Liputan6.com, Jakarta Tren COVID Indonesia yang sedang naik lagi disinyalir karena adanya persebaran varian Arcturus.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia per 2 Mei 2023, terdapat 23 sekuens varian Arcturus atau disebut dengan XBB.1.16 yang telah menyebar di Tanah Air.
Baca Juga
Peningkatan kasus COVID karena varian Arcturus ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono. Hal ini juga melihat peningkatan angka positivity rate COVID pasca libur Lebaran 2023 yang baru saja selesai.
Advertisement
Walaupun ada kenaikan positivity rate, angka tersebut masih jauh di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Positivity rate makin lama, makin meningkat. Di tempat kita saat ini, positivity rate pekan terakhir itu 10,44 persen, tetapi transmisi komunitas masih jauh di bawah standar WHO di level 1," papar Dante saat diskusi 'Menghadapi Tantangan Kenaikan Kasus COVID-19 Pasca Mudik Lebaran' pada Rabu, 3 Mei 2023.
Tren Kasus COVID-19 Naik karena Varian Baru
Dari data yang dihimpun Kemenkes, Dante menyebut peningkatan kasus COVID di Indonesia terlihat mulai 29 April 2023. Ini juga karena varian baru, salah satunya kemunculan subvarian Omicron Arcturus.
"Kita lihat di sini bahwa sampai 29 April, tren kasus naik mulai lagi. Kemudian kasus mingguannya juga mulai naik lagi," jelasnya.
"Ini mungkin disebabkan karena terdapatnya varian baru tersebut, ada XBB.1.16 atau COVID Arcturus yang peningkatan kira-kira beberapa hari yang lalu."
Keparahan COVID Arcturus Tidak Separah Delta
Apabila melihat 30 hari terakhir, Dante Saksono Harbuwono menekankan, angka kasus harian tertinggi menembus 2.000 kasus. Angka tersebut tercatat pada 29 April 2023, lebih tepatnya 2.074 kasus.
Dari sisi kematian, Dante sebut, tidak terlalu tinggi lantaran tingkat keparahan Arcturus tidak separah Delta.
"Kalau melihat 30 hari terakhir, kasus mulai meningkat dan menembus angka 2.000. Kematian mingguan untungnya tidak terlalu tinggi karena keparahan penyakit yang disebabkan oleh Arcturus ini tidak separah yang disebabkan oleh Delta," jelas Dante.
Harus Pemeriksaan untuk Identifikasi Varian Arcturus
Masih adanya infeksi COVID, menurut Wamenkes Dante, masyarakat juga perlu waspada. Sebab, orang yang sudah booster pun bisa tetap terinfeksi COVID.
Sebagai upaya pencegahan, masyarakat perlu melakukan pemeriksaan jika mengalami gejala COVID.
"Untuk vaksinasi, beberapa di antaranya 21 persen sudah booster tetap bisa kena. Tapi yang belum divaksinasi jauh lebih besar terkena dibandingkan yang sudah divaksinasi," imbuhnya.
"Begitu pula komorbid yang menunjukkan gejala-gejala flu like syndrome seperti gejala flu dan batuk-batuk harus dilakukan pemeriksaan secara preventif untuk identifikasi XBB.1.16 atau varian Arcturus."
Advertisement
Muncul Prediksi Puncak Kasus di Atas 4 Ribu per Hari
Terkait peningkatan kasus COVID usai libur Lebaran Idul Fitri, muncul prediksi estimasi puncak kasus di atas 4.000 per hari. Prediksi ini disebutkan merujuk informasi dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Maxi Rein Rondonuwu.
Saat dikonfirmasi Health Liputan6.com, Maxi menegaskan bahwa data prediksi kasus COVID-19 tersebut bukanlah data yang diberikan olehnya.
Kemenkes tidak pernah memberikan data terkait estimasi puncak kasus seperti yang disebutkan.
"Maaf, saya tidak pernah memberi data seperti itu," tegas Maxi melalui pesan singkat pada Selasa, 2 Mei 2023.
Kemenkes Belum Keluarkan Angka Estimasi Puncak Kasus COVID-19
Senada dengan Maxi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi juga menyebut pihaknya belum mengeluarkan estimasi angka puncak kasus COVID-19.
"Kami belum ada estimasi sepertinya," kata Nadia saat dikonfirmasi pada hari yang sama.
Adapun narasi yang beredar ikut menyebut, bahwa estimasi total kasus baru COVID-19 sampai dengan 1 Juli 2023 di kisaran 35.000 kasus. Selain itu, kemunculan varian baru Arcturus atau subvarian XBB.1.16 menentukan bagaimana perkembangan kasus harian usai libur lebaran.
Kami mengestimasi puncak kasus berada di angka 4.000-6.000 kasus per hari dengan estimasi total kasus baru sampai dengan 1 Juli 2023 ada di kisaran 35 ribu kasus baru, demikian narasi yang beredar.
Tentu hal ini bergantung pada hasil penilaian tentang keparahan (severity) dan tingkat transmisi dari varian baru XBB.1.5 dan XBB.1.16 yang sampai saat ini masih dalam pengkajian oleh WHO.
Kasus Harian COVID Meningkat
Dari data Kemenkes RI memang terjadi peningkatan kasus harian COVID-19. Merujuk data Kemenkes per 29 April 2023, kasus harian dilaporkan bertambah sebanyak 2.074 orang. Tertinggi sejak 10 bulan terakhir.
Kenaikan kasus ini dipengaruhi oleh positivity rate yang meningkat menjadi 14,76 persen. Sementara untuk tingkat keterisian Rumah Sakit atau Bed Occupancy Ratio (BOR) juga naik jadi 7,47 persen.
Kasus meninggal juga dilaporkan meningkat sejak awal April. Kenaikan paling signifikan terjadi pada 28 April 2023 dengan 37 kematian. Kemudian pada 29 April 2023 menurun dengan 14 kematian.
Disiplin Protokol Kesehatan
Menyusul peningkatan ini, Juru Bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril mengimbau masyarakat untuk lebih hati-hati dan waspada terhadap ancaman penularan COVID-19.
Upaya pencegahan paling efektif yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan utamanya memakai masker saat sakit dan saat berada di kerumunan.
“Kuncinya protokol kesehatan, dengan disiplin menerapkan panduan tersebut diharapkan dapat meminimalisir risiko penularan COVID-19, terutama di tempat-tempat yang tingkat kerumunannya tinggi,” lanjut Mohammad Syahril dalam pernyataan resmi, Selasa (2/5/2023).
Advertisement