Sukses

3 Tips Jaga Berat Badan Tetap Stabil usai Lebaran

Dokter spesialis gizi klinik Eka Hospital BSD Oki Yonatan membagikan tiga tips menjaga berat badan tetap stabil setelah Lebaran.

Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis gizi klinik Eka Hospital BSD Oki Yonatan membagikan tiga tips menjaga berat badan tetap stabil setelah Lebaran.

Tiga tips itu meliputi:

  • Makan secara perlahan dan minum air sebelum makan
  • Perbanyak aktivitas fisik
  • Jaga asupan kalori.

Makan Perlahan dan Minum Sebelum Makan

Menurut Oki, hal sepele yang sering dilewatkan banyak orang dalam mengonsumsi makanan termasuk menu Lebaran yaitu porsi yang berlebih dan makan secara cepat.

“Konsumsi makanan dengan terburu-buru akan meningkatkan rasa lapar sehingga menyebabkan lebih banyak makanan yang dikonsumsi. Sebelum makan, cobalah untuk minum air mineral segelas penuh, lalu makan lebih pelan,” kata Oki dalam keterangan pers dikutip Jumat (21/4/2023).

Perbanyak Aktivitas Fisik

Setelah cara makan dan minumnya benar, langkah berikutnya adalah memperbanyak aktivitas fisik.

Pasalnya, aktivitas fisik adalah satu-satunya cara membakar kalori berlebih. Dengan beraktivitas fisik selama 30 menit sehari, maka kalori yang dapat terbakar sekitar 75 hingga 100 kalori.

“Aktivitas fisik tidak harus dilakukan dengan berolahraga, melainkan bisa juga membersihkan rumah ataupun pergi berjalan-jalan di luar untuk menjaga kestabilan hormon dalam tubuh,” kata Oki.

“Kelebihan kalori dalam tubuh jika tidak habis terbakar akan menjadi timbunan lemak dan berat badan akan melonjak naik,” tambahnya.

2 dari 4 halaman

Jaga Asupan Kalori

Tips ketiga yakni menjaga asupan kalori. Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) di Indonesia tahun 2013, orang dewasa di usia 19-29 tahun membutuhkan energi rata-rata sebanyak 2.250 kal (perempuan) dan 2.725 kal (laki-laki).

Sementara usia 30-49 tahun membutuhkan energi rata-rata sebanyak 2.150 kal (perempuan) dan 2.625 kal (laki-laki).

Angka tersebut merupakan kebutuhan dalam satu hari yang seharusnya terbagi dalam tiga kali makan berat dan dua kali makan ringan.

3 dari 4 halaman

Pemicu Kenaikan Berat Badan

Oki juga menjelaskan bahwa salah satu pemicu naiknya berat badan adalah asupan makan yang tidak dikontrol saat dan setelah Lebaran.

Berbagai menu Lebaran yang menggiurkan membuat nafsu makan naik sehingga konsumsi pun tidak dibatasi. Belum lagi, momen makan bersama dengan keluarga besar secara door to door juga menjadi ajang yang sulit dilewatkan.

Bahkan, makanan Lebaran berlemak dan bersantan ini bisa tersisa hingga beberapa hari setelah Lebaran. Makanan yang dihangatkan beberapa kali pun masih dikonsumsi padahal tidak baik untuk tubuh dan bisa meningkatkan berat badan.

“Hal ini menjadi salah satu pemicu kenaikan berat badan pasca Lebaran dan menimbulkan obesitas,” kata Oki.

4 dari 4 halaman

Akibat Obesitas

Menurut Oki, obesitas tak hanya sebatas naiknya berat badan, tapi juga bisa memicu penyakit lainnya.

“Obesitas pada seseorang dapat berakibat munculnya penyakit seperti kolesterol, diabetes, darah tinggi, pembentukan batu empedu, sleep apnea (henti napas saat tidur), perburukan asma, hingga gangguan menstruasi atau infertilitas,” papar Oki.

Obesitas terbagi menjadi 2 kelompok yakni Obesitas tipe Android (Sentral), dalam hal ini banyak dialami pria dan berisiko menyebabkan penyakit jantung koroner, diabetes, dan stroke.

Ada pula kelompok Obesitas tipe Ginoid, ini merupakan tipe yang banyak dialami wanita terutama yang telah memasuki masa menopause.

“Untuk mengetahui apakah kita mengalami obesitas atau tidak, kita dapat memeriksakan diri pada dokter atau mengukur dengan Body Mass Index (BMI) melalui rumus BMI, yakni Berat Badan (kg) : tinggi badan (m)2.”

“Contohnya, seseorang dengan berat badan 60 kg dan tinggi 160 cm (1,6 m), maka cara menghitung BMI-nya adalah = 60 : (1,6)2 = 23,44,” terang Oki.