Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melakukan revitalisasi terhadap Posyandu. Salah satunya dengan peningkatan kelengkapan alat teknologi digital. Perlahan-lahan, wajah Posyandu semakin modern sehingga pelayanan kesehatan meningkat.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin memasok alat teknologi digital secara bertahap ke semua Posyandu. Alat teknologi baru yang dimaksud yakni antropometri digital.
Baca Juga
Antropometri digital adalah sebuah alat yang digunakan atau dapat difungsikan untuk mengukur status gizi pada anak balita. Pengukuran antropometri digital berupa pengukuran yang memanfaatkan teknologi image processing atau citra digital dalam pengolahan data.
Advertisement
“Semua alat-alat teknologi yang baru, digital kami distribute (distribusikan) ke Posyandu,” kata Budi Gunadi saat sesi ‘Dialog Nusantara: Mewujudkan Sila ke-5 Pancasila Melalui Pembangunan Layanan Kesehatan yang Merata di Seluruh Indonesia’ ditulis Kamis (13/4/2023).
“Kalau teman-teman dulu tahunya Posyandu adalah nimbang baik berat maupun panjang badan masih pakai dacin, sekarang 300.000 antropometri digital kita distribusi ke seluruh Posyandu.”
Pengukuran Status Gizi Balita Lebih Tepat
Dengan adanya antropometri digital, pengukuran status gizi balita dapat dilakukan jauh lebih tepat. Lebih canggihnya lagi, hasil pengukuran dapat langsung diunggah ke Google.
“Sehingga timbangannya hanya bisa dilakukan dengan jauh lebih precise (tepat). Secara digital juga bisa diupload langsung, kita bisa geotagging di Google,” sambung Budi Gunadi.
“Jadi kita bisa langsung tahu pola dari tinggi badan dan berat badan dari 23 sampai 24 juta balita yang ada di Indonesia.”
Posyandu Sasar Seluruh Siklus Hidup
Upaya revitalisasi Posyandu juga mulai menyasar seluruh siklus hidup manusia, dari bayi sampai lansia. Hal ini berbeda dari sebelumnya, yang mana Posyandu biasa ditujukan untuk ibu hamil dan bayi juga balita.
“Kami melakukan revitalisasi Posyandu, yang dulunya tidak tergarap sejak adanya undang-undang otonomi daerah, kami standardisasi lagi,” Budi Gunadi Sadikin melanjutkan.
“Yang tadinya Posyandu hanya mengurusi ibu hamil dan bayi, karena populasi Indonesia itu manual sekarang Posyandu itu, kami perluas juga meng-cover bayi, ibu hamil, anak remaja dan dewasa dan lansia. Jadi seluruh siklus hidup.”
Baru Pilot Project
Adapun Posyandu yang menyasar seluruh siklus hidup, terang Menkes Budi Gunadi, sebenarnya masih dalam pilot project. Dalam hal ini, belum semua Posyandu menyasar untuk semua kalangan usia.
“Posyandu ini memang baru pada pilot project jalannya yang semua siklus hidup. Sebagian besar masih hanya yang ngurusin ibu hamil dan balita,” terangnya.
“Tapi nanti kalau ini (Posyandu) sudah semua siklus hidup, mekanisme pembiayaan yang masuk pembiayaan Puskesmas juga akan juga semua siklus hidup dan kami kasih dana ke pemerintah daerah itu sekitar Rp24 triliun setahun.”
Selain itu, kegiatan di lapangan akan diperbesar terus supaya jangan sampai kegiatan yang kuratif di Puskesmas dibiayai lebih besar dibandingkan dengan kegiatan promotif preventif.
“Contohnya kunjungan ke rumah-rumah kader posyandu, ada kader Posyandu kemudian melakukan tindakan-tindakan seperti rehabilitatif sama paliatif dan kalau butuh misalnya ongkos angkut dan segala macam bisa pakai dana Puskesmas,” imbuh Menkes Budi.
Advertisement
Penuhi Antropometri Secara Bertahap
Pada pernyataan resmi 29 Maret 2023, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan, pencegahan bayi stunting setelah lahir diperlukan pengukuran rutin dengan menggunakan antropometri.
Kemenkes mengirimkan 313.737 antropometri untuk 303.416 Posyandu secara bertahap yang ditargetkan akan terpenuhi pada tahun 2024.
Selanjutnya, dibutuhkan kelembagaan yang baik dan tertata, fokus layanan kesehatan distandarkan, apa saja yang kurang akan dilengkapi baik sarana prasarana maupun SDM nya, serta proses dilakukan secara digital.
Pelayanan dilakukan melalui kegiatan Posyandu dan kunjungan rumah oleh kader. Untuk itu, diperlukan penataan kelembagaan, sumber daya, dan pola pembinaan berjenjang agar integrasi pelayanan kesehatan ini dapat berjalan secara optimal.
Perkuat Layanan Kesehatan Dasar
Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengajak pemerintah daerah untuk memperkuat layanan kesehatan dasar di Puskesmas dan Posyandu.
“Yang akan kita lakukan adalah perubahan di dalam sektor kesehatan melalui pilar pertama transformasi kesehatan mengenai layanan primer. Ini kita memperkuat layanan dasar kita,” ujarnya saat menghadiri Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Jawa Tengah di Solo, Rabu (29/3/2023).
Lebih lanjut, Kunta menjelaskan, Puskesmas dan Posyandu menjadi fasilitas kesehatan terdepan dalam melayani kesehatan masyarakat. Perlu dilakukan penguatan pelayanan kesehatan di fasilitas tersebut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan.
“Ini kita memperkuat layanan dasar kita. Kita punya Puskesmas, Posyandu, Pustu, Poskesde. Itu semua adalah sarana mengubah mindset masyarakat yang tadinya lebih memilih kuratif atau pengobatan menjadi promotif preventif,” jelasnya.