Sukses

Kepala BKKBN: Bumil dengan Usia Kandungan Kurang dari 4 Bulan Sebaiknya Tidak Mudik

Kepala BKKBN menganjurkan bumil yang usia kandungannya kurang dari empat bulan menunda mudik

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang mudik Lebaran Idul Fitri 2023, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo menyarankan ibu hamil (bumil) dengan usia kandungan kurang dari empat bulan sebaiknya tidak pulang ke kampung halaman.

Hal ini disampaikan Hasto Wardoyo dalam acara 'Silaturahmi Program Gotong Royong pada Upaya Penurunan Stunting dan Penyerahan Bantuan Bapak/Bunda/Kakak Asuh Anak Stunting bagi Baduta dan Balita' di RPTRA Baung, Jakarta Selatan, pada Kamis, (13/4/2023).

"(Hamil) empat bulan itu pas batas (untuk mudik). Kurang dari empat bulan lebih baik di rumah saja," ujar pria yang juga dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan tersebut.

Bumil Usia Kandungan Kurang dari 4 Bulan Rawan Keguguran

Hasto, mengatakan, anjuran tersebut disampaikan lantaran keguguran rawan terjadi pada bumil dengan usia kehamilan tersebut.

Lebih lanjut, dikatakannya bahwa bumil dengan usia kehamilan lebih dari empat bulan boleh mudik. Namun, harus tetap dengan memperhatikan stamina tubuh.

"Lebih dari empat bulan boleh, tetapi jangan kecapekan," kata mantan Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta itu. 

Kenaikan Kasus Bumil Keguguran Saat Lebaran

Hasto mengungkap bahwa angka keguguran sering kali tinggi saat hari raya Idul Fitri.

"Saat kami jaga di rumah sakit, hamil pendarahan itu banyak pada Idul Fitri. Karena apa? Karena traveling, lama berada di perjalanan," katanya.

Ia juga bercerita, tak jarang kasus hamil sekitar tujuh bulan mengalami pecah ketuban saat mudik. Contohnya, ketika naik motor atau saat liburan dengan mendaki gunung.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sebelum Bumil Mudik, Orangtua Harus Pikirkan Jabang Bayi

Hasto mengingatkan para orangtua untuk tidak egois sebelum memutuskan mudik. Jangan sampai keegoisan orang dewasa malah membahayakan janin dalam perut. 

"Sebetulnya yang mau mudik itu orangtua, tetapi bayi yang ada di kandungan dikorbankan," katanya.

Ia juga menyarankan kepada keluarga wanita yang hamil untuk lebih memperhatikan kesehatan bumil. Sehingga tidak usah memaksa bumil untuk pulang kampung. 

"Tolonglah perhatikan perempuan yang hamil. Mudik itu terkadang hanya emosi (keinginan), anak dan istri hamil yang menerima penderitaannya," dia menambahkan.

Jika Bumil Mudik, Pertimbangan Transportasi

Tak hanya itu, Hasto mengingatkan bumil yang ingin mudik untuk mempertimbangkan transportasi yang digunakan.

"Jika memungkinkan, pakai (transportasi) yang lebih mahal sedikit, yang tidak melelahkan. Misalnya, saat hamil bisa naik pesawat asalkan sudah memenuhi syarat, daripada lewat jalan darat yang agak susah," ujarnya.

Lebih lanjut, Hasto, menambahkan, jika harus melalui jalur darat, menggunakan kereta api lebih aman daripada menaiki bus atau mobil pribadi.

3 dari 4 halaman

Bayi Tidak Kunjung Bergerak, Ciri Kekurangan Glukosa

Tak lupa, Hasto juga menyarankan bumil untuk memenuhi asupan nutrisi dengan karbohidrat cukup. 

“Karbohidrat (bumil) harus dipenuhi juga, pastikan gula cukup. Bayi yang kekurangan glukosa cirinya adalah tidak bergerak,” terangnya.

Menurutnya, bumil kerap kali merasa senang jika bayinya tak kunjung bergerak. Sebab, bumil biasanya menganggap bayi yang diam itu sedang tenang.

“Bayi yang tidak bergerak itu orangtuanya biasanya senang, wah ini bayinya diajak mudik anteng. Padahal, dia (bayi) stres. Jadi, gula harus tercukupkan,” ungkapnya lebih lanjut.

Selain itu, ia mengingatkan bumil untuk memiliki asupan protein yang cukup. 

“Saran saya, protein hewani itu penting sekali, dan hewan yang memiiki omega 3 tinggi adalah ikan, lalu juga makan telur, minum susu,” tambahnya.

4 dari 4 halaman

Hati-hati Anak Stunting, Mudah Terkena Penyakit Jantung

Di kesempatan yang sama, Hasto mengingatkan penting bagi orangtua untuk tetap menjaga nutrisi anak ketika sudah lahir. Hal ini demi mencegah stunting.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, dikutip dari laman Ditjen Yankes Kemenkes.

Salah satu dampak stunting adalah mudah terkena penyakit ketika usia dewasa, seperti penyakit jantung.

“Proses menua ketika ia berumur sekitar 45 tahun, mungkin akan banyak penyakit datang. Ada penyakit jantung, tekanan darahnya naik, stroke, misalnya. Itu lebih mungkin dibandingkan yang tidak stunting,” ia menerangkan.

Anak Stunting Juga Rawan Terkena Diabetes Melitus

Hasto mengungkap, anak stunting juga mudah terkena penyakit kencing manis alias diabetes melitus. Hal ini disebabkan metabolisme yang tidak optimal. Selain itu, anak stunting juga lebih cepat dan mudah mengalami tulang yang keropos. 

“Jadi, semua (penyakit) ini mendukung bahwa stunting itu memang rata-rata harapan hidupnya lebih pendek,” ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.