Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 kembali melaporkan data harian sebaran kasus konfirmasi per Minggu, 16 April 2023.
Hari ini, penambahan kasus positif COVID-19 masih terbilang tinggi yakni 904. Angka ini turut menambah akaumulasi kasus COVID Indonesia menjadi 6.757.445.
Baca Juga
Penambahan juga terjadi pada kasus meninggal sebanyak 7 orang sehingga akumulasinya menjadi 161.123. Di hari sebelumnya, yakni pada Sabtu 15 April 2023, akumulasi kasus meninggal sebanyak 161.110 jiwa.
Advertisement
Sedangkan, kasus sembuh bertambah 545 sehingga akumulasinya menjadi 6.587.281. Di hari sebelumnya, akumulasi kasus sembuh sebanyak 6.586.231.
Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia
Data juga menyampaikan bahwa kasus aktif hari ini jumlahnya sebanyak 9.041 setelah ada kenaikan sebanyak 352.
Laporan tersebut juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 10.926 dan suspek sebanyak 764.
Kenaikan kasus COVID sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Hal ini membuat Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama turut memberi perhatian.
Ia mencatat, beberapa hari terakhir kasus COVID-19 bergerak naik ke angka 300-an, 400, 500, lalu pernah 619 dan turun lagi ke 565 dan 494.
Pada 12 April, kasus hariannya nyaris 1.000. Angka kematian akibat Virus Corona harian juga sudah lama di bawah 10 dan bahkan di bawah 5 kematian, tetapi kembali menjadi dua digit yakni 14 kematian pada 13 April dan hari ini bertambah 7 kematian.
Tidak Perlu Panik
Menurut Tjandra, ada hal-hal yang dapat disampaikan dengan perkembangan angka ini.
“Pertama, kita tidak perlu menjadi panik karena memang pada dasarnya COVID-19 masih ada, dan bahkan pandemi belum dicabut,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis dikutip, Minggu (16/4/2023).
Tjandra melanjutkan, jika pun pandemi akan dicabut, maka virus penyebab penyakit masih akan tetap ada. COVID-19 masih akan ada, pasien juga masih akan ada dan bahkan yang meninggal karena COVID-19 juga masih akan ada, sama seperti kematian akibat penyakit menular lainnya.
“Hanya saja kalau sudah tidak pandemi maka angka kasus dan kematian akan terkontrol jauh lebih baik.”
Advertisement
Tetap Waspada
Tjandra menambahkan, meski masyarakat tidak perlu panik tetap saja kenaikan menjelang 1.000 kasus dan kematian dua digit ini tidak dapat dianggap bukan masalah sama sekali.
“Pemerintah tentu perlu dan mungkin juga sudah melakukan tiga upaya utama, analisa kenapa kasus meningkat, mencegah agar jangan jadi kenaikan tidak terkendali, dan mulai antisipasi kemungkinan kesiapan sarana kesehatan.”
Beberapa hal yang perlu dilakukan menurut Tjandra adalah peningkatan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) sehingga tahu persis pola varian yang ada di dalam negeri. Juga perlu dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) mendalam pada kasus-kasus yang ada, yang meningkat hampir seribu ini.
“Selain itu tentu cakupan vaksinasi booster (yang kini tidak terlalu banyak dibicarakan lagi) tetap harus terus ditingkatkan, baik bagi kelompok rentan dan juga masyarakat luas,” imbau Tjandra.
Munculnya COVID Arcturus
Naiknya kasus COVID-19 di Indonesia dibarengi dengan munculnya COVID-19 subvarian XBB.1.16 atau COVID Arcturus.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Siti Nadia Tarmizi, subvarian Omicron ini sudah ada dua kasus.
"Dua kasus (varian Arcturus),” kata Nadia melalui pesan teks pada Kamis, 13 April 2023.
Nadia menambahkan, penemuan kasus Arcturus di Indonesia terjadi pada akhir Maret 2023. Kini, keduanya sudah dinyatakan sembuh.
"Iya kasus akhir Maret ya, semua sudah sembuh saat ini," kata Nadia.
Mengingat munculnya COVID Arcturus dan naiknya kasus COVID, Nadia pun mengimbau masyarakat untuk menjalankan vaksinasi booster guna melindungi diri.
"Tentunya kita menghimbau masyarakat untuk booster untuk perlindungan diri, dan kalau ada gejala mau tes sehingga mau untuk isolasi," ujarnya.
Advertisement