Liputan6.com, Jakarta Diprediksi, puncak arus mudik Lebaran akan terjadi pada 19 April 2022 mendatang. Dinas Perhubungan DKI Jakarta menyebut setidaknya akan ada 18 juta warga di Jabodetabek yang mudik ke kampung halaman masing-masing.
Berkaitan dengan mudik, Ahli Gizi Masyarakat Dr dr Tan Shot Yen memberi anjuran bagi Anda yang hendak melakukan mudik, terutama dengan jalur darat.
Baca Juga
Tan menyarankan untuk para pemudik agar menepi jika memang merasa lelah dan mengantuk, dibandingkan dengan mengonsumsi kopi berlebihan. Pasalnya, waktu tersebut bisa digunakan untuk tidur sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.
Advertisement
"Kalau memang ngantuk atau lelah, yang paling gampang adalah minggir bro, minggir. Lebih baik 'Sebentar ya, kita tidur dulu ya. Ini supirnya rada ngantuk'. Tidur barangkali 15 menit sampai setengah jam," ujar Tan dalam acara bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ditulis Selasa, (4/4/2023).
"Anda tidur, kemudian Anda cuci muka, jadi bawa spesial dirigen air. Wah, itu segar banget ketimbang Anda malah maksain nyetir tapi minum kopi. Itu penting," tambahnya.
Efek Minum Kopi Berlebihan Saat Mudik
Tan menjelaskan, konsumsi kopi saat mudik sebaiknya jangan sampai berlebihan. Apalagi jika mudik dilakukan ketika Anda masih berpuasa. Pasalnya, konsumsi kopi yang berlebihan berisiko membuat Anda semakin haus.
"Bagi kalian yang nyetir, bawa kendaraan, hati-hati dengan ngopi. Saya cuma wanti-wanti banget. Justru kopi yang terlalu frequent, terlalu sering, itu bukan cuma sekadar bikin Anda jadi makin haus," kata Tan.
Kopi Sifatnya Diuretik, Apa Itu?
Lebih lanjut Tan menyebutkan bahwa kopi bersifat diuretik. Sehingga saat dikonsumsi berlebihan, bukan efek baik yang didapatkan oleh tubuh, melainkan sebaliknya.
"Kopi sifatnya diuretik, jadi pipisnya keluar lebih cepat. Alih-alih Anda menjadi alert, menjadi waspada, dan nyaman, akibat minum kopi berlebihan itu (justru) bisa membuat Anda menjadi tidak fokus," ujar Tan.
Selain itu, Tan menambahkan, kopi juga merupakan stimulan. Jika dikonsumsi berlebihan atau lebih dari dua cangkir per hari, maka kopi berisiko membuat Anda menjadi tidak awas.
"Tandai ini, bagi orang-orang yang biasanya ngopi, ngopinya berlebihan lebih dari dua cangkir, itu dia malah bikin jadi restless. Jadi Anda malah enggak awas, karena sekali lagi, kopi itu sifatnya stimulan," kata Tan.
Advertisement
Lebih Baik Gantian Nyetir Saat Ngantuk
Tan mengungkapkan bahwa penting untuk nyetir bergantian dengan anggota keluarga lainnya. Cara satu ini dianggap sangat membantu untuk mengatasi ngantuk dan kelelahan akibat menyetir saat mudik.
"Gantian nyetir, sayang. Pastikan di dalam mobil bukan cuma Anda, tapi ada co-pilot. Jadi kapan Anda perlu istirahat, co-pilot-nya yang ambil alih," kata Tan.
Persiapan Bekal untuk Mudik
Sedangkan, jika Anda hendak menyiapkan bekal untuk mudik, Tan turut memberikan tipsnya dalam menyiapkan itu. Menurutnya, kebersihan saat mudik menjadi hal yang utama. Apalagi jika bekal tersebut disiapkan untuk anak berusia dibawah dua tahun.
"Bagi anak yang masih berusia dua tahun ke bawah, baduta, mereka masih dalam fase mengonsumsi makanan pendamping ASI. Nah, MPASI untuk anak di bawah dua tahun memang risk-an sekali untuk terkena kontaminasi bakteri terutama kalau sudah dua jam di suhu ruangan," ujar Tan.
Jangan Nekat Bawa Bekal MPASI Jika Suhu Tak Tepat
Menurut Tan, bekal MPASI seperti bubur bayi harus disimpan pada suhu yang tepat. Untuk itulah ia tidak menyarankan membawa bubur bayi jika memang tidak bisa memastikan ketepatan suhunya.
"Jangan pernah nekat membawa bubur bayi dimasukkan ke dalam cooler bag. Cooler bag Anda berpikir kalau dingin kan lebih tahan, ntar dulu, sebab lima sampai 60 derajat celcius adalah suhu dimana kuman hobi banget berkembang biak," kata Tan.
"Jadi kalau Anda ingin membawa makanan untuk MPASI terutama ya, suhunya harus bisa Anda pertahankan dibawah lima derajat celcius atau sekaligus di atas 60 derajat celcius. Sebab, dua jam saja di luar ruangan, MPASI anak Anda rentan dengan kontaminasi," pungkasnya.
Advertisement