Sukses

Keren! Para Peneliti Indonesia di KAUST Arab Saudi Gelar Pertunjukan Musik Angklung

Begini jadinya ketika para peneliti Indonesia di KAUST menggelar pertunjukkan musik angklung

Liputan6.com, Jakarta - Sekelompok peneliti, mahasiswa, dan staf dari kampus King Abdullah University of Science and Technology (KAUST), Saudi Arabia, menampilkan pagelaran musik angklung di komplek bangunan bersejarah Al-Ballad, Jeddah, Arab Saudi.

Pagelaran musik angklung yang berlangsung pada Jumat, 17 Maret 2023 mengangkat tema 'Indonesian Night'.

Salah seorang perwakilan peneliti yang seorang warga negara Indonesia (WNI), Andika Perbawa menjelaskan bahwa pagelaran musik angklung ini diikuti sejumlah peneliti dan mahasiswa yang berasal dari Indonesia, Kolombia, Venezuela, Italia dan Portugal. Mereka berinduk kepada Office of Arts kampus KAUST.

Menurut Andika, hal ini memperlihatkan bahwa grup angklung adalah kelompok resmi yang mendapatkan perhatian, tempat khusus, dan pendanaan dari kampus KAUST.

"Komposisi pemain yang berlatar belakang dari orang-orang di berbagai negara menunjukkan bahwa angklung sangat unik dan menyita perhatian negara lain untuk bergabung dan bermain bersama," kata Andika kepada Liputan6.com melalui surat elektronik.

Grup Musik Angklung Didirikan oleh Mahasiswa Angkatan Pertama

Lebih lanjut dijelaskan Andika, sejalan dengan pendirian kampus KAUST pada 2009, grup musik angklung yang berhasil menarik situs berita Arab News ini didirikan oleh founding student atau mahasiswa angkatan pertama pada 2009 hingga 2010.

"Sejak saat itu, angklung ensemble selalu eksis dalam berbagai konser musik di dalam lingkungan kampus KAUST," ujarnya.

Walaupun sudah berganti kepemimpinan dan pemain, lanjut Andika, angklung ensemble selalu dinanti komunitas warga kampus setiap kali ada konser musik yang biasanya diadakan dua kali dalam setahun, yaitu saat fall (musim gugur) dan spring (musim semi) semester.

 

2 dari 4 halaman

Pemain di Pagelaran Musik Angklung Didominasi Peneliti dari Indonesia

Terkait komposisi dari angklung ensemble yang bermain pada perhelatan Indonesian Nigt di Al-Ballad, dijelaskan Andika, didominasi oleh peneliti dan mahasiswa Indonesia, di antaranya:

  1. Andika Perbawa (peneliti – konduktor)
  2. Arief Yudhanto (peneliti – gitaris)
  3. Randy Caesario
  4. Wildan Hanif
  5. Hassan Albinsaid
  6. Drajad Utomo
  7. Lavita Rizalputri (mahasiswa doktoral – angklung)
  8. Pujiastuti (staff – angklung), dan
  9. Aditya Pratama (Angklung).

Dikatakan Andika, seni dan budaya Indonesia berkibar di Saudi Arabia, khususnya di kampus KAUST, disebabkan oleh anak muda ini.

"Saya bergabung dengan KAUST angklung ensemble pada 2014, setahun setelah instrument-intsrumennya dibeli dari Mang Udjo, Bandung," kata Arief.

"KAUST tidak hanya menyediakan fasilitas riset kelas dunia yang dapat menyaingi MIT atau Harvard, tapi juga turut melestarikan seni budaya bawaan peneliti dan mahasiswanya," Arief menambahkan.

Bagi Arief, KAUST menampilkan sisi lain Arab Saudi yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Dia ingat betul bagaimana KAUST pernah mengundang pagelaran wayang langsung dari Museum Sonobudoyo Yogyakarta pada 2017 khusus untuk program 'Winter Enrichment Program'.

 

3 dari 4 halaman

KAUST Juga Pernah Membeli Robot Angklung atau Klungbot

Selain pagelaran musi angklung, KAUST juga pernah melakukan pembelian robot angklung atau Klungbot dan mengadakan workshop untuk memainkan robot tersebut. Dalam hal ini, Andika memiliki peran sebagai fasilitator workshop.

"Klungbot juga pernah dipakai dalam kegiatan resmi kampus seperti pembukaan acara dan pengiring lagu saat ada acara kampus," kata Andika.

Saat ini, angklung ensemble di bawah kepimpinan Andika Perbawa. Pria lulusan program doktoral KAUST yang sekarang berprofesi sebagai peneliti kebumian telah dipercaya menjadi konduktor sejak 2017. Selama masa jabatannya, konser Angklung telah terlaksana sebanyak delapan kali.

"Kita sudah menghibur ratusan atau bahkan ribuan warga kampus dengan menampilkan musik dari berbagai genre mulai dari klasik seperti Canon in D, lagu Prancis Harbanera, lagu-lagu western seperti Havana, Starlight, Never Enough, Mission Impossible, dan tentu saja lagu-lagu Indonesia, seperti Keroncong Kemayoran, Bengawan Solo, Karatagan Pahlawan, Ayo Mama," ujarnya.

 

4 dari 4 halaman

Pagelaran Musik Angklung yang Lebih Besar Menanti di Depan Mata

Usai perhelatan di pertengahan Maret 2023, tawaran untuk melaksanakan konser disebut Andika sudah ada di depan mata. Kemungkinan besar akan terlaksana pada musim panas yang bertepatan dengan Jeddah Session. Tentu saja dengan penonton yang lebih banyak lagi.

"Di samping itu, kami juga akan tampil rutin pada community concert di musim gugur sekitar bulan Oktober atau November," katanya.

"Biasanya dengan adanya tahun ajaran baru, akan muncul wajah-wajah baru yang bergabung dengan kita dan tentunya membuat penampilan Angklung semakin seru dan dinanti-nanti warga kampus," Andika menambahkan.