Sukses

Kasus COVID-19 Merangkak Naik Jelang Lebaran Idul Fitri 2023, Jokowi: Kalau Flu dan Ketemu Lansia Pakai Masker

Jelang Lebaran Idul Fitri 2023, terlihat kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia. Jokowi meminta masyarakat menyikapi dengan tidak berlebihan tapi tetap melaksanakan protokol kesehatan di berbagai kesempatan.

Liputan6.com, Jakarta Jelang Lebaran Idul Fitri 2023 terlihat kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia. Terkait hal ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat tak perlu panik menghadapi kondisi ini.

"Saat ini penyebaran COVID-19 mulai agak meningkat, namun tidak perlu menyikapi secara berlebihan," kata Jokowi.

Salah satu upaya dalam menghadapi kenaikan kasus Corona dengan kembali menggunakan masker. Penggunaan masker perlu dilakukan bagi yang merasa sakit serta orang yang berisiko tinggi mengalami keparahan bila tertular virus Corona.

"Saya minta bagi mereka yang merasa flu atau demam agar menggunakan masker," kata Jokowi dalam pesan yang diunggah di Youtube Sekretariat Presiden pada Rabu (19/4/2023).

Lalu, bagi masyarakat dengan penyakit komorbid seperti diabetes, hipertensi, jantung serta masalah kesehatan lainnya untuk juga kembali menggunakan masker dalam kegiatan yang bertemu banyak orang.

Ketemu Lansia Pakai Masker

Kemudian, Lebaran Idul Fitri bakal jadi momen bertemu sanak saudara, termasuk mereka yang sudah lanjut usia, Jokowi menyarankan masyarakat memakai masker. Hal ini supaya tidak menularkan penyakit bila bertemu dengan mereka yang sudah tua.

"Jika bertemu dengan lansia, sebaiknya menggunakan masker," tegas Jokowi.

Selain penggunaan masker, Jokowi juga mengingatkan agar tetap menjaga kebersihan diri. Salah satunya dengan mencuci tangan setelah berkegiatan.

Mencuci tangan menggunakan sabun merupakan salah satu cara memutus rantai penularan penyakit. Bukan cuma COVID-19.

 

2 dari 4 halaman

Lengkapi Vaksinasi COVID-19

Di kesempatan yang sama, Jokowi juga meminta masyarakat untuk melengkapi dosis vaksinasi COVID-19. Pastikan sudah menerima vaksin COVID-19 dosis satu dan dua serta booster satu dan dua.

"Saya mengingatkan kembali pentingnya vaksinasi, baik vaksinasi pertama dan kedua, booster yang pertama dan kedua," kata Jokowi.

"Jangan merasa aman, kemudian tidak melengkapi vaksinasi yang sudah dianjurkan pemerintah," tegasnya.

Bika menilik data Kementerian Kesehatan pada 18 April 2023, vaksinasi COVID-19 masih terus ada penambahan.

  • Vaksinasi dosis pertama kemarin bertambah 964 orang. Maka akumulasinya adalah 203.829.886 dari target sasaran vaksinasi 234,6 juta.
  • Vaksinasi dosis kedua, bertambah 2.013. Maka akumulasinya menjadi 174.867.576.
  • Vaksinasi booster pertama bertambah 12.201, dengan akumulasi 68.718.953.
  • Vaksinasi booster kedua bertambah 6.681, dengan akumulasi 3.132.908.
3 dari 4 halaman

Kenaikan Kasus COVID-19 Sebulan Terakhir

Kasus COVID-19 Tanah Air memang tengah terjadi kenaikan. Kemarin, Selasa, 18 April 2023 terjadi penambahan kasus COVID-19 sebanyak 1.343.

Lalu, berdasarkan Analisis Data COVID-19 Indonesia yang diterbitkan Satgas per 16 April 2023, kasus positif dan kasus aktif mengalami kenaikan pada satu bulan terakhir.

Kasus positif naik lebih dari 2 kali lipat menjadi 904 kasus dari 373 kasus pada 16 Maret 2023. Selain itu, Kasus aktif naik lebih dari 2 kali lipat menjadi 9.041 kasus dari 3.666 kasus pada 16 Maret 2023.

Per 16 April 2023, Bed Occupancy Ratio (BOR) isolasi dan ICU di seluruh provinsi di bawah 20 persen. Meski begitu, angka keterpakaian tempat tidur RS Rujukan COVID-19 cenderung meningkat dan saat ini di angka 3,68 persen.

“Berita gembiranya, walau kasus naik tapi angka kematian belum melebihi batas standar WHO (organisasi kesehatan dunia),” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, Mohammad Syahril pada Senin, 17 April 2023 di Kantor Kemenkes Jakarta. 

Dengan kata lain, meski kasus COVID Indonesia naik tapi jumlah orang yang dirawat, keterisian tempat tidur, dan kematian tidak ikut naik.

Sejauh ini, kasus kematian masih di bawah satu per 100 ribu penduduk. Begitu pula kasus positif masih di bawah lima per 100 ribu penduduk. 

 

 

 

4 dari 4 halaman

Gegara Subvarian COVID Arcturus?

Hingga Senin, 17 April 2023, sudah ada tujuh kasus subvarian Arcturus di Indonesia. Seperti diketahui subvarian tersebut diduga jadi penyebab kenaikan kasus di berbagai negara termasuk India.

Namun, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa yang mendominasi masih Kraken.

“Yang lain itu masih Kraken, masih didominasi sama varian Kraken,” ujar Maxi.

Waspada Terhadap Arcturus

Meski begitu, Arcturus tetap perlu diwaspadai karena tingkat kemampuan penularannya 1,5 lebih tinggi dari Kraken.

“Memang harus kita waspadai Arcturus itu karena penularannya 1,5 kali daripada Kraken,” ujar Maxi.