
Pada awal berdirinya RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menerangkan, pihaknya akan menyuplai segala kebutuhan logistik ke RS Darurat Penanganan COVID-19 tersebut. Kebutuhan tersebut mulai dari alat kesehatan sampai obat-obatan.
“BUMN akan menyuplai kebutuhan-kebutuhan ke RS Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet ini, baik peralatan kesehatan, obat-obatan, alat pelindung diri dan masker," terang Erick Thohir melalui keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Minggu (22/3/2020).
Selain itu, BUMN juga menyuplai kebutuhan komunikasi berupa jaringan telekomunikasi. Upaya ini demi mendukung operasional RSDC Wisma Atlet yang mulai dioperasikan Senin (23/3/2020).Â
"Kami sudah menyiapkan jaringan telekomunikasi hingga 500 MB di RS Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet," lanjut Erick Thohir.
Pengadaan Alat Kesehatan oleh BUMN
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menambahkan, pengadaan alat kesehatan dilakukan oleh 25 BUMN. Semua BUMN tersebut menggunakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pengadaannya.
"Pengadaan peralatan kesehatan di Wisma Atlet dari anggaran CSR BUMN, ada 25 BUMN. Itu perintahnya Pak Menteri (Menteri BUMN)," kata Arya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (19/3/2020).
Tidak hanya itu, pembangunan dan persiapan Wisma Atlet untuk bisa dijadikan rumah sakit khusus pasien COVID-19 ini juga digarap oleh BUMN karya, seperti PT PP (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Bahkan dalam pengelolaannya, Menteri BUMN menunjuk Hotel Indonesia Natour. Hal ini lantaran perusahaan plat merah ini sudah profesional dalam mengelola hotel.
"Nanti yang ngatur Wisma Atlet itu BUMN, manajemen kamar supaya bagus ya Hotel Indonesia. Karena kapasitas 2000 kamar yang dikelola, pembersihan semua perlu yang profesional," lanjut Arya.