Sukses

Jadi Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo Termotivasi Turun Berat Badan: Mulai Diet dan Latihan Keras

Profil Dito Ariotedjo langsung mencuri perhatian. Selain menjadi menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju dengan latar kinerja yang baik, posturnya yang tinggi dan berisi membuat orang begitu mudah mengenalinya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak kemarin, Senin, 3 April 2023, Dito Ariotedjo resmi menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menggantikan Zainudin Amali yang mengundurkan diri.

Dito Ariotedjo mengemban tugas menpora untuk sisa masa jabatan periode tahun 2019-2024. Adik dari spesialis anak dr Mesty Ariotedjo itu, membacakan sumpah jabatan dengan lantang di hadapan Presiden Jokowi.

Profil Dito Ariotedjo langsung mencuri perhatian. Selain menjadi menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju dengan latar kinerja yang baik, posturnya yang tinggi dan berisi membuat orang begitu mudah mengenalinya.

Mengenai postur tubuhnya ini, tampaknya sang Menpora baru juga menyadari hal itu. Dito Ariotedjo menyisipkan sedikit banyolan tentang menurunkan berat badan kala menyapa awak media selepas dilantik oleh Jokowi.

"Ada satu sih kalau dari saya, yang perlu dikurangin itu adalah berat badan saya," tutur Dito Ariotedjo kemarin, Senin, 3 April 2023, dikutip dari akun Instagram pribadinya.

"Jadi kita mulai hari ini, diet makin keras dan latihan makin keras," ucapnya sambil tersenyum jenaka.

Bahkan Dito pun mengajak serta awak media untuk ikut berolahraga di Kementerian Pemuda dan Olahraga.

"Mungkin nanti teman-teman wartawan bisa ikut latihan di Kemenpora, hehe!"

Itu bukan kali pertama Dito Ariotedjo berkelakar mengenai tubuhnya yang bongsor. Pada unggahan terdahulu pun Dito pernah menampilkan foto jadul dirinya kala masih berseragam putih abu-abu.

Dalam foto yang diberi judul "Until Tomorrow" itu, terlihat bahwa sosok Dito memang lebih bongsor dibandingkan teman-temannya.

Menteri Pemuda dan Olahraga berusia 32 tahun ini bahkan tak segan memberi tagar #SegedePintu pada caption fotonya.

2 dari 3 halaman

Dito Ariotedjo Rajin Olahraga

Jika mencermati media sosialnya dan rekam jejak kariernya, Dito Ariotedjo memang memiliki minat di bidang olahraga. Diketahui, Dito menjabat sebagai salah satu komisaris Basket RANS sebelum dilantik menjadi Menpora. Kini, dengan alasan agar tidak terjadi konflik kepentingan, Dito Ariotedjo mundur dari jabatan tersebut.

Dalam kesehariannya, Dito kerap membagikan momen berolahraga bersama keluarga dan teman-teman. Kemarin, sebelum pelantikan menteri, Dito pun meluangkan waktu untuk olahraga angkat beban bersama Iman Sjafei.

Dalam kesempatan lainnya, Dito beberapa kali mengunggah momen melakukan yoga, bersepeda bersama sang istri, Niena Kiran Riskyana Fuad, serta teman-temannya.

Entah sejak kapan Dito Ariotedjo menggandrungi hobi bersepeda. Namun, Dito Ariotedjo menjadi salah satu orang yang rela bersepeda pada 2020 lalu di tengah pandemi COVID-19 dan tetap menggunakan masker.

"Gowes sambil difoto biar kayak anak sepeda jaman sekarang. Selalu jaga jarak dan pake masker (maaf agak turun ke mulut lagi mau tanjakan) yaaaa," mengutip unggahannya di Instagram pada Sabtu, 10 Oktober 2020.

3 dari 3 halaman

Ditugasi Hidupkan Lagi Liga Tarkam

Sebagai Menpora, Dito Ariotedjo diberi sejumlah amanat oleh Presiden Jokowi, salah satunya soal menghidupkan kembali liga antar-kampung alias Liga Tarkam.

Menurut Jokowi, hal itu menjadi program kerja yang harus dilakukan guna menghidupkan kembali semangat berkompetisi mulai dari tingkat akar rumput.

“Presiden ingin liga-liga pertandingan olahraga itu masif dilaksanakan di level tingkat pendidikan sekolah, kuliah, dan juga untuk rakyat. Kita diminta untuk menggalakan liga antarkampung,” ujar Dito Ariotedjo usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/4).

Dito menambahkan, Jokowi juga ingin sejumlah program kerja yang sudah dijalankan pendahulunya, Zainudin Amali dalam mengawal event besar olahraga dan sentra pelayanan kepemudaan nasional terus dikerjakan dengan lebih baik lagi.

Khususnya soal Sea Games dan Asian Games dengan cabang olahraga yang berpotensi juara dan meraih medali. “Jadi harus efisien dan kita mendapatkan hasil medali yang baik,” katanya.