Sukses

4 Kebiasaan yang Kerap Dianggap Tak Sehat dalam Hubungan, Tetapi Sebenarnya Bermanfaat bagi Pasangan

Walaupun banyak orang bilang hal-hal ini tak sehat, tetapi sebenarnya bermanfaat untuk hubungan romansa. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - Dalam hubungan romansa, ada banyak kebiasaan yang perlu disesuaikan dan didiskusikan dengan pasangan.

Menurut seorang penulis buku pengembangan diri dan psikologi, Mark Manson, ada beberapa kebiasaan yang sering dianggap tak sehat, tetapi sebenarnya bisa bermanfaat untuk hubungan.

Mark mengungkap, terkadang pertengkaran dan kekesalan dalam hubungan merupakan hal yang wajar. 

“Hal-hal seperti bertengkar, terkadang menyakiti perasaan satu sama lain, membicarakan ketidakpuasan. Ini adalah hal normal yang jarang dibicarakan orang,” tutur penulis buku best seller The Subtle Art of Not Giving A F*** tersebut pada laman MarkMansonNet.

Tidak Semua Konflik Harus Diselesaikan

Seorang psikolog spesialis hubungan pernikahan, John Gottman, pernah meneliti ribuan pasangan suami istri yang bahagia. Beberapa di antaranya telah menikah selama lebih dari empat puluh tahun. 

John menemukan, sebagian besar pasangan sukses memiliki masalah terus-menerus yang belum terselesaikan.

Sementara itu, banyak pernikahan yang gagal karena pasangan merasa tidak boleh ada perselisihan di antara mereka. 

Tak hanya itu, ia juga merancang sebuah teknik hubungan yang dinamakan teknik “iris tipis”. Melalui teknik tersebut, ia menghadirkan pasangan dan merekam percakapan singkat mereka. Pasangan tersebut dihubungkan dengan serangkaian pemindai biometrik.

Kemudian, ia menganalisis percakapan, melihat data biometrik, bahasa tubuh, nada suara, dan pemilihan kata.

Hasil analisis ini menunjukkan, John mencapai keberhasilan 91% dalam memprediksi bahwa pasangan yang baru menikah akan bercerai dalam 10 tahun.

“Gagasan bahwa pasangan harus berkomunikasi dan menyelesaikan semua masalah mereka adalah mitos belaka,” tulis pria yang telah melakukan banyak penelitian psikologi selama lebih dari 40 tahun tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Lebih Baik Jujur Walau Menyakitkan

Menurut Mark, pria sering kali berbohong demi membuat wanita bahagia. Baginya, kejujuran lebih penting daripada selalu berpura-pura merasa baik-baik saja. 

“Ketika prioritas kita adalah untuk selalu membuat diri kita merasa enak, atau untuk selalu membuat pasangan kita merasa enak, maka lebih sering tidak ada dari keduanya yang akhirnya merasa baik,” tulis Mark.

Lebih lanjut, Mark mengungkap, percakapan yang jujur adalah kunci menjaga hubungan yang sehat.

“Percakapan yang jujur dapat membantu kedua orang dalam pasangan menemukan kebutuhannya masing-masing,” tambahnya.

Ketika kebutuhan terpenuhi, akan lebih mudah bagi pasangan untuk memercayai pasangannya di kemudian hari.

Jaga Jarak Sementara Waktu

Mark mengungkap, ketika seseorang jatuh cinta, mereka cenderung meyakini hal-hal yang kurang rasional atau tidak masuk akal.

“Ini terasa luar biasa — ini memabukkan dengan cara yang sama seperti kokain. Masalahnya, ini hanya muncul ketika keinginan jatuh cinta menjadi kenyataan,” tuturnya.

Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk sesekali menjaga jarak dengan satu sama lain. Terutama, menurut Mark, jika pasangan sudah tidak dapat membagi waktu dengan hal-hal lain, seperti pertemanan, tugas, aktivitas harian, dan sebagainya.

Tak hanya itu, terlalu melekat pada pasangan juga dapat membuat seseorang kehilangan identitas dirinya, mengutip Mark.

“Maka dari itu, penting untuk menjaga jarak, bersikap independen, dan mempertahankan hobi atau minat yang dapat Anda lakukan sendiri,” ia menyarankan.

3 dari 4 halaman

Lihat Kekurangan Pasangan

Dalam berhubungan romansa, ada dua pemikiran yang perlu ditanamkan oleh pasangan, mengutip Mark.

Setiap orang, termasuk pasangan Anda, memiliki kekurangan.Anda tidak bisa memaksa orang untuk berubah demi Anda.

Oleh karena itu, penting untuk berhubungan dengan orang yang terlihat kekurangannya. Kemudian, pastikan kekurangan itu bisa ditoleransi atau dihargai.

Hal ini disarankan Mark karena seorang sastrawan besar, Milan Kundera, yang mengungkap dua tipe pria dalam hubungan romansa dalam bukunya The Unbearable Lightness of Being

  • Pria yang berusaha bertemu dengan wanita sempurna, tetapi tak pernah bisa menemukannya.
  • Pria yang meyakinkan dirinya bahwa setiap wanita yang ditemuinya baik, jadi perannya adalah mengenal lebih dalam dan memilih.
4 dari 4 halaman

Tips Hubungan Langgeng dan Bahagia

Ketika merasa telah memilih orang yang tepat, penting untuk memastikan hubungan dapat terus langgeng dan terjaga. Berikut tips-tips hubungan langgeng dan bahagia, melansir laman Your Tango.

Jangan pasif-agresif.

Seseorang yang pasif agresif adalah seseorang yang menggunakan komunikasi tidak langsung sebagai respons terhadap tuntutan pasangannya.

Peran dua pihak penting, jangan salah satu saja.

Keputusan mengenai berbagai hal lebih baik jika diputuskan dari hasil pemikiran dua orang. Misalnya, waktu liburan, waktu kencan, dan waktu hubungan sosial dengan teman.

Semua hal ini memungkinkan untuk dibarengi dengan hubungan romansa. Dengan syarat, pasangan tetap terhubung satu sama lain. 

Jauhkan dendam dari hati.

Dalam hubungan, pertengkaran merupakan hal yang pasti terjadi. Namun, yang terpenting adalah bagaimana keduanya dapat berkomunikasi, menyelesaikan bersama, memaafkan, dan jauh-jauh dari dendam.

Jaga romansa.

Tak jarang gagalnya hubungan romansa disebabkan oleh kurangnya apresiasi pasangan. Pasangan yang jarang melakukan hal-hal romantis tentu akan membuat kekasihnya bertanya-tanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.