Sukses

Perusahaan Mau Karyawan Produktif di Tempat Kerja? Pastikan Dulu Mereka Sehat dan Sejahtera

Kesejahteraan dan Kesehatan Karyawan Pengaruhi Tingkat Produktivitas di Tempat Kerja, Ingat ya Bos!

Liputan6.com, Jakarta - Survei Kesejahteraan Global 2022 hingga 2023 menemukan adanya hubungan yang kuat antara kesejahteraan karyawan dan kehidupan kerja yang berkelanjutan.

Survei yang dilakukan konsultan bisnis global, Aon, bekerjasama dengan perusahaan riset pasar multinasional, Ipsos, menggarisbawahi bahwa kesehatan karyawan yang terjaga mempengaruhi peningkatan angka produktivitas di tempat kerja.

Semakin tinggi tingkat kesejahteraan yang diberikan perusahaan kepada karyawan, semakin baik pula kehidupan kerja berkelanjutan karyawan di satu perusahaan.

Karyawan pun akan mampu beradaptasi dengan cepat menyelesaikan tanggung jawabnya. Rasa memiliki terhadap perusahaan juga kian besar.

Masih dari survei tersebut, memperbaiki faktor-faktor yang meningkatkan kesejahteraan karyawan dapat meningkatkan kinerja perusahaan sebesar 11 persen hingga 55 persen.

Dalam survei yang dilakukan terhadap 1.100 perusahaan di 46 negara --- termasuk Indonesia --- sebanyak 90 persen perusahaan menyetujui bahwa investasi di bidang kesehatan merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Health Trinity dari Good Doctor

Menyadari efek yang begitu besar ketika perusahaan lebih mempedulikan kesejahteraan dan kesehatan karyawaan, Good Doctor Technology (Good Doctor) menawarkan Health Trinity yang dapat membantu perusahaan menjaga kinerja karyawan.

"Health Trinity terdiri dari pola makan, olahraga, dan tidur yang dilakukan dengan tepat. Dengan menjadikan ini sebagai gaya hidup, tubuh akan sehat dan bugar sehingga memampukan karyawan untuk senantiasa produkti dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari," kata Medical Manager PT Good Doctor Technology, dr Ega Bonar Bastari dalam satu kelas edukasi kesehatan.

 

 

2 dari 5 halaman

Karyawan yang Sehat, Produktivitas di Tempat Kerja pun Meningkat

Selain itu, kata dr Ega, gaya hidup tidak sehat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kenaikan biaya kesehatan. Survei Tren Medis Global 2023 oleh Willis Towers Watson (WTW) menunjukkan bahwa biaya kesehatan tahun 2023 di Asia Pasifik melonjak hingga 10,2 persen serta menggarisbawahi salah satu penyebab meningkatnya biaya kesehatan adalah kebiasaan kesehatan yang buruk.

Lebih dari separuh responden (52 persen) menyebutkan kebiasaan buruk nasabah asuransi sebagai faktor utama yang mempengaruhi biaya pengobatan, naik 35 persen dari tahun sebelumnya.

"Penerapan pola makan atau diet yang benar dimulai dengan mengetahui kebutuhan kalori harian kita. Untuk laki-laki, 2.500 kalori dan untuk perempuan, 2.000 kalori. Untuk mudahnya, setiap kali kita makan, 1/2 piring berisi sayur dan buah, 1/4 piring berisi protein, dan 1/4 piring berisi karbohidrat," kata Ega.

"Kita juga harus memperhatikan pilihan jenis makanan dan minuman dengan mempertimbangkan asupan lemak dan gula yang masuk ke tubuh kita. Jangan berpikir semua lemak membahayakan tubuh. Salah satu manfaat lemak adalah memberikan energi dan jenis lemak yang kita butuhkan adalah lemak baik (unsaturated fat) seperti yang terkandung dalam alpukat dan kacang," ujarnya.

 

 

3 dari 5 halaman

Pentingnya Kesadaran Makan yang Benar di Kalangan Karyawan

Agar kita tetap mendapatkan manfaat sehat dari alpukat, dr Ega mengingatkan untuk tidak menambahkan kental manis yang kandungan gulanya tinggi.

Begitupun kacang, jangan yang digoreng karena semua jenis minyak goreng termasuk lemak jahat (saturated fat), kecuali virgin oil.

Batasi pula konsumsi gula per hari karena gula dapat menimbulkan adiksi. Saat kita mengonsumsi gula, lidah akan mengirim sinyal ke otak untuk melepaskan dopamin yang membuat kita merasa nyaman dan ingin mengulanginya lagi.

"Adiksi ini membuat kita terus mengonsumsi gula sehingga melebihi kebutuhan gula harian sebesar lima hingga sembilan sendok teh. Konsumsi gula berlebihan akan menyebabkan gula darah meningkat," ujarnya.

 

 

4 dari 5 halaman

Tidak Hanya Sehat, Tubuh Karyawan Juga Harus Bugar

Tubuh tidak hanya harus sehat, tapi juga harus bugar. Menurut dr Ega, karyawan yang bugar akan mampu melaksanakan tugasnya dengan optimal dalam jangka waktu lama karena memiliki stamina yang kuat. Kebugaran tubuh diperoleh dengan berolahraga.

Dia pun merekomendasikan latihan atau olahraga untuk meningkatkan fleksibilitas (kelenturan) dan kekuatan otot serta latihan aerobik.

"Latihan fleksibilitas dilakukan 10 hingga 20 detik untuk setiap gerakan, sebanyak dua hingga tiga hari per minggu. Latihan kekuatan otot dilakukan 45 menit per hari, dua hingga tiga hari per minggu," katanya.

"Latihan aerobik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah dilakukan 30 menit per hari, tiga hingga lima hari per minggu," dia menambahkan.

 

5 dari 5 halaman

Tidur pun Berpengaruh pada Kinerja Karyawan

Dr Ega mengingatkan untuk tidak lagi menganggap tidur sebagai kegiatan yang tidak produktif. Seperti pola makan dan olahraga, tidur pun sangat bermanfaat bagi kesehatan apabila dilakukan dalam porsi yang benar.

"Setiap kelompok umur, dari lahir hingga lanjut usia membutuhkan waktu tidur yang berbeda," katanya. Berikut waktu tidur untuk setiap kelompok umur

  • Umur 0 hingga 3 bulan (14 hingga 17 jam)
  • Umur 4 hingga 11 bulan (12 hingga 15 jam)
  • Umur 3 hingga 5 tahun (10 hingga 13 jam)
  • Umur 6 hingga 13 tahun (sembilan hingga 11 jam)
  • Umur 14 hingga 18 tahun (delapan hingga 10 jam)
  • Umur 25 hingga 45 tahun (tujuh hingga sembilan jam)
  • Umur 45 hingga 65 tahun (tujuh hingga sembilan jam),
  • Umur 70 hingga 90 (tujuh hingga sembilan jam).

"Kita juga harus sampai pada tahap tidur nyenyak (very deep sleep) yang ditandai dengan kerja jantung dan pernapasan melambat serta otot lebih rileks. Pada tahap ini otak memproduksi gelombang Delta yang memicu tubuh untuk memperbaiki dirinya," katanya.

Â