Liputan6.com, Jakarta Musisi Jepang peraih Oscar Ryuichi Sakamoto meninggal dunia pada usia 71. Menurut manajemen Sakamoto, komposer itu meninggal pada hari Selasa, 28 Maret 2023. Semasa hidupnya, Sakamoto sudah dua kali didiagnosis mengidap kanker.
Perusahaan rekaman Avex mengatakan bahwa mereka berterima kasih terhadap tim medis di Jepang serta Amerika Serikat yang selama ini telah memberikan upaya bagi sang komposer. Lalu, Avex juga meminta kepada para penggemar Sakamoto untuk menghormati privasi keluarga di momen berduka ini.
Baca Juga
"Proses pemakaman akan dihadiri anggota keluarga terdekat," tulis perusahaan tersebut.
Advertisement
Semasa hidupnya, ada lebih dari 40 film yang bagian musik digarap olehnya. Sebut saja, The Last Emperor (1987), Merry Christmas, Mr. Lawrence (1983) dan The Revenant (2015).
Dalam scoring film The Last Emperor (1987) yang memberikannya Piala Oscar kategori Best Original Score.
Kanker yang Diderita
Ryuichi Sakamoto terkena kankar pertama kali pada 2014. Sampai-sampai dia mengambil cuti setahun dari kariernya di bidang musik karena kanker tenggorokan. Menurutnya, itu adalah waktu yang paling menyakitkan.
“Waktu yang paling keras dan menyakitkan secara fisik dalam hidup saya,” mengutip The Guardian, Senin (3/4/2023).
Lalu, pada Januari 2021, dia mengumumkan telah didiagnosis menderita kanker usus.
“Mulai sekarang, saya akan hidup berdampingan dengan kanker. Tapi, saya berharap bisa membuat musik lebih lama lagi,” katanya.
Pianis pemenang Grammy itu sempat menyampaikan bahwa kankernya sudah stadium 4. Berarti kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain dan kondisinya buruk.
Sakamoto membahas secara rinci diagnosis kankernya dan bagaimana dia mengatasinya dalam sebuah artikel berjudul “Living with Cancer,” yang dicetak oleh majalah sastra Shincho.
Di dalamnya, ia mengungkapkan bahwa ia menjalani operasi Oktober dan Desember 2022 untuk mengangkat kanker yang sudah menyebar ke kedua paru-parunya. Namun, pada Maret 2023 ia mengembuskan napas terakhir.
Ryuichi Sakamoto adalah pria kelahiran Tokyo pada tahun 1952. Pianis terkenal ini mulai belajar piano pada usia enam tahun, kemudian kuliah di Universitas Seni Tokyo untuk belajar musik.
Perjalanan Karier Sakamoto
Seiring berjalannya waktu, ia mulai mengerjakan berbagai proyek musik, termasuk dengan musisi lain yakni Hosono dan Takahashi.
Setelah Sakamoto merilis debut solonya pada 1978, Thousand Knives, ia bersama Hosono dan Takahashi mewujudkan visi mereka untuk membuat grup disko-pop Jepang bernama Yellow Magic Orchestra (YMO).
Grup ini mendulang sukses besar di Jepang. Pada 1980, dua album mereka bertahan di peringkat satu dan dua tangga lagu selama tujuh minggu, dan mereka memiliki tujuh album Top 5 selama karier mereka.
“Secara tidak sengaja kami bertiga menjadi sangat populer,” kenangnya pada 2018.
Advertisement
Mengembangkan Sayap ke Kancah Internasional
Grup ini pun mengembangkan sayap ke kancah internasional, lagu mereka dibuat dalam lirik berbahasa Inggris dan membantu mereka menyeberang ke AS, di mana mereka muncul di acara TV ternama.
Bahkan, penyanyi legendaris Michael Jackson meng-cover lagu mereka Behind the Mask dan bermaksud untuk memasukkannya ke dalam Thriller, tetapi ketidaksepakatan royalti menghambatnya.
Sayangnya, YMO berhenti pada tahun 1984, meskipun kadang-kadang bersatu kembali untuk rilis dan konser reuni.
Bersamaan dengan YMO, Sakamoto terus merilis album solo termasuk B-2 Unit tahun 1980-an, pengaruh lain pada suara elektro robot yang funky yang juga meramalkan gaya musik dansa lainnya.
Setelah berfokus pada karya solo, dia menjalin hubungan lebih lanjut di barat, berkolaborasi dengan musisi termasuk Iggy Pop, Robert Wyatt, Laurie Anderson, David Sylvian dan banyak lagi.
Juru Kampanye Lingkungan
Sakamoto juga seorang juru kampanye lingkungan, menentang penggunaan tenaga nuklir, dan membuat proyek kehutanan More Trees untuk memungkinkan penggantian karbon.
Pada tahun 1982, Sakamoto menikah dengan musisi pop Jepang Akiko Yano, anggota tur YMO dan artis solo yang sukses. Namun, mereka berpisah pada 1992 dan akhirnya mengajukan gugatan cerai pada 2006. Mereka memiliki seorang putri yang juga penyanyi pop Miu Sakamoto.
Sejak awal 1990-an, Sakamoto menjalin hubungan dengan Norika Sora. Putra mereka Neo Sora berkontribusi pada film dokumenter, Ryuichi Sakamoto: Coda, yang disutradarai oleh Stephen Nomura Schible pada tahun 2018.
Advertisement