Liputan6.com, Jakarta - Usai diketahui warganet, kabar terkait Tupperware yang terancam bangkrut langsung ramai dibicarakan. Bagaimana tidak? Wadah penyimpan makanan asal Amerika Serikat ini begitu hits selama puluhan tahun.
Warganet pun mulai memprediksi apa penyebab Tupperware bangkrut. Salah satunya bisa jadi karena disumpahin oleh kaum millenial yang trauma karena diomelin emaknya saat menghilangkan Tupperware.
Baca Juga
"Tupperware bangkrut karena disumpahin sama kaum milenial yang trauma dimarahin emaknya," tulis seorang warganet mengutip cuitannya di Twitter, Kamis (13/4/2023).
Advertisement
Persoalan emak marah karena Tupperware hilang memang sudah tak asing. Entah sudah ada berapa banyak anak yang ketakutan sesaat dirinya menyadari Tupperware kesayangan milik emaknya hilang.
Pendapat Lain Soal Penyebab Tupperware Terancam Bangkrut
Ada pula warganet yang memberikan pendapat lainnya soal penyebab Tupperware terancam bangkrut. Mulai dari kualitasnya yang memang sangat bagus sehingga orang jarang membeli lagi hingga harganya yang termasuk mahal.
Apalagi Tupperware punya klaim garansi seumur hidup. Hal tersebutlah yang mungkin jadi penyebab Tupperware bangkrut lantaran membuat pelanggan jarang mau membeli ulang produk baru miliknya.
"Kalo opiniku Tupperware nyaris bangkrut karena emang kualitasnya sebagus itu. Garansi seumur hidup, jadi kalo pecah bisa ganti barang yang sama atau diganti dengan yang sejenis tapi baru," ujar warganet melalui akun @a***i.
Sementara pemilik akun @9***e menjabarkan tiga kemungkinan alasan penyebab Tupperware bangkrut:
- Tupperware mahal sehingga emak-emak begitu hati-hati saat memakainya
- Garansi seumur hidup kalau barangnya pecah
- Awet banget. Gara-gara emak-emak pakaianya hati, jadi, enggak beli lagi.Â
Â
Komentar Warganet karena Tupperware Terancam Bangkut
Tak berhenti pada ramainya prediksi warganet soal penyebab Tupperware bangkrut. Media sosial juga ramai dengan cuitan warganet saat nantinya Tupperware benar-benar bangkrut dan produknya menjadi sulit didapat.
"Kalau perusahaan Tupperware beneran bangkrut, makin-makinlah marah buibuk kalau ada goresan sedikit saja di benda tercintanya itu," ujar akun @r***h.
"Kalo Tupperware bener-bener bangkrut otomatis jadi barang rare, makin berharga saja itu barang di mata emak," kata akun @x***h yang ikut setuju.
Selain itu, ada warganet yang senang karena Tupperware bangkrut. Sebab, koleksi Tupperware milik ibunya bisa dijadikan dana pensiun nantinya jika dijual kembali dengan harga yang mahal.
"Ketika Tupperware bangkrut, berarti supply-nya udah enggak ada lagi. Barang-barang lama yang mahal-mahal itu bisa jadi dijual makin mahal. Mamakku punya koleksi selemari. Dana pensiunnya aman," tulis akun @d***j sambil tertawa.
Advertisement
Tak Rela Tupperware Bangkrut, Tak Bisa Ikut Marahi Anak
Komentar warganet soal Tupperware yang terancam bangkrut belum berhenti. Ada yang masih tak rela jika perusahaan ini harus tutup dan anak-anak di masa depan tidak bisa merasakan sensasi dimarahi orangtua karena menghilangkan Tupperware.
"@tupperwareID @tupperware jangan bangkrut dulu sebelum anak saya lahir, supaya mereka merasakan juga gimana rasanya dimarahin sama ibu karena Tupperware hilang atau ketinggalan di sekolah," ujar akun @r***9.
"Di masa depan anak-anak gak perlu takut lagi dimarahin emak karena ngilangin Tupperware (soalnya Tupperware bangkrut)," kata akun @t***r.
"Kalo Tupperware bangkrut nanti mamakku koleksi apa," sambung warganet lain.
Sekilas Soal Penyebab Tupperware Bangkrut
Mengutip laman Saham Liputan6.com, penyebab Tupperware terancam bangkrut sebenarnya lantaran perusahaan satu ini mencatat penjualan yang turun signifikan. Belakangan, saham Tupperware diketahui ikut anjlok
Alhasil, perusahaan Tupperware meragukan kemampuannya untuk terus melanjutkan usaha di masa mendatang.
Berdasarkan keterangan BBC, Tupperware mengaku sudah berusaha memposisikan ulang perusahaannya pada audiens yang lebih muda.
Namun, sayangnya, upaya itu gagal dan penurunan penjualan masih terjadi.
Seperti diketahui, Tupperware mengandalkan penjualan lewat agen selama ini. Mereka juga sempat menjual produknya lewat ritel di AS untuk menjangkau konsumen lebih luas. Tetapi lagi-lagi, upaya itu dianggap tidak berhasil untuk menjangkau konsumen.
Advertisement