Liputan6.com, Jakarta - Bukan cuma mantan, ternyata konser juga bisa bikin kita gagal move on. Momen langka bertemu dengan idola pastinya menjadi pengalaman berharga yang sulit untuk dilupakan.
Ternyata, gagal move on berkepanjangan setelah menonton konser bisa jadi pertanda kamu lagi mengalami post concert depression.
Baca Juga
Meskipun bukan diagnosis resmi, post concert depression bisa menjadi pengalaman yang sangat nyata bagi penggemar konser.
Advertisement
Kembali ke kehidupan setelah konser bisa terasa tidak bermakna, dan gejala terbaik diobati dengan strategi koping yang sehat.
Apa Itu Post Concert Depression?
Post concert depression (PCD) adalah jenis depresi yang dirasakan seseorang setelah menghadiri konser yang sangat ditunggu-tunggu. Kamu akan merasa sedih setelah menonton pertunjukan.
Sebelumnya, kamu merasa bersemangat dan bahagia saat menunggu konser tersebut.Â
Ada juga hal-hal menarik lainnya seperti perjalanan, menginap di hotel, atau membeli pakaian baru yang membuat orang merasa lebih senang.Â
Ketika melihat artis idola tampil secara langsung, kamu mungkin merasakan sedikit keanehan dan nostalgia, melansir Choosing Therapy.
Setelah konser usai, kamu akan mengalami culture shock. Kamu mungkin merasa kaget saat kembali ke kehidupan sehari-hari.
Adrenalin dan kegembiraan yang dirasakan saat merencanakan dan mempersiapkan diri untuk konser akan berkurang.
Ini berpotensi menjadi faktor yang memperparah perasaan sedih setelah acara tersebut berakhir.
Semua waktu yang sebelumnya dihabiskan untuk merencanakan dan menantikan konser bisa membuat seseorang merasa kehilangan hingga konser atau petualangan seru berikutnya datang.
Bisa Berdampak pada Siapa Saja
Istilah ini memang belum diakui secara resmi sebagai sebuah kondisi medis. Namun, kenyataannya banyak orang yang mengalami hal tersebut setelah menghadiri sebuah konser.
Ada beberapa alasan mengapa PCD bisa terjadi. Salah satunya karena menyadari sesuatu yang sebelumnya menjadi pusat kebahagiaan, akan berubah menjadi kenangan.
PCD bisa terjadi pada siapa saja, tidak tergantung seberapa sering mereka menghadiri konser atau seberapa besar pengalaman mereka dalam hal ini.
Ini terjadi karena konser bisa menjadi pengalaman yang sangat emosional dan membawa dampak yang cukup besar pada kehidupan seseorang, baik secara positif maupun negatif.
Advertisement
Gejala Post Concert Depression
Beberapa gejala ini mirip dengan depresi klinis pada umumnya, meliputi kehilangan motivasi atau minat pada sesuatu, rasa putus asa, atau kesulitan berkonsentrasi.
Setelah konser, kehidupan bisa terasa sedikit membosankan atau suram.
Beberapa gejala PCD meliputi pikiran negatif yang terus menerus hingga kesedihan yang tak berujung.
Banyak penggemar merasa rindu pada idola dan konser yang telah mereka saksikan, dan menginginkan kembali ke sana. Namun, ada juga yang khawatir bahwa mereka tidak akan merasakan kebahagiaan seperti itu lagi di masa depan.Â
Oleh karena itu, mereka terus menonton video konser dan merasa bahwa tidak ada yang penting selain itu.
Tips Atasi Post Concert Depression
Ada banyak cara untuk belajar kembali merasa bahagia setelah mengalami PCD. Kamu tidak perlu menutup diri dari pengalaman baru setelah mengalami PCD. Berikut tips atasi PCD menurut Choosing Therapy.
Buat kolase sebagai kenang-kenangan
Kamu dapat mencoba membuat kolase sebagai cara kreatif untuk menyimpan kenangan saat menghadiri konser.
Tidak perlu banyak mengambil foto atau video, kamu bisa mencarinya di internet
Cetak dan susunlah foto-foto tersebut menjadi kolase. Dengan begitu, kamu dapat menyimpan kenangan yang spesial tersebut dengan baik.
Terhubung dengan fans lain
Kamu dapat berinteraksi dengan fans lainnya melalui media sosial. Jika idola kamu memiliki halaman penggemar, ikuti dan pantau konten yang mereka bagikan.
Dengan berinteraksi dengan fans lain, kamu dapat merasa lebih terhubung terhadap grup tersebut. Dengan begitu, kamu tidak merasa sendiri.
Jadwalkan waktu bersenang-senang
Buatlah daftar hal-hal yang membuat kamu senang. Kamu bisa menulis daftar tempat atau taman favorit dan mengunjunginya saat merasa sedih.
Semakin sering kamu menjadwalkan hal-hal yang menggembirakan, mood dan kualitas hidup pun akan ikut meningkat secara keseluruhan.
Â
Advertisement