Sukses

Awas, Stres Bisa Pengaruhi Usia Biologis dan Sebabkan Penuaan

Sebuah studi terbaru meneliti bagaimana stres ekstrem dapat berpengaruh terhadap penuaan. Para peneliti melihat bagaimana faktor ini dapat membuat usia biologis seseorang bertambah dengan sangat cepat, serta kemungkinan pembalikannya.

Liputan6.com, Jakarta - Semua orang ingin awet muda. Guna mewujudkannya, perlu untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, banyak minum air, serta mencegah stres.

Hal di atas penting untuk dilakukan karena meski umur Anda menua, usia biologis akan lebih muda bila organ tubuh terjaga kesehatannya.

Usia biologis seseorang yang mencerminkan penurunan fungsi dalam sel dan jaringan, tidak terus bertambah layaknya usia kronologis. Sebaliknya, penelitian baru menunjukkan bahwa penuaan biologis dapat bergulir lebih cepat saat stres dan kemudian melambat setelah peristiwa tersebut berakhir.

Dengan kata lain, ada penanda biologis terukur terkait dengan perubahan fungsi sel yang berhubungan dengan usia, dan penanda ini dapat muncul pada saat stres sebelum kemudian menghilang selama masa pemulihan.

Para ilmuwan sudah tahu bahwa hubungan usia biologis dengan usia kronologis agak fleksibel. Namun, sekarang, para peneliti mengatakan mereka telah menemukan kemungkinan pembalikan usia biologis.

Usia biologis jauh lebih dinamis daripada yang diperkirakan orang sebelumnya, ujar Jesse Poganik, seorang peneliti dan ahli biologi kimia di Harvard Medical School yang memimpin penelitian baru ini kepada Live Science.

"Anda dapat mengalami peristiwa stres yang sangat parah ini, yang memicu peningkatan usia biologis, tetapi mungkin hanya untuk beberapa saat, jika rentang stres tidak lama, maka usia dapat dipulihkan," ujarnya mengenai hubungan stres dan penuaan

 

 

 

2 dari 4 halaman

Penelitian

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Jumat, 21 April lalu dalam jurnal Cell Metabolism, para peneliti menganalisis efek stres fisiologis jangka pendek tapi ekstrem pada usia biologis tikus dan manusia.

Para peneliti menggunakan apa yang dikenal sebagai jam metilasi DNA guna mengukur modifikasi epigenetik dalam struktur DNA yang berkaitan erat dengan penuaan.

Metilasi DNA mengacu pada proses di mana molekul kecil, yang disebut gugus metil, ditambahkan ke permukaan molekul DNA dan membantu mengontrol bagaimana dan kapan gen tertentu dapat dihidupkan atau dimatikan.

Adapun bukti menunjukkan bahwa pola metilasi DNA berubah sepanjang usia dan mencerminkan penuaan biologis.

Meski perubahan epigenetik—yaitu bagaimana perilaku dan lingkungan dapat menyebabkan perubahan yang memengaruhi cara kerja gen Anda—berkaitan dengan penuaan para peneliti tidak secara langsung menguji apa dampak perubahan ini terhadap fungsi seluler dalam penelitian yang dilakukannya.

Pertama-tama, para peneliti menguji fleksibilitas usia biologis pada tikus.

 

3 dari 4 halaman

Hasil Penelitian

Para peneliti menggabungkan tikus muda dan tua menjadi satu sehingga aliran darahnya menyatu selama tiga bulan, yang menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam usia biologis tikus muda.

Setelah memisahkan tikus selama dua bulan, para peneliti menemukan bahwa peningkatan usia tikus berubah.

Selanjutnya, para peneliti menyelidiki pergeseran usia biologis orang-orang yang menjalani operasi besar, melahirkan atau menerima perawatan intensif untuk infeksi COVID-19 yang parah.

Sampel darah pasien lebih tua yang menjalani operasi darurat menunjukkan lonjakan usia biologis dalam waktu 24 jam setelah operasi berlangsung, tetapi turun kembali ke tingkat pra-operasi setelah satu hingga dua minggu.

Kendati demikian, usia biologis pasien COVID-19 yang selamat dari infeksi tidak pulih begitu cepat. Sementara wanita kembali ke usia biologis pra-COVID-nya dalam waktu dua minggu, pria tampaknya tidak pulih.

Ini berarti bahwa, dari perspektif usia biologis, kerangka waktu untuk pemulihan bergantung pada jenis kelamin dan stres yang dialami.

 

4 dari 4 halaman

Dampak Fluktuasi Usia Biologis terhadap Penuaan

Selanjutnya, berdasarkan sampel darah, para peneliti mendeteksi puncak usia biologis ibu hamil ada di sekitar waktu bayi lahir, sebelum kemudian kembali ke level sebelumnya sekitar enam minggu pascapersalinan.

Meski penelitian ini tidak membuat kesimpulan tentang efek dari fluktuasi usia biologis ini pada penuaan, seseorang yang tidak dapat pulih dari peristiwa stres dapat menua lebih cepat, kata Poganik.

Selain itu, fluktuasi usia biologis yang menurut para peneliti terlihat jelas dalam situasi fisiologis yang melelahkan ini, tidak timbul akibat stres sehari-hari.

Melalui penelitian ini, dapat diketahui bahwa penuaan tidak terjadi karena bertambahnya usia kronologis saja. Stres yang timbul dapat memengaruhi usia biologis seseorang sehingga menyebabkan penuaan dini.

Selain itu, sering kurang tidur juga bisa membuat usia sel-sel tubuh Anda lebih tua daripada usia yang sebenarnya. Oleh karena itu, dapatkan tidur yang cukup setiap hari guna menjaga kesehatan sel-sel tubuh Anda.

 

(Adelina Wahyu Martanti)