Sukses

Anak Rewel Pasca Imunisasi, IDAI: Cuma Sebagian Kecil

Banyak orangtua yang menolak anaknya diimunisasi dengan alasan sang buah hati akan rewel setelah imunisasi. Ternyata, hanya sebagian kecil yang mengalami ini.

Liputan6.com, Jakarta - Imunisasi merupakan perlindungan penting bagi anak untuk merangsang kekebalan spesifik dan mencegah berbagai risiko penyakit. Diperlukan imunisasi lengkap untuk perlindungan lengkap pada anak.

Sayangnya, banyak orangtua yang menolak anaknya diimunisasi dengan alasan sang buah hati akan rewel setelah imunisasi.

Terkait hal ini, dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang anak dan anggota satgas imunisasi IDAI, Soedjatmiko, memberikan tanggapan.

Soedjatmiko mengungkap bahwa hanya sedikit anak rewel setelah diimunisasi Oleh karena itu, ini tak bisa menjadi alasan untuk menolak anak diimunisasi.

“Yang rewel hanya sedikit, bisa ditanyakan ke ibu-ibu yang anaknya sudah suntik ganda,” jelas Soedjatmiko pada Talk Show Radio Kesehatan: Pentingnya untuk Melengkapi Imunisasi Anak pada Rabu (3/5/2023).

Dia menjelaskan bahwa hanya 2,5% hingga 5% anak yang rewel pasca imunisasi. Yang perlu diperhatikan adalah teknik penyuntikannya.

“Asal teknik penyuntikannya benar, anak pasti nggak akan rewel,” jelasnya.

Soedjatmiko menyarankan untuk menempatkan anak di pelukkan ibu saat diimunisasi. Selain itu, cobalah untuk mengajak anak untuk mengobrol. Ini dapat membantu anak merasa lebih tenang. 

“Baiknya sambil dipeluk ibu, sambil diajak ngobrol atau minum asi. Jangan diletakkan di kasur atau kursi begitu saja,” kata pendidikan ilmu Kedokteran Umum dari Universitas Indonesia itu.

2 dari 4 halaman

Banyak Orangtua yang Tak Mengerti Tujuan Imunisasi

Soedjatmiko mengungkap bahwa fakta di lapangan menunjukkan masih banyak orangtua yang tak mau anaknya diimunisasi.

Menurut Soedjatmiko, ini terjadi karena banyak orangtua yang tidak mengerti tujuan utama dari imunisasi. Mereka masih berpikir bahwa imunisasi hanya sebatas agar anak sehat.

“Mereka nggak tahu bahwa penyakit itu berbahaya sekali. Polio bisa bikin lumpuh, radang paru bisa bikin kematian, diare bisa bikin meninggal. Itu nggak sampai kepada orangtua sehingga mereka lebih fokus kepada efek pasca imunisasi tadi,” jelasnya.

Padahal, imunisasi bisa melindungi bayi atau balita agar tidak sakit berat kalau menderita sakit. Itu merupakan tujuan utama dari imunisasi.

3 dari 4 halaman

Diperlukan Imunisasi Sejak Lahir hingga pada Usia Sekolah

Imunisasi diperlukan sejak bayi baru lahir sampai anak sampai anak berada di tahap sekolah dasar.

Menurut Soedjatmiko, tak sedikit orangtua yang melewatkan imunisasi saat anak berada di tahap sekolah.

Banyak yang berpikir bahwa imunisasi saat anak bayi atau balita sudah cukup. Padahal, kekebalan tubuh anak akan kembali menurun pada usia sekolah, sehingga masih dibutuhkan imunisasi.

“Tetap perlu imunisasi karena kekebalannya akan menurun lagi pada usia sekolah. Meski saat bayi sudah lengkap, kalau mau lebih lengkap lagi maka saat SD juga harus dapat imunisasi,” jelasnya.

4 dari 4 halaman

Kejar dan Lengkapi Imunisasi yang Tak Lengkap

Bagi anak yang imunisasinya tidak lengkap atau terlewat, Soedjatmiko mengimbau untuk segera lengkapi dan kejar imunisasi.

“Yang imunisasinya tidak lengkap, segera datang ke posyandu atau puskesmas. Kalau memang ada yang terlewat, lakukan 2 hingga 3 imunisasi sekaligus setiap datang supaya yang ketinggalan tadi bisa terkejar,” kata Soedjatmiko.

Tak perlu khawatir, Soedjatmiko mengatakan bahwa imunisasi ganda sudah terjamin keamanannya. Dengan begitu, tidak ada imunisasi yang terlewat dan imunisasi akan lebih cepat terlengkapi. 

“Segera kejar kekurangan imunisasi. Datang ke dokter terdekat, minta dilengkapi,” Soedjatmiko menambahkan.